The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Tembak di Tempat Warga yang tidak Serahkan Senjata


Media Indonesia, Rabu, 27 Februari 2002

Tembak di Tempat Warga yang tidak Serahkan Senjata

AMBON (Media): Panglima Komando Pelaksana Operasi (Pangkolaops) Wilayah Maluku dan Maluku Utara (Malut) Brigjen Mustopo menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan tembak di tempat terhadap warga sipil yang menggunakan senjata api organik pasca-Kesepakatan Malino II.

"Kalau ada warga terlihat membawa senjata api, akan kami kejar. Kalau tidak mau menyerahkan, akan ditembak di tempat," kata Mustopo yang juga Pangdam XVI/Pattimura, kepada Media di Ambon, kemarin.

Menurutnya, tindakan itu akan dilakukan jika pada batas akhir 31 Maret nanti senjata api belum juga diserahkan kepada aparat keamanan. Untuk itu, Pangkolaops mengimbau seluruh warga di Maluku menyerahkan senjata mereka.

"Tindakan represif itu tidak akan dilakukan jika pendekatan persuasif bisa tercapai dan masyarakat mau mengikutinya. Sekarang kami baru mengimbau. Nanti kalau sudah lewat batas waktu, aparat akan menggeledah setiap rumah. Saya tidak mau lagi ada pertumbuhan darah di Maluku. Sudah banyak nyawa melayang," tegasnya.

Hal senada dikemukakan Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar. Menurut Kapolri, perlucutan senjata api terhadap orang-orang yang tidak berhak menguasai terus dilakukan di berbagai wilayah Maluku. "Perlucutan senjata api sudah memasuki bulan pertama dan akan terus dilakukan hingga dua bulan mendatang," tandasnya di Denpasar, kemarin.

Menurut Mustopo, untuk mengambil senjata api dari masyarakat, pihaknya sudah memiliki beberapa konsep dan strategi. Namun, dia tidak bersedia menjelaskan secara rinci. "Yang jelas, kalau cara persuasif tidak berhasil, akan dilakukan tindakan tegas," ujarnya serius.

Mustopo mengakui keengganan warga menyerahkan senjata selama ini berkaitan dengan keamanan diri mereka. Sebab, menurut mereka, bila terjadi konflik lagi, mereka bisa celaka diserang lawan.

Pangdam XVI/Pattimura juga mengemukakan, 14 hari pasca-Kesepakatan Malino II sudah ada tujuh pucuk senjata api organik jenis FN, pistol, dan M-16 diserahkan warga Kota Ambon kepada petugas.

"Mereka datang menyerahkan sendiri secara sukarela kepada saya. Dua pucuk senjata diserahkan sebelum Kesepakatan Malino II dan empat senjata lagi diserahkan setelah Malino II," kata Mustopo.

Menurut Mustopo, hingga kini sekitar 257 senjata organik dari berbagai jenis dan sekitar tiga ribu senjata rakitan masih dipegang warga sipil. Dari jumlah itu, sebagian berada di Kota Ambon, Pulau Lease. Sebagian kecil lainnya di Pulau Buru dan Pulau Seram.

Ditanya tentang adanya kemungkinan penyelundupan senjata dari luar, Mustopo tidak menampik. "Saya rasa itu memang ada. Namun, harus dibuktikan dahulu secara jelas."

Pangkolaops juga menenggarai, pasca-Kesepakatan Malino II masih ada sejumlah kelompok yang tidak mendukung. Antara lain, karena alasan politik. Kemudian kelompok yang kerap menggunakan kekacauan ala premanisme, kelompok oknum aparat yang melakukan desersi, dan kelompok yang menikmati keuntungan ekonomi akibat konflik. "Mereka itulah yang turut bermain memanaskan keadaan," ungkapnya.

Pantauan Media di Maluku menunjukkan suasana kondusif mulai terasa di hampir setiap pelosok Kota Ambon maupun wilayah lainnya di Maluku. Namun, aparat keamanan masih terus berjaga-jaga di setiap perbatasan dua komunitas yang berseteru. (Bhm/HJ/X-5)

Copyright © 1999-2001 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044