Media Indonesia, Senin, 28 Januari 2002
Ledakan Bom Terdengar Lagi di Ambon
AMBON (Media): Ledakan bom disertai tembakan senjata terdengar lagi di kawasan
perbatasan antara Kebun Cengkeh-Karang Panjang, Sabtu malam (26/1), hingga
Minggu dini hari (27/1).
Ledakan bom serta rentetan tembakan berbagai senjata itu mulai terdengar sekitar
pukul 23.45 WIT, sehingga membuat warga sekitar lokasi terbangun dan panik,
karena khawatir terjadi aksi penyerangan.
Sebelumnya sekitar pukul 22.00 WIT, juga terdengar beberapa kali ledakan bom di
sejumlah kawasan, di antaranya perbatasan Batumerah-Mardika, Karang Panjang,
Kebun Cengkeh, dan Ahuru.
Namun, sejauh ini belum diketahui penyebab ledakan bom dan rentetan tembakan itu.
Apakah karena aksi penyerangan atau hanya ulah segelintir orang untuk
mengacaukan situasi dan kondisi keamanan yang mulai kondusif sejak tiga bulan
terakhir.
Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku (PDSDM) Saleh Latuconsina, Pangdam
XVI/Pattimura Brigjen Mustopo, maupun Kapolda Maluku Brigjen Sunarko Danu
Ardanto yang dihubungi belum bisa dikonfirmasi.
Sementara itu, sejumlah warga menyatakan penyesalan dan kekecewaan atas
insiden tersebut. Apalagi, ujar mereka, pemerintah pusat yang dipimpin Menko
Polkam Susilo Bambang Yodhoyono dan Menko Kesra
Jusuf Kalla baru berkunjung ke Ambon guna membicarakan strategi penyelesaian
konflik yang telah berlangsung tiga tahun terakhir itu.
''Ini berarti ada upaya untuk menggagalkan pertemuan yang dilakukan antara Menko
Polkam, Menko Kesra, pimpinan daerah, serta para tokoh agama kedua komunitas
yang tujuannya menyelesaikan konflik bernaunsa SARA itu,'' ujar mereka.
Warga berharap aparat keamanan yang bertugas memulihkan situasi dan kondisi
dapat bertindak tegas dan terukur terhadap kelompok-kelompok yang mencoba
mengacaukan situasi. Dengan demikian, penyelesaian konflik segera dapat
dilakukan.
Sementara itu, masyarakat di Ambon juga mendesak pemerintah pusat untuk segera
mengklarifikasi tentang keterlibatan organisasi sempalan Republik Maluku Selatan
(RMS) sebagai dalang konflik bernuansa SARA di Maluku seperti yang dituding
selama ini.
''Kami telah meminta perhatian pemerintah pusat untuk segera atas nama negara
melakukan klarifikasi tentang benar tidaknya keterlibatan RMS dalam konflik Maluku,''
ujar salah seorang tokoh pemuda John Ruhulessin di Ambon, kemarin. (HJ/Ant/N-3)
Copyright © 1999-2001 Media Indonesia. All rights reserved.
|