SURYA Online, Selasa, 05 Pebruari 2002
Pertemuan Malino II dialihkan ke Mataram
Makassar: Pertemuan untuk perdamaian Maluku yang direncanakan dilaksanakan di
Malino pada minggu kedua Februari 2002 ini, kemungkinan akan dipindahkan
lokasinya. "Kalau di Malino tidak jadi, maka kemungkinan saja pertemuan itu
dipindahkan ke Mataram," kata Deputi II Menko Kesra dr Farid Husain di Jakarta
ketika dihubungi
Surya dari Makassar, Senin (4/2). Menurutnya, untuk memastikan lokasi pertemuan
berikut tanggal pelaksanaannya, Menko Kesra HM Jusuf Kalla selaku mediator
pemerintah pusat dijadwalkan akan ke Ambon lagi pada Selasa (5/2). Kunjungan
kedua kali dalam waktu sepuluh hari terakhir ini bertujuan mengevaluasi hasil
pertemuan informal yang dilaksanakan secara terpisah dengan kelompok Muslim dan
Kristen di Makassar pekan lalu.
"Sosialisasi hasil pertemuan informal kepada masing-masing kelompok bertikai di
Maluku sangat menentukan bagi tindak lanjut pertemuan berikutnya. Karena itu pihak
mediator ingin mengetahui sampai seberapa jauh hasil pertemuan itu dapat dipahami
masyarakat dalam rangka penghentian konflik," ujar Farid.
Ia tidak dapat memastikan untuk berapa lama Menko Kesra Jusuf Kalla akan berada
di Ambon kali ini. Ketika kunjungan sebelumnya, mediator pemerintah pusat itu harus
menghabiskan waktu dua hari untuk bertemu dan berbicara dengan masing-masing
kelompok bertikai.
Farid mengakui waktu dua hari di Ambon benar-benar menguras perhatian karena
sangat banyak masalah yang harus menjadi fokus perhatian penanganan pihak
mediator sebelum berhasil mengajak kedua kelompok untuk duduk berunding.
Meski ia menjelaskan beberapa masalah yang cukup pelik pemecahannya, namun
Farid minta untuk tidak dipublikasikan. "Masalah-masalah pelik itu menyangkut
beberapa perbedaan pandangan yang tidak perlu dibesar-besarkan. Sekarang ini
bagaimana memperkecil perbedaan yang ada," tuturnya.
Berdasarkan hasil pertemuan informal Makassar beberapa waktu lalu, diketahui
beberapa masalah mendasar yang masih menjadi bahan perdebatan masing-masing
kelompok bertikai adalah mengenai pengembalian pengungsi ke tempat semula
mereka berasal, penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap pelaku pemicu
kerusuhan, pengembalian hak milik setiap orang yang dikuasai orang lain secara
tidak sah, penarikan semua senjata dari tangan pihak-pihak yang tidak berhak, serta
rehabilitasi kehidupan ekonomi sosial masyarakat.
Sementara itu laporan dari Ambon kepada pihak mediator menyebutkan, Gubernur
Maluku Saleh Latuconsina dalam dua hari terakhir ini melakukan pertemuan tertutup
secara terpisah dengan tokoh Muslim dan Kristen di Gubernuran Manggadua, Ambon.
Pertemuan itu untuk mengetahui sikap terakhir masing-masing kelompok dalam
menyambut tawaran pihak mediator pemerintah pusat. Disebutkan, kedua kelompok
pada pokoknya menerima tawaran untuk duduk semeja merundingan perdamaian
Maluku. Namun demikian diantara kelompok itu ada yang menginginkan pelaksanaan
perundingan dilakukan di salah satu tempat di Maluku saja. Sementara kelompok lain
dengan tegas menolak Malino dan menginginkan pertemuan dilakukan di wilayah
yang lebih netral lagi. (cmp)
|