SUSAH MENJADI MANUSIA*

Selasa pagi, Jam 00.21 WIB                20 Maret 2001

Kawah Candra Dimoeka

LS 159, Djokjakarta

Kubuatkan secarik surat, untukmu Calistaku,...

Sayang,...sedang apakah kamu disana ?

Aku disini merindukanmu dan ingin menghabiskan malam ini bersamamu. Pagi yang dingin ini kulewatkan untuk menulis surat untukmu, suratyang ditulis oleh kekasih yang merasa kespian, kedinginan tercampur rasa kantuk yang menyerang tak tertahankan...

Wahai Calista-ku...?

Jendela kamar ini kubiarkan terbuka agar udara yang dingin ini merasuki semua ruang, semua celah, semua lobang yang ada di kamar ini, tak terkecuali lobang telingaku, lobang hidungku, dan lobang kentut-ku..,kubiarkan dingin ini terus menusuk tulang biar kurasakan arti sebuah malam yang menjelang pagi dan semakin kurasakan rasa ingin akan kehangatan tubuh-mu.

Suara radio sayup-sayup terdengar di telinga ini, dibawa masuk oleh si udara dingin . Ingin rasanya aku bunyikan radio keras-keras, dan aku menari dengannya. Tapi aku masih punya rasa kasihan  kepada tetanggaku, yang entah apakah mereka juga menaruh kasihan padaku, yang mungkin telah  terlelap, atau malah masih bercinta, menghabiskan malam bersama...

Wahai Calista-ku...

Entah mengapa pikiranku makin kacau, hati dan otakku terasa makin susah untuk digunakan, aku semakin picik untuk merasa, aku semakin sensitif untuk berpikir. Apa gerangan yang terjadi padaku, Calista ?

Diriku terlalu cepat untuk tersinggung dan selalu menaruh curiga pada semua wanita dan sebagian perempuan. Dan diriku ingin menghabisi para pria yang sok jagoan, sok perkasa, yang selalu memamerkan secuil kelebihan mereka untuk menyelimuti segudang kelemahannya.

Calista-ku,...mengapa aku menjadi pembenci..?

Aku merasa terlalu banyak menaruh curiga kepada sebagian orang, termasuk dirimu, Calistaku...Ingin sekali rasanya aku berbuat seuatu, yang mungkin punya makna bagi semua orang dan menyadarkan diriku, bahwa diriku ada diantara mereka.

Aku tersadar..semakin jauh aku ingin menjadi manusia luar biasa, semakin kudekati bahwa aku manusia biasa.

Calistaku...? Apakah kamu masih disitu, setia membaca surat dari kekasihmu ini, yang akan tetap setia hanya untuk dirimu, dan berharap mendapatkan kesetiaan pula darimu. Sayang,...malam semakin pudar, aroma pagi hari semakin santer tercium, mataku berjuang utuk tidak terlelap dan aku tetap berharap kamu ada disini , pagi ini.

Calistaku,...

Aku menyesal ternyata diriku tak memiliki teman yang setia padaku seperti setianya dirimu padaku. Semua harapan sebuah persahabatan ternyata hanyalah maya, menjadi virtual bila aku yang memulai dan mengendalikan hubungan itu. Semua teman-ku ternyata hanya kasihan padaku, bukan perasaan saling membutuhkan, saling pengertian dan saling memulai untuk sebuah percakapan. Mereka tidak butuh diriku, mereka tidak mengerti diriku, dan mereka tidak berbicara mendahului tegur sapaku, mereka hanyalah manusia yang berbicara sanagt seperlunya, sebatas kepentingannya..." Ooh..Aku sungguh kecewa Calista,..kecewa pada mereka !"

Aku ingin punya teman , yang benar-benar "teman" tidak sebatas kepentingan dan tujuan, melainkan teman yang punya rasa ikatan senasib sebagai manusia, merasa sepenanggungan sebagai manusia...Aku ngantuk Calista..tapi diriku ingin berteriak, agar semua orang tahu "Susah Menjadi Manusia!" *

12.55 WIB

Kamar tempat bersabda bagi hati manusia !

20032001

* iklan sebuah produk rokok.

<< KEMBALI        RKTM        LANJUT >>