Sekuat Lirikan

Entah kenapa,...setiap ku kan kembali, ku kan pulang kau tampakkan wajahmu, Senyum manis yang mempesona...Ah tapi itu biasa.

Apabila ku simak...ku terawang sinar matamu, Lirikanmu... Ah apakah benar ku kan pulang ?

Segala harsat ku ber- Ghozwul dengan pikatanmu..yah, segala upaya ku lakukan...

Berlama-lama ataukah kupastikan pulang...Aku tak kuasa,..Bila melihat tatapanmu, dibumbui senyum manis, alangkah indahnya Kamu...

Apa yang akan aku katakan, Apa yang bisa kulakukan, Bila sekuat lirikan...

Sayang,...Bisakah itu kau simpan, di kala kita berdua, bersama... Tak usah menunggu dengan mengekangku begitu,

Andaikan, Disaat kita bertukar pikiran ...Boleh lah kau pikatdiriku, kupersilahkan kau menebar pesona....Silahkan...

Sadarkah kau, bila Kamu seindah bintang..Walau kadang terlihat terang,...terang benderang...

Sanggupkah kuterima..segenap cahaya dirimu..yang kadang condong menyilaukan-ku

Oh Sayang...Ku ingin kau tak perlu menjadi Bintang...yang kurasa indah namuntak sanggup ku gapai..cukuplah sudah untuk jadi bintang....

Maukah kau...cukup menjadi cahaya...entah ...cahaya apakah..., Yang jelas ..cahaya sebenar-benarnya cahaya ..Yang dapatkurasakan kehangatn dan bayang,

Cahaya yang menerangi hidupku...yang dapat menjadi petunjuk setiap langkah dan pijakanku...Sanggupkah..?

Ku kan berusaha...Akan benakku yang takkan kubiarkan terus gulita..yang memeras cahaya,...Akan ku paksa agar remang atau bahkan terang...

Ah andaikan...

Setiap saat ku memandangmu..Apakah itu sebuah pertanda..?

Bahwa kita sama...,Sama untuk mencari makna..Ah..semua ini karena lirikan !

Sekuat lirikan,...

 

5 November '99, Bumi Lempongsari 159

Rio Wardhanu

 

<<kembali                                     puisi                                       lanjut >>