|
Beberapa model
detoksifikasi cukup efektif untuk membuang racun-racun obat yang
mangkal dalam tubuh pengguna, meski tidak menjamin mereka bisa
lepas dari ketergantungan. Namun, detoksifikasi tetap perlu
dilakukan. Pilih saja salah satu metode berikut ini:
A. Detoksifikasi Cepat
(Ultra Rapid Opiat Detoxification)
Menurut Dr. Sunatrio, Sp.An.KIC. dari Bagian Anestesiologi FKUI/RSCM
Jakarta, proses ini mesti dilakukan sewaktu pasien sakaw.
Digunakan untuk mereka yang kancanduan heroin, vicodin, methadone,
codein, dilaudid, morfin. dan oxycontin.
Tekinik ini harus dilakukan di rumah sakit, di bawah pengawasan
ahli anestesi. Sesudah pemeriksaan psikologis dan medis
komprehensif, pecandu dirawat di ICU selama 24-36 jam, yang
mencakup 6 jam pengobatan pratindakan dengan diberu solbutamol,
klonidin, diazepam, ranitidin, omeperazol, vitamin C, oktreotid,
dan ondansetron.
Anestesi dimulai dengan pemberian midazolam dan profol lewat vena
(intra vena). Naltrekson, klonidin, oktreotid diberikan selama
anestesi yang berlangsung 3,5-5 jam, bergantung pada berat
ringannya gejala putus obat yang timbul akibat pemberian
naltrekson. Bila perlu, obat analgetik dan sedatif diberikan
sesudah anestesia dihentikan.
Esok harinya pasien bisa pulang dan dimulai terapi naltrekson oral
selama 10-12 bulan. Harga naltrekson sekitar Rp 40 ribuh per
tabel.
Efek samping detoksifikasi ini meliputi badan lemas, mengantuk,
menggigil, merinding, mual, muntah, diare, nyeri perut, mialgia,
insomnia, dan perasaan tidak enak. Pada kebanyakan pasien,
gejala-gejala ini hilang dalam beberapa hari, tanpa perlu obat.
Hanya 31,8 persen kasus yang perlu terapi simptomatik.
Pada hari pertama pasca detoksifikasi craving score (keinginan
untuk mengonsumsi opiat) telah menurun sampai rata-rata 50 persen
dan menjadi nol sesudah 10 bulan.
Problema utama
adalah rendahnya kepatuhan pasien untul minum naltrekson. Hanya 40
persen pasien yang menyelesaikan terapi. Ini bisa diatasi dengan
pemakaian naltrekson implan. Biaya terapi ini sekitar Rp 13
juta-Rp20 juta.
B. Tanpa Obat
Metode lain digunakan Rumah Dampingan Terapi dan rehabilitas
Cemara (RDTRC) atau Rumah cemara, di Gegerkalong, Bandung.
Tidak seperti rumah rehabilitas lainnya. Rumah Cemara tidak
memberikan narkotika sedikit pun, tetapi membiarkan pecandu ketika
sedang sakaw, sambil didampingi seorang pengelola.
Keadaan ini berlangsung 2-3 hari, tergantung jenis narkotika yang
dikonsumsi. Selama itu, pencandu biasanya menderita diare, muntah,
suhu badan panas dingin, serta keluar lendir dari mulutnya.
Jika lolos fase ini, dalam jangka 1 atau 2 minggu, urin sudah
negatif atau tidak lagi mengandung racun. Bula tidak tahan,
pengguna, dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan
semestinya. Namun, mereka tetap tidak diberi narkotika.
C. Metode Alami
Metode ini baik dilakukan bila pencandu sudah selesai menjalani
tahap rehabiltias. Juga baik bagi bukan pencandu, yang ingin
menguras racun-racun kimia yang sudah terkumpul dalam tubuhnya.
Menurut Dr. Elson Haas, MD, direktur Preventive Medical Center of
Marin di San Rafael, California dan penulis buku The Detox Diet
(Celestial Arts, 1996), juga menurut Andrew Weil, MD, praktisi
pengobatan spiritual-alternatif dan pengarang Spontaneous Healing
(Fawcett Columbine, 1995), tubuh kita sebenarnya secara alami
melakukan proses membuang dan menetralisasi racun (proses
detoksifikasi) lewat pengeluaran urin, pernapasan, tinja, dan
keringat.
Empat organ utama yang terlibat, yakni hati, ginjal, saluran
pencernaan, dan kulit. Efek detoksifikasi antara lain sistem
pencernaan akan lebih baik, kulit lebih bercahaya, sakitpunggung,
persendian ataupun rasa sakit kronik lainnya akan hilang, dan
vitalitas serta energi meningkat.
Detoksifikasi alami yang populer, antara lain:
1. Asupan Air
Minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari. Air membantu
mengeluarkan racun lewat kulit, ginjal, juga keringat. Air
melarutkan zat-zat kimia dalam darah, membersihkan darah, membantu
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan air akan
mengakibatkan darah lengket dan kental, menyumbat dan meracuni
sistem di dalam tubuh. Air teh dan jus buah-buahan segar juga
merupakan smber air yang baik.
2. Pola Makan Sehat
Makanan berlemak, berperwarna, berpengawet dan berbahan kimia
lain, akan meracuni tubuh. Mengonsumsi banyal sayur dan
buah-buahan segar, serta mengurangi jenis makanan yang merugikan
tubuh akan membantu proses detoksifikasi secara optimal.
Buah-buahan, sayur-mayur, polong-polongan, dan makanan dengan
sedikit pengolahan (beras merah, roti gandu, havermouth) berkadar
serat tinggi yang membantu pengeluaran toksin dari tubuh. Jenis
makanan ini juga tinggi karbohidrat, yang lebih mudah dicerna
dibanding protein dan lemak.
3. Konsumsi Antioksidan
enzim antioksidan dalam tubuh akan memerangi radikal bebas. Jika
jumlah radikal bebas telralu banyak, enzim tubuh memerlukan
bantuan zat-zat antioksidan dari luar seperti vitamin A, C, dan E.
Antioksidan yang paling efektif terdapat dalam makanan utuh dan
alami. Untuk memastikan kecukupan asupan antioksidan, konsumsilah
sedikitnya lima porsi buah dan sayur tiap hari.
Mengingat tingginya jumlah toksin (racun( dan polutan yang telah
mencemari lingkungan, kita perlu mengandalkan perlindungan dari
makanan tambahan berupa suplemen.
Suplemen vitamin dan mineral berperan penting dalam membantu tubuh
menghancurkan dan mengeluarkan unsur-unsur kima beracun.
Andrew Weil, MD, menganjurkan komposisi dan jumlah berikut:
Pagi hari: 1.000-2.000 mg vitamin C dan 25.000 betakaroten alami
Siang hari: 400-600 IU vitamin E alami dan 200-300 mcgr selenium
Malam hari: 1.000-2.000 mg vitamin C
Sebelum tidur: 1.000-2000 mg vitamin C
4. Olahragam pijat, perawatan kulit, dan lain-lain
Aktivitas fisik rutin membantu proses pengeluaran racun melalui
keringat. Selain memacu keringat, olahraga juga meningkatkan
sirkulasi darah dan merangsang sisitem limpa. Juga bermanfaat
untuk menurunkan stres serta menstabilkan emosi.
Pijat dapat memperlancar sirkulasi darah, membuat rileks dan
melepaskan sres.
Menyikat kulit dalam keadaan kering sebelum mandi membantu
membersihkan toksin dari pori-pori, juga merupakan stimulasi yang
baik untuk sistem limpa dan sirkulasi. Cara ini juga melepaskan
sel-sel kulit mati, sehingga kulit kelihatan lebih cerah.
Sauna merupakan metode detoks yang efektif karena membantu proses
penyembuhan, menghilangkan demam, memacu keringat. Juga
meningkatkan metabolisme dan aktivitas organ-organ vital serta
kelenjar-kelenjar tubuh.
5. Puasa
Butuh energi untuk mencerna makanan berlemak, juga membuangnya
dari dalam tubuh. Itu sebabnya kita sering lelah dan mengantuk
setelah makan. Para ahli berpendapat, berpuasa dengan jus adalah
cara terbaik dan teraman untuk detoks. Cara ini memberikan asupan
nutrisi penting dalam jumlah cukup, tanpa membebani sistem
pencernaan.
Dr. Haas menganjurkan berpuasa dengan jus dalam jangka pendek (2-3
hari) dengan langkah-langkah berikut:
Sedikitnya tiga hari sebelum puasa, asuplah makanan bergizi yang
mudah dicerna. Hindari alkohol, kafein, dan gula.
Untuk membersihkan tubuh, minumlah 10-15 gelas air puti, jus buah
serta jus sayuran setiap hari.
Tak perlu mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral, saat puasa.
Saat tubuh mulai mengeluarkan racun, Anda akan merasa pusing,
lelah dan pening. Ini tergantung dari jumlah racun yang terdapat
dalam tubuh. Beberapa orang tidak merasakan apa-apa.
Anda akan merasa lapar, jadi cobalah tidak memikirkannya. Lakukan
aktivitas lain, seperti berjalan-jalan, tidur, membaca buku,
menulis surat, dan lainnya untuk mengalihkan prhatian.
Menggunakan laksatif alami seperti lidah buaya, atau serbuk
Psyllium pada saat berpuasa membantu proses eliminasi racun-racun
dari dalam tubuh secara lebih efektif.
Akhiri masa puasa (berbuka) secara bertahap. Di hari pertama makan
hanya sayuran rebus. Hari kedua, makanlah nasi merah. Anda akan
merasa sangat lapar, tetapi jangan makan terlalu banyak.
Hari ketiga saat puasa usai, Anda akan merasa ringan, bersih, dan
sehat. |