|
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
TPI
sementara menayangkan serial Kisah Nabi Yuwsuf AS. Adegan terkhir
pada waktu kolom ini ditulis yakni perihal ayah (Nabi Ya'qub AS atau
Israil), ibu serta saudara-saudara beliau yang jumlahnya sebelas orang
menghadap pada Nabi Yuwsuf AS sebagai Raja Muda Mesir. Dengan demikian
menjadi kenyataanlah takwil mimpi Yusuf semasa kecil, Inniy Raaytu
Ahada 'Asyara Kawkaban wa sySyamsa wa lQamara Raaytuhum liy Sa-jidiyna,
sesungguhnya kulihat sebelas bintang serta matahari dan bulan bersujud
kepadaku (S.Yuwsuf 4).
Seperti diketahui Al Quran memiliki gaya yang unik dalam menuturkan
Ahsanu lQashas, kissah-kissah yang terbaik (S.Yuwsuf 3), yaitu keringkasannya
dalam menuturkan sosio-naratif, hanya memilih fragmen yang mengandung
aspek pesan-pesan moral yang dikandungnya. Seperti misalnya dalam
S.Yuwsuf 33: Qa-la Rabbi sSijnu Ahabbu Ilayya mimma- Yad'uwnaniy ilayhi,
Berkata (Yusuf), ya Maha Pengaturku, penjara itu lebih kucintai dari
apa yang mereka ajakkan kepadaku.
Namun dengan gaya yang ringkas itu, yang hanya menekankan aspek yang
mengandung pesan-pesan nilai itu, Al Quran menggugah kita untuk mempelajari
sejarah, oleh karena keunikannya itu bukan hanya sekadar gaya yang
ringkas tersebut, melainkan mengandung pula isyarat yang menantang
kita untuk mengkaji sejarah.
Marilah kita kaji tantangan tersebut.
Wa Qa-la lMaliku inniy Aray Sab'a Baqara-tin Sima-nin Ya'kuluhunna
Sab'un 'Ija-nun .....(S.Yuwsuf 43), And the king said: surely I see
(in my dream) seven fat kine devoured by seven lean (kine), .....
And the ill favoured and leanfleshed kine did eat up the seven well
favoured and fat kine. So Pharaoh awoke (Genesis 41:4).
Wa Qa-la lMaliku 'Tuwniy bihi .....(S.Yuwsuf 50), And the king said:
Bring him (Yuwsuf) to me, .....
The Pharaoh sent and called Yoseph, .....(Genesis 41:14).
Wa Qa-la Fir'aunu 'Tuwniy bikulli Sa-irin 'Aliym. Falamma- Ja-a sSaharatu
Qa-la lahum Muwsay Alquw ma- Antum Mulquwna. (S.Yuwnus 79,80), And
Fir'aun said: Bring to me every skilful magician.
Then Pharaoh also called the wise men and the sorcerers; now the magicians
of Egypt they also did in like manner with their enchantments (Exodus
7:11).
Kutipan dari ayat-ayat Al Quran di atas disengaja dengan terjemahan
bahasa Inggeris untuk dapat dikomparasikan dengan ayat-ayat yang dikutip
dari The Holy Bible, King James Authorized Version.
Sepintas lalu tidak ada perbedaan isi cerita menurut Al Quran dengan
Bible tentang Nabi Yusuf dan Nabi Musa 'Alahima sSala-m dalam hal
persentuhan sejarah dengan penguasa Mesir. Namun apabila ditilik lebih
saksama, maka cerita menurut Al Quran mengandung tantangan yang menggugah
wawasan intelek kita untuk mengkaji sejarah, oleh karena Nabi Yusuf
AS bersentuhan dalam sejarah dengan Malik (Raja), sedangkan Nabi Musa
AS dengan Fir'aun.
***
Napoleon Bonaparte ternyata bukan hanya seorang penakluk biasa. Artinya
ia bukanlah orang yang ambisinya melulu pada kekuasaan belaka, melainkan
iapun peminat kebudayaan. Kita kenal misalnya Code Napoleon di bidang
hukum. Ia pula yang mula-mula membuat aturan lalu lintas.
Dalam usahanya untuk menguasai Mesir yang sia-sia, walaupun dalam
keadaan terdesak harus meninggalkan Afrika, Napolen sempat membawa
Batu Rosetta (Rasyid) ke Perancis. Seperti diketahui Batu Rosetta
adalah batu bertulis, yang di dapatkan dalam tahun 1799 dekat kota
Rosetta, sebuah kota yang terletak di kuala S.Nil. Di atasnya secara
bersebelahan terdapat naskah yang bertuliskan tiga aksara yang berbeda:
huruf Yunani, tulisan kuno Mesir dalam bentuk hieroglyph dan dalam
bentuk yang sudah disederhanakan (demotic), sehingga memungkinkan
dapat diungkapkan kembali cara membacanya oleh Jean Francois Cahampollion
(1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca hierolyph itu, terkuaklah
sejarah Mesir Kuno dengan lebih jelas.
***
Dalam kurun waktu antara 3000 - 2000 sebelum Miladiyah, merupakan
zaman perunggu permulaan, mulailah zaman sejarah yang tertulis. Mesir
diperintah oleh Dinasti Fir'aun I selama kurang lebih 3 abad (3000
- 2700 sebelum Miladiyah). Dalam kurun waktu antara 2000 - 1500 sebelum
Miladiyah, zaman perunggu pertengahan, terdapat dua kerajaan yang
berpengaruh: Mesir dan Mesopotamia. Terjadi emigrasi besar-besaran
ke seluruh daerah subur bulan sabit (fertile crescent). Kemudian orang
Hyksos (Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan
Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang
lebih 150 tahun (1700 - 1550 sebelum Miladiyah). Dinasti Raja-Raja
Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen
Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.
Asal-usul Hyksos dari qabilah 'Ad, kaum terkuat bangsa Semit, penghuni
asli Arabia, menguasai padang pasir luas Arabia Tenggara dari pantai
teluk Parsi sampai perbatasan Iraq. Al Quran menyebutkan daerah yang
dikuasai kaum 'Ad itu dengan Al Ahqaf (46:21), yang juga menjadi nama
surah. Karena merasa dirinya kuat, kaum 'Ad menyombongkan diri dengan
mengatakan: "Siapakah yang lebih unggul dari kami dalam kekuatan?"
Itulah yang dikatakan mereka tatkala Allah SWT mengutus Nabi Hud AS
kepada mereka. Mereka dihancurkan Allah dengan angin kencang dan dingin
selama 7 malam 8 hari terus-menerus lalu mereka mati terguling seakan-akan
tunggu-tunggul pohon kurma yang keropos (69:6-7). Kaum 'Ad yang dibinasakan
Allah ini adalah kaum 'Ad yang terdahulu.
Nabi Hud AS beserta semua pengikutnya pindah ke Hijaz sebelum angin
itu datang. Mereka ini disebut kaum 'Ad yang akhir menurunkan seorang
yang terkenal yaitu Luqman alHakim. Kaum 'Ad yang akhir ini dikenal
dalam sejarah sebagai kaum Al 'Ibriyah Al Qadimah (Proto 'Ibriyah),
yang kemudian menguasai L. Tengah yang dikenal sebagai bangsa Finiqy
(Phunicia). Kata 'Ibriyah berasal dari 'Ain, Ba, Ra, 'Abara artinya
penyeberang. Dalam dokumen hieroglyph orang Mesir menamakan bangsa
'Ibriyah ini dengan nama Khabiru. Mereka menyeberang (beremigrasi)
dan mendirikan kerajaan-kerajan di Babilonia, di Kan'an, kemudian
ke Mesir mendirikan Dinasti Hyksos setelah menundukkan Dinasi Fir'aun,
seperti dikemukakan di atas. Bangsa Al'Ibriyah Al Qadimah ini disusul
kemudian dengan emigrasi gelombang kedua yaitu kaum Al 'Ibriyah Al
Jadidah (Deutro 'Ibriyah), di bawah pimpinan Nabi Ibrahim AS.
Dinasti Hyksos dari kaum Al'Ibriyah Al Qadimah inilah yang menerima
kedatangan kepala kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah, yaitu Nabi Ibrahim
AS yang datang ke Mesir. Nabi Ibrahim AS diperlakukan baik sebagai
tamu oleh Dinasti Hyksos, bahkan mengawinkan Nabi Ibrahim AS dengan
puteri istana, Hajar. Tiga generasi kemudian Hyksos memberi izin menetap
kepada orang-orang Ibrani (Habiru) di delta s. Nil (Goschen), dipelopori
oleh Nabi Yusuf AS. Dalam kurun waktu 1500 - 1200 sebelum Miladiyah,
zaman perunggu terakhir, Dinasti Fir'aun kembali berkuasa, setelah
mengalahkan Dinasti Hyksos dalam tahun 1550. Politik Dinasti Fir'aun
yang mendominasi negeri-negeri tetangganya ini berubah 180 derajat
terhadap orang-orang Habiru. Orang-orang Habiru mulai ditekan, kemudian
diperbudak. Maka pada sekitar tahun 1224 sebelum Miladiyah, orang-orang
Habiru hijrah (exodus) dari Mesir dipimpin oleh Nabi Musa AS.
Alhasil atas jasa Napoleon dan Champollion berhasillah dipenuhi tantangan
Al Quran yang mengisyaratkan perbedaan dinasti penguasa Mesir yang
bersentuhan sejarah dengan Nabi Yusuf AS dan dengan Nabi Musa AS.
Dan dari sisi lain tampaklah pula Mu'jizat Al Quran yang telah mengisyaratkan
bahwa ada ketidak-sinambungan Dinasti Fir'aun yang memerintah Mesir,
yang baru terkuak secara historis setelah hieroglyph Mesir kuno telah
mampu dibaca orang. Maka terhindarlah dichotomi antara scriptural
approach dengan historical approach. WaLla-hua'alamu bishshawab.
*** Makassar, 28 Agustus 1994
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
|
|