III. PENGOLAHAN CITRA

  1. Mengaktifkan Program ER Mapper


  2. Gambar 7. Shortcut ER Mapper


  3. Import dan Konversi Format Data
  4. Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah melakukan konversi data sehingga data tersebut dapat dibaca dan dikenali oleh software yang digunakan. Konversi data adalah pengubahan satu format data ke format lain, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan proses import maupun eksport data. Data yang di import maupun di eksport ada 2 jenis yaitu data raster dan data vektor. Sedangkan penyimpanan data-data penginderaan jauh tersebut bisa disimpan dalam tape magnetik, CD ROM, disket, zip drive, atau media penyimpan lainnya,

    Data raster adalah salah satu jenis data masukan untuk pengolahan data. Data raster meliputi data citra satelit, foto udara, digital terrain model (DTM), data seismik dan data geofisika. Pada saat kita mengimpor sebuah file data raster citra (dengan menggunakan program pengimpor ER Mapper), ER Mapper mengkonversikan data tersebut dan membuatnya menjadi dua buah file yaitu :

    1. File data binari yang mengandung data raster dalam format BIL (Binary Interleaved by Line).
    2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.ers

    Catatan : Header merupakan file yang sangat penting karena menyimpan semua informasi data yang kita import, seperti : format data asli, datum, jumlah band , dsb. Header ini dapat di buka dengan program wordpad.

    Data vektor adalah salah satu jenis data masukan yang disimpan dalam bentuk garis, titik, dan poligon. Misal data yang dihasilkan oleh software ARC/INFO. Data vektor yang di import tersebut kemudian disimpan menjadi 2 file yaitu :

    1. File data ASCII yang mengandung data vektor
    2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.erv

    Sebelum kita melakukan proses import ataupun eksport data, ada beberapa hal yang harus diketahui dengan data yang kita dapatkan agar proses ini dapat dikerjakan. Informasi yang harus diketahui tersebut adalah:

    1. Data dalam format software apa dan dengan ekstension apa. Contoh data yang kita peroleh dari Bank Data LAPAN dengan format ERDAS 7.5 dengan ekstension *.lan. Atau data dengan format ERDAS Imagine 8.2 dengan ekstension *.img. Maka dengan informasi ini saja kita sudah dapat melakukan proses konversi data sepanjang software yang kita pakai memiliki fasilitas konversi dari format tersebut.
    2. Format Data, apakan data kita dalam format BIL, BSQ, atau BIP, kemudian dalam binary atau ASCI, panjang kolom dan barisnya, jumlah band, jenis file apakah single file multi band atau multi file single band serta jumlah headerya. Data-data tersebut biasanya sangat kita perlukan dalam. melakukan proses konversi guna memilih jenis konversi yang kita butuhkan dan parameter-parameter yang harus dimasukkan selama proses konversi. ERMapper 6.4 memiliki fasilitas konversi yang relatif lengkap dalam mengimpor data akan tetapi sangat terbatas untuk mengekspor data ke format software lainnya.

    Langkah Kerja :

  5. Menampilkan Citra
  6. Setelah mengimpor data citra maka tahapan-tahapan berikutnya adalah menampilkan citra di layar komputer untuk mengevaluasi kualitas dan geografi daerah citra. Jika datanya berkualitas jelek atau daerah yang diinginkan tidak tercakup kita mungkin memutuskan untuk tidak meneruskan pengolahan data tersebut dan mencoba menampilkan data citra lainnya yang lebih baik.

    Ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk melihat tampilan citra, yaitu pseudocolor, red green blue (RGB), hue saturation intensity (HIS), dimana semuanya dinamakan sebagai tampilan komposisi warna. Dalam ER Mapper pemilihan warna untuk tampilan data raster dinamakan denga ‘color mode’.

    Pada latihan ini, ke-3 cara dalam menampilkan citra akan di coba semua, dan dibandingkan kenampakan yang ada pada masing-masing citra yang dihasilkan. Mode pseudocolor adalah teknik tampilan citra tunggal, sedangkan mode RGB adalah teknik komposit. Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya melihat foto udara inframerah, sehingga pengamatan obyek, pemilihan sampel, dan aspek estetika citra dapat diperbaiki. Dalam pembuatan citra komposit ini, saluran masukan (input) bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan analisis. Citra komposit yang demikian disebut citra komposit tak standart. Sedangkan citra komposit standart adalah citra yang dibentuk dari perpaduan saluran dengan rujukan foto udara inframerah dekat.

    Langkah Kerja :

    Pada kotak tersebut belum ada image karena belum ada file image yang dimasukkan. Tanda *** menunjukkan window/kotak tersebut sedang aktif atau sedang dipilih, angka 1 menunjukkan bahwa kotak window tersebut adalah kotak pertama yang dibuka, angka ini akan bertambah sebanyak jumlah kotak window yang dibuka sehingga bila kita membuka kotak ke 15 maka akan muncul angka 15 pada tampilan tersebut. Tulisan Algorithm Not Yet Savedberarti tampilan window yang kita buka belum disimpan dalam file algoritma (.alg).



    Gambar 13. Jendela Informasi Dataset


    Catatan :


  7. Menyusun dan Menampilkan Citra Komposit Warna
  8. Set jenis Default Surface yang akan digunakan untuk menampilkan data yang telah diload, beberapa pilihan Surface yang disediakan adalah Pseudocolor, Red Green Blue, Hue Saturation Intensity. Untuk mengetahui jenis layer dapat dengan mengklik kanan pada kalimat Default Surface seperti gambar dibawah :


    Gambar 19. Jendela Pemilihan Surface


Gambar 20. Pengaturan Kombinasi Kanal


<< DASAR INTERFACE PENGGUNA  |  BEKERJA DENGAN LAYER DATA  >>