MENJADI AKRAB DENGAN DIRI SENDIRI

Sahabatku, saya menyapa anda dengan sebutan tersebut karena dengan membaca
tulisan ini anda saya anggap telah menjadi bagian dari diri saya, tempat
saya "to know, to love & to serve, you" tanpa kecuali.

Bila anda pernah mengalami seperti yang telah saya alami (akan terurai
sesaat lagi), itu berarti anda berada dalam kegelapan batin yang membuat
anda tidak mampu merasakan kebahagiaan yang telah dianugerahkan
Tuhan setiap saat untuk dirasakan dan dinikmati secara cuma-cuma.


Pengalaman itu adalah:

merasa sendiri di tengah keramaian yang ada, seperti
berada diantara teman sekantor, keluarga, umat di lingkungan, dsb.


merasa tidak dicintai, dimengerti, dipahami, dll oleh sahabat/
teman/kekasih/anggota keluarga/ suami/istri/ orang tua serta
orang-orang yang merasa kita cintai dan sayangi.

merasa tidak berguna, pada hal kita memiliki potensi yang
cukup besar.

merasa ingin melepaskan diri dari ikatan persahabatan/perkawinan/
dsb secara sepihak karena beranggapan bahwa memang cara itulah
yang terbaik.

menyalahkan, menghakimi diri sendiri dan bahkan menyesali apa
yang telah terjadi terutama dalam membuat keputusan untuk mengenal,
mencintai dan melayani orang yang telah menjadi bagian dari diri
kita, keputusan untuk memilih, dsb

merasa bahwa Tuhan tidak adil, mengapa kepada saya diberi cobaan
yang demikian, sementara orang yang mengalami persis seperti yang
saya alami dilimpahi berkah dan kebahagiaan.

merasa putus asa bahkan ingin mati lebih cepat supaya tidak
menjadi beban bagi orang yang menjadi bagian dari diri kita.

semua nsihat tidak berarti lagi, segala bacaan rohani, Kitab
suci sudah tidak punya andil lagi, dengan kata lain tidak
berminat terhadap nasihat atau kata-kata indah yang tercetus
dari para ahli spiritual

merasa benci terhadap diri sendiri, karena telah membiarkan
peristiwa pahit ini melintas dalam hidup kita.

merasa kecewa terhadap orang yang paling dekat dengan kita,
pada hal mereka tetap menyayangi kita. 


Semua itu telah melumpuhkan semangat dan potensi yang ada dalam diriku
sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling berharga. Ya ... aku merasa
telah babak belur dalam hidup ini. Bayangan kehancuran mewarnai hidupku

pagi, siang dan malam, air mata tiada hentinya membasahi sapu tangan dan
bantalku. Suatu pandangan yang memilukan hati.

Namun mendung tidak selamanya kelabu, kegelapanpun lambat laun berubah
menjadi terang, ini bukan semata-mata keajaiban, tetapi dikarenakan
jeritan usaha yang tiada henti-hentinya ingin terbebas dari kemelut
ini dan juga karena tiada hentinya berdoa memohon kepada Sang Pencipta
agar mengakhiri semua keresahan dalam hati ini.

Langkah-langkah yang ditempuh itu adalah :

Sadarilah, akuilah perasaan-perasaan, keinginan-keinginanmu dalam
kesendirianmu dengan Tuhanmu dan katakanlah itu kepada sahabatmu dan
yang lebih mujarab lagi bila anda menceritakannya kepada orang yang
terlibat langsung dengan masalah yang membuat anda resah, misalnya
orangtua, kekasih, sahabat, suami, istri, dsb. Mudah-mudahan anda 
memperoleh tanggapan yang positif dan para pendengar itu merasakan apa
yang sedang anda rasakan.

Bersabar dan tabahlah, apabila sharing anda ditanggapi berbeda dari
apa yang sangat anda harapkan atau pikirkan. Karena konsep (tanggapan)
yang anda buat itu hanya ada dalam pikiran anda sendiri, sedangkan
pendengar sharing anda sama sekali tidak mengetahuinya. Jadi terkadang
tanggapan mereka makin membuat anda merasa tertekan dan bertambah
depresi. Pada saat itu anda akan semakin merasa bersalah dan membenci
diri anda sendiri.

Berdoa dan berdoalah mohon petunjuk dari Allah sambil mencoba
memahami perasaan anda pada saat itu. Hadapilah keadaan yang demikian
itu, sebab saat itu anda benar-benar merasa kehilangan pegangan, anda
merasa tak ada seorang pun yang bisa membantu anda sebelum anda merasa
terbebas dari lingkaran ini. Rasa putus asa berpuncak di sini, jangan
biarkan diri anda mengikuti emosi ini, karena bisa-bisa anda benar-benar
kalap dan bunuh diri. Untuk meringankan beban ini, ceritalah dengan
teman yang lain  atau pembimbing rohani anda karena akan sangat membantu.

Renungkan kembali nasihat, kata-kata dari teman-temanmu atau pembimbing
rohanimu. Dalam kesendirianmu padukan nasihat tersebut dengan perasaan-
perasaan yang sedang anda alami serta bandingkan dengan realita yang ada.
Pada langkah ini anda akan merasakan betapa sakitnya melepaskan dan
mengakui ilusi-ilusi kita dengan realita yang ada. Tak ada jalan lain
harus melepaskannya bila ingin terbebas (terjaga). Jangan takut
melepaskannya, karena begitu anda berhasil melepaskannya dan menerima
realitas, anda akan menjadi akrab dengan diri anda sendiri.

Jangan segera puas dengan apa yang sedang anda rasakan dan alami,
perkuatlah itu dengan mengisi hidupp anda dengan merenungkan kitab suci,
membaca bacaan rohani (anthony de Mello, dll) terutama mengenai Kesadaran,
baca mazmur 23 dan juga Mat 7 : 7-12, dll dan jangan lupa tetaplah berdoa.

Perhatikan dirimu sendiri secara phisik, lihatlah anda di cermin
(lama-lama juga boleh), dan beri pujian pada diri anda, cintailah bagian
tubuh anda yang tidak anda sukai, karena seluruh tubuh dan jiwa yang anda
miliki itu merupakan ciptaan Tuhan yang paling berharga dan Ia sangat
mencintai ciptaan-Nya. Jadi tidak ada alasan lagi bagi anda untuk tidak
mencintai diri anda sendiri. Apa saja kegiatan anda yang menyentuh diri
anda, nikmatilah itu dan ucapkan terima kasih kepada Sang Ilahi.
Kagumilah diri anda sendiri bersama sang Pencipta dan Pemilik jiwa
dan raga anda. Niscaya anda akan merasa berbahagia karena merasa sedang
akrab dengan diri anda sendiri.

Bila sudah mencapai tahap ini, secara otomatis anda tidak lagi berusaha
agar keinginan anda yang belum terpenuhi itu harus dipenuhi, melainkan anda
sudah mampu melihatnya dengan mata hati yang sudah mendapat penerangan
budi. Anda akan mengerti dan merasakan bahwa ternyata anda bisa merasa
bahagia karena mencintai orang yang telah menjadi bagian dari diri anda. Dan
yang lebih membahagiakan lagi anda makin memahami dan mengerti sesama
anda karena anda sendiri telah mengerti dan memahami diri anda sendiri.

Nah sahabatku... ini tidak berarti bahwa kita tidak pernah akan mengalami
stress dan depresi lagi. Stress dan depresi akan terus kita alami, tetapi
dalam bereaksi kita tidak lagi seperti dulu melainkan sudah bisa
menghadapinya dengan suasana hati yang sudah mendapat penerangan budi
artinya kita Sudah TERJAGA.

Selamat Berjuang, semoga sukses menemukan diri sendiri

With love
Yayan




©
Yayan Dakhi
eMail:
ydakhi@yahoo.com
http://www.oocities.org/ydakhi/


Copyright © 2002