BARU-BARU ini saya mengunjungi toko buku terbesar di dunia. Terbesar di dunia? Ya, dengan bangunan megah bertingkat sembilan, luas lantai 6.500 meter persegi, dan koleksi buku sebanyak 1,5 juta judul, Junkudo--nama toko itu--tak ragu untuk mengklaim posisi tersebut.
Junkudo adalah salah satu jaringan toko buku yang menyebar di seluruh Jepang. Pada Maret tahun ini, setelah melakukan perluasan dan penataan ulang besar-besaran, Junkudo membuka kembali cabangnya di Ikebukuro, salah satu distrik perdagangan paling sibuk di Tokyo.
Toko baru ini mempunyai keunikan tersendiri. Masuk ke dalamnya tak terasa seperti berada di dalam sebuah toko buku. Anda akan menemukan atmosfer seperti di dalam sebuah perpustakaan besar. Ada suasana hening, dan sedikit akademis. Buku-buku disusun dalam rak-rak tinggi yang berjejer teratur dan rapi.
Tak ada penggelaran buku baru dan terlaris hingga bertumpuk-tumpuk di ruang display utama. Tak ada barang-barang stationery atau alat tulis kantor. Bagi para pengunjung disediakan kursi-kursi untuk membaca buku pilihannya, layaknya sebuah perpustakaan. Pada lantai-lantai tertentu terdapat pula kafe untuk bersantai dan membaca yang nyaman.
Meski ditata menyerupai perpustakaan, pengklasifikasian koleksi buku di toko ini tidak mengikuti standar yang lazim digunakan oleh perpustakaan. Masing-masing lantai ditujukan untuk kategori tema yang spesifik; basement untuk komik, lantai empat untuk buku-buku komputer, dan lantai sembilan untuk buku musik dan seni serta majalah, misalnya.
Akan tetapi, jika Anda telah selesai memilih buku yang akan dibeli dan siap membayarnya, Anda takkan menemukan kasir di seluruh lantai atas. Semua tempat pembayaran dikumpulkan di lantai satu yang ditata menyerupai lobi sebuah hotel. Manager Junkudo, Fukushima Satoshi, menjelaskan bahwa lantai dasar toko itu memang didesain agar digunakan sebagai tempat rendezvous oleh para pengunjung. Hanya majalah dan beberapa judul buku baru yang dipajang di lobi itu.
Sayangnya, toko ini bukanlah surga bagi pembaca non-Jepang. Koleksi buku berbahasa Inggrisnya sangat terpojok, hanya menempati sepertiga ruangan lantai paling atas. Barangkali ini sekadar memperlihatkan betapa industri perbukuan Jepang telah tumbuh begitu besar dan mempunyai begitu banyak buku untuk memenuhi toko yang demikian besar. Berkunjung ke toko ini seperti menyaksikan ketangguhan tradisi literer masyarakat Jepang.[]
Tokyo, April 2001. Pernah dimuat di Rubrik Sakura Mizan Online
Kembali ke Halaman Depan