VITAMIN A :
Istilah Vitamin A adalah nama generik
untuk semua derivat Beta-Ionone, selain daripada Carotenoiden
(Provitamin A).
Vitamin A ada 2 golongan :
1. Vitamin A1
2. Vitamiun A2
Perbedaannya, yaitu :
Vitamin A2 mempunyai 2 double bond, sedangkan
Vitamin A1 mempunyai 1 double bond pada cincin Beta-Ionone.
(lihat gambar).
Vitamin A1 dan Vitamin A2 bisa terdapat dalam betuk
:
1. Alkohol : Pada Vitamin A1 disebut Retinol
Pada Vitamin A2 disebut Dehydroretinol
2. Aldehyde : Pada Vitamin A1 disebut Retinal
Pada Vitamin A2 disebut Dehydroretinal
3. A s a m : Retinoic Acid
Aktifitas Vitamin A1 lebih kuat daripada Vitamin
A2 dan yang paling kuat adalah dalam bentuk Alkohol, yaitu Retinol.
Dalam alam/ makanan, Vitamin A terutama terdapat
dalam bentuk Ester.
Carotenoids (Carotenoiden) :
Carotenoids di hasilkan oleh tumbuh2an. Dalam
alam terdapat ± 80 jenis pigmen Carotenoids, tetapi
hanya 10 yang mempunyai aktifitas sebagai Provitamin
A yang dalam tubuh manusia / hewan diubah menjadi Vitamin A.
Provitamin A yang paling penting adalah Alpha, Beta
dan Gamma Carotene. Zat pigmen lain yang mempunyai
sifat Provitamin A adalah Xryptoxanthine,
Citroxanthine, Myxoxanthe, Apharine, Euchinonene, Torulordodin.
Caroten bisa terdapat dalam jaringan
hewan dan tumbuhan. Caroten dalam jaringan
hewan berasal dari makanan nabati (tumbuh2an).
Alpha, Beta dan Gamma-Caroten mempunyai
rumus C40H56. Alpha dan Gamma-Caroten masing-masing hanya menghasilkan
1 molekul Vitamin A, tetapi Beta-Caroten dapat dipecah menjadi 2
molekul Vitamin A (pemecahan pada double bond sentral).
Sifat-sifat Vitamin A :
- Larut dalam Lemak, tidak larut dalam air.
Sekarang sudah ada Vitamin A dalam bentuk "Water Miscible"
(Aqueous Emulsion, Dispersion).
- Vitamin A (Retinol) merupakan zat yang hampir2 tak berwarna
(sedikit kuning muda).
- Stabil pada suhu masak biasa, rusak oleh
suhu yang tinggi sekali.
- Mudah dirusak bila ada Oxygen (Oksidasi),
atau Lemak yang mengandung Vitamin A menjadi
tengik.
Vitamin E merupakan anti Oxidant,sehingga
bila dikombinasi dengan Vitamin A, maka Vitamin
A menjadi lebih stabil.
- Retinol juga dirusak oleh cahaya matahari dan pengeringan.
Metabolisme Vitamin A :
1. Intake :
Diet manusia bisa mengandung Provitamin A
(Caroten) ataupun Vitamin A (Retinol)
baik secara bebas maupun dalam bentuk Ester.
2. Absorpsi :
Dalam usus, bentuk Ester Vitamin A
tadi dihidrolisa oleh Enzyme Hydrolase dari Pancreas
menjadi Retinol dengan bantuan garam2 empedu. Dalam keadaan normal
90% dari intake Vitamin A akan diabsorpsi, sedangkan Caroten hanya
70% yang diabsorpsi.
Efisiensi absorpsi ?. bila intake?
Absorpsi akan ditingkatkan oleh :
* Adanya empedu / garam empedu
* Lipase
* Lemak dan Protein dalam makanan.
Absorpsi akan terganggu bila ada :
* Penyakit-penyakit Hepar
* Penyakit-penyakit Pancreas
* Kelainan-kelainan Tractus Gastrointestinalis
(infeksi, infestasi, sindroma malabsorpsi)
* Purgativa
* PEM (Protein Energy Malnutrition) berat.
Vitamin A Aldehid dan Alkohol akan dialirkan
melalui Ductus Lymphaticus, sedangkan
Vitamin A asam akan melalui Vena Porta.
3. Konversi Provitamin A menjadi Vitamin A.
Beta-Caroten diubah menjadi Retinaldehid dengan bantuan
Enzyme Beta-Carotene Dioxygenase yang
terjadi pada Mucosa usus.
Konversi Provitamin A menjadi Vitamin A ini bisa juga terjadi di
Hepar dan mungkjin pada tempat-tempat lainnya. Untuk konversi Provitamin
A ini diperlukan pula garam-garam empedu oxygen, hormon thyroxin,
Ca dan Mg.
Dalam sel2 ephitel usus, Retinaldehid sebagian besar
diubah menjadi Retinol yang direesterifikasi lagi terutama
dengan asam Palmitat, kemudian terikat pada Chylomicra, masuk ductus
lymphaticus.
Carotenemia = kadar caroten dalam darah meningkat dapat
menye babkan Xantbosis kulit (Pseoudo-Icterus), ini dapat
terjadi pada :
- Intake caroten yang berlebihan
- Gangguan konversi Provitamin A (misal pada penyakit2
:
Penyakit Hepar, Usus, Diabetes Melitus, Hypotiroidism).
4. Storage :
Vitamin A disimpan dalam bentuk Ester, terutama Ester
Palmitat (± 90%) dalam hati (yaitu dalam sel-sel yang mengandung
Lemak = Lipocyti). Selain itu ada juga yang disimpan ditempat2 lain
(paru2 dan Ginjal). Sedangkan Provitamin A
tersebar pada jaringan Lemak. Simpanan ini tergantung
pada : PEM berat dan penyakit hati menahun.
5. Mobilisasi / Transfortasi :
Jika tubuh memerlukan Vitamin A, maka bentuk Ester
Vitamin A dalam hati tadi (Retinyl Ester)
diubah dulu jadi Retinol untuk kemudian diikat pada Protein
yang disebut RBP (Retinol Binding Protein). RBP dibuat
dari hati. RBP terutama dihancurkan di ginjal.
RBP akan menurun pada : PEM berat dan penyakit2 hati dan meningkat
pada penyakit ginjal.
Di dalam Plasma, persenyawaan RBP-Retinol ini akan diikat
oleh Protein lain yaitu
"Tryptophan-Rich Prealbumin" (TRPA).
Senyawa RBP retinol-TRPA ini mempunyai "Half Life" yang lebih
panjang daripada senyawa RBP-Retinol bebas. Jadi RBP berfungsi
sebagai pengangkut Vitamin A (Retinol) dr hati ke organ2 lain.
Pada defisiensi Vitamin A :
- Penglepasan RBP dihambat, kadar apo-RBP dalam hati meningkat
- Retinol dan RBP dalam Plasma menurun.
Pada defisiensi Protein :
- Sintesis RBP terganggu, kadar apo-RBP dalam hati menurun.
- Retinol dan RBP dalam Plasma menurun.
6. Eksresi :
1. Retinol dan Retinoic acid akan dikonyugasi oleh
Glucoronic Acid, hasil konyugasi
tadi dikeluarkan dalam empedu-faeces.
2. Metabolisme Retinol dan Retinoic acid terutama dalam
Hepar dan Ginjal. Hasil-hasil
metabolismenya dieksresi melalui urine.
Fungsi Vitamin A :
1. Salah satu fungsi Vitamin A yang sudah dikenal biokimianya, yaitu
dalam pembentukan pigmen2 retina (Rhodopsin dan iodopsin).
Dalam retina ada dua sistem Photo Receptor :
- Rod yang sensitif terhadap cahaya dengan intensitas
lemah.
- Conus yang sensitif terhadap cahaya dengan intensitas
kuat.
Dalam keadaan gelap Vitamin A Aidehyde (ll-cis retinal,
ll-cis retinene) berkombinasi dengan Protein Opsin
membentuk Rhodopsin. Jika kekurangan Vitamin A, maka
pembentukan Rhodopsin terganggu, menyebabkan
Nyctalopia.
2. Vitamin A diperlukan untuk pembentukan Mucopolysaccharida ;
pemeliharaan Permeabilitas membran dan sintesis
Protein pada sel jaringan / organ (Biokimianya belum diketahui).
Jadi Vitamin A penting untuk pertumbuhan. Bila defisiensi menyebabkan
retardasi pertumbuhan, gangguan perkembangan
tulang dan gigi dan rentan terhadap infeksi.
3. Vitamin A diperlukan untuk pembentukan; Maturasi dan pemeliha
raan keutuhan daripada jaringan Epithel pada kulit,
mata, traktus digestivus, respiratorius, urinarius dan reproduksi.
VITAMIN D (Anti Rachitic Faktor)
Merupakan persenyawaan Sterol yang mempunyai
khasiat anti Rachitis. Paling kurang ada 16 Sterol,
yang pewnting adalah Vitamin D2 dan Vitamin D3.
Vitamin D1 tak ada,karena ini sebenarnya campuran beberapa Sterol
Vitamin D2 = Ergocalciferol = Viosterol = "Irradiated Ergosterol"
Vitamin D3 = Cholecalciferol = Activated 7-Dehydrocholeterol
="irradiated 7-Dehydro Cholesterol.
Sifat-sifat :
- Kristal tak berwarna, larut dalam Lemak.
- Stabil terhadap panas, asam, alkali dan oksidasi.
Fungsi Vitamin D : (Mekanisme kerjanya belum jelas).
1. Meningkatkan absorpsi Ca dan P dari usus.
2. Untuk proses Calcifikasi : Meningkatkan pengambilan mineral oleh
tulang / mengatur deposisi Ca danm P dalam tulang.
3. Mengatur kadar Alkali Phosphatase, mengatur keseimbangan kadar
Ca dan P dalam darah.
Metabolisme :
Vitamin D dari makanan diabsorpsi dalam
usus bersama-sama dengan Lemak, diperlukan garam-garam empedu.
Provitamin D2 (7-Dehydro Cholesterol) disintesis
dalam kulit, diubah jadi Cholecalciferol dengan bantuan sinar
ultra violet, lalu diabsorpsi masuk kedalam darah.
Cholecalciferol yang berasal dari diet dan
kulit tadi diang kut oleh "Carrier Protein" (yaitu Alpha
Globulin) dalam darah menuju hati. Dalam hati,
Cholecalciferol bisa disimpan, atau diubah menjadi 25-Hydroxy
Cholecalciferol (25-HCC). Ini kemudian diangkut ke Ginjal, diginjal
255-HCC ini diubah menjadi 25-Dihydroxy Cholecalciferol
(1,25-DCC), zat ini merupakan Vitamin D yang aktif.
Kemudian 1,25-DCC ini disekresikan oleh ginjal kedalam
pembuluh darah menuju "target organ" yaitu Nucleus sel usus,
nucleus sel tulang, nucleus sel ginjal dan otot bergaris untuk metabolisme
Calcium dan Phosphor. Oleh karena itu sekarang timbul pertanyaan,
apakah Vitamin D itu suatu hormon ?
|
Pada usus halus, 1,25-DCC masuk sel Epithel, kemudian
didalam inti ia memberikan DNA khusus dan selanjutnya mensintesis "Calcium
Binding Protein" (CBP) dalam Cytoplasma ; Protein ini berfungsi
sebagai pengangkut Ca yang aktif dari "Brus Border" yang menghadap
lumen usus, kemudian menembus sel dan masuk sirkulasi.
Kadar Ca plasma yang meningkat, akan memacu deposisi
tulang. Ini diatur oleh Calcitonin dan Hormon
Parathyroidea, tetapi Vitamin D mungkin mempunyai pengaruh lokal
langsung, kemungkinan dengan mulainya sistem pengangkutan seluler
untuk calcium.
Vitamin D juga mempunyai pengaruh, yakni merangsang
absorpsi Phosphate oleh tubulus. Pada manusia gambaran
dini dari pada Rachitis (Rickets) yaitu eksresi P melalui urine
dengan penurunan P Plasma, pada kadar tertentu bisa mengganggu
mineralisasi tulang.
VITAMIN E :
Vitamin E ditemukan pada tahun 1923
dan sintesisnya dapat disempurnakan pada tahun 1938.
Sifat-sifat :
- Vitamin E merupakan kelompok persenyawaan Tocopherol, mempunyai
aktifitas biologis yang serupa. Alpha Tocopherol merupakan yang
terkuat.
- Larut dalam Lemak.
- Stabil terhadap pemanasan bila tak ada Oxygen.
- Tak stabil terhadap sinar ultra violet, alkali.
- Segera dioksidasi oleh Oxygen, Fe, Pb, Lemak2 Tengik.
- Merupakan Antioxidant dalam makanan dan dalam tubuh.
Fungsi :
Mekanisme kerjanya belum diketahui (maturasi dan
diferensiasi sel). Mengurangi oksidasi terhadap Carotene, Vitamin A dan
Linoleic dalam usus. Mungkin berhubungan dengan metabolisme otot
dan fragilitas sel darah merah.
Metabolisme :
Absorpsinya dipengaruhi oleh pencernaan Lemak.
Penimbunannya dalam jaringan Lemak, bukan di hati.
Bila diet mengandung banyak unsaturated fatty acid, maka
keperluan Vitamin E meningkat.
Defisiensi Vitamin E :
Menyebabkan kelemahan pada otot. Pada bayi prematur bisa
menyebabkan anemia hemolitik. Pada binatang menyebabkan kemandulan.
VITAMIN K :
Ditemukan pada tahun 1934 dan dapat diisolasi pada tahun 1939.
Sifat-sifat :
- Merupakan golongan Naphthoquinone. Dalam alam ada 2 bentuk,
ya itu : Vitamin K1 (Phytomenadione) dan Vitamin K2.
Derivat aktifnya yaitu Menaphthone (Vitamin K3). Preparat
sin tesisnya yaitu Vitamin K analogue (misal : Acetomenaphthone).
- Vitamin K dari alam larut dalam Lemak, Vitamin K analogue sintetis)
larut dalam air.
- Stabil terhadap pemanasan dan reducing agents.
- Labil terhadap Oxidizing agents, asam kuat, alkali, cahaya.
- Vitamin K1 dan K2 berwarna kuning, Vitamin K sintetis tak berwarna.
Fungsi :
Mekanisme kerjanya belum diketahui. Vitamin
K penting untuk pembentukan faktor2 pembekuan darah, yaitu : Prothrombin
(faktor II); Proconvertin (faktor VII), plasma Thromboplastin
Component (PTC, faktor IX) dan Stuart-Prower Factor (Faktor X).
Metabolisme :
Empedu diperlukan untuk absorpsi Vitamin K
yang larut dalam Lemak. Sangat sedikit yang disimpan dalam
hati. Vitamin K dapat dibuat oleh Microorganisme dalam usus. Zat2
yang bersifat antagonist terhadap Vitamin K, yaitu :
Derivat Coumarin/Dicumarol, Indanedione (Anticoagulant).
Defisiensi Vitamin K :
Orang dewasa belum pernah dibuktikan secara
jelas menderita defisiensi Vitamin K primer. Jadi ada dugaan bahwa
: bahkan diit yang terjelekpun masih cukup mengandung Vitamin K untuk
keperluan tubuh atau bakteri-bakteri dalam usus besar menghasilkan Naphthoquinone.
Defisiensi Vitamin K bisa terjadi pada :
1. Neonatus terutama bayi prematur dengan usus yang belum cukup
pertumbuhan flora usus yang normal.
2. Penggunaan berbagai antibiotika jangka lama akan merusak
pertumbuhan flora usus yang normal.
3. Penderita dengan gangguan absorpsi (terutama Lemak) : Coeliac
syndrome, obstruksi empedu dan lain-lain.
Gejala defisiensi Vitamin K yaitu perdarahan-perdarahan
pada gusi, kulit, hidung dan lain-lain.
Pada Neonatus menyebabkan "Haemorrhagic Disease of the Newborn".
Dosis besar Vitamin K sintesis bisa menyebabkan Hemolisis
sel darah merah.
BAHAN-BAHAN MAKANAN SUMBER VITAMIN LARUT LEMAK
Vitamin A :
Hanya terdapat dalam jaringan hewan.
Vitamin A1 : 1. Jaringan hewan : hati, telur, limpa, susu segar.
2. Ikan air laut, fish-liver oil.
Vitamin A2 : Ikan air tawar, fish-liver oil.
Provitamin A (carotine) :
Terdapat pada :
- Sayur-sayuran berwarna hijau, kuning : kangkung,bayam.
- Buah-buahan berwarna merah, kuning, jingga : pepaya
dll.
- Umbi-umbian yang berwarna : wortel, ubi jalar
merah dll.
- Minyak kelapa sawit (red palm oil).
Vitamin D :
1. Sebagai vit. D sendiri :
- dari hewan : minyak hati ikan,
sedikit dalam kuning
telur.
- hasil industri : margarine
dan susu yang sudah diperkaya dengan vit.D (fortifikasi
vit.D), mentega, keju.
- susu sapi, ASI hanya sedikit
mengandung vit.D/tidak ada vit. D.
2. Sebagai provitamin D :
- 7-dehydrocholesterol. Merupakan
sterol yang terdapat dalam jaringan lemak sudcutant. Dengan pengaruh sinar
ultra violet/sinar matahari maka ia diubah menjadi vit D3 = cholecalciferol,
sintesaa ini terjadi di startum granulosum.
- ergosterol : merupakan
sterol yang terdapat pada fungi dan yeast. Oleh radiasi
sinar ultra violet ia akan diubah jadi ergocalciferol = viosterol
= vit. D2.
Viatmin E :
- Sumber : Sayur-sayuran hijau, biji2an yang
sedang tumbuh
(tauge), minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak biji kapas,
kacang tanah, kacang kedele). Susu sapi kurang mengandung Vit.
E, ASI terutama colostrumnya mengandung le bih banyak.
Vitamin K :
Sumber : terdapat pada sayuran hijau (bayam dsb.). Kembang
kol merupakan sumber yang baik. Jaringan hewan : hati, fish liver
oil, setelah mengalami pembusukan oleh bakteri.