Ditinggalkan Mimpi
By: tuteh-
Tiga Tahun Yang Lalu.
Olif memperhatikan chatroom yang ramai dengan celoteh nick-nick yang saling berebut untuk 'bicara'. Kepalanya sedikit sakit akibat semalam menemani Rama begadang. Punya pacar tukang begadang ya begini jadinya, dirinya selalu menjadi korban bila Rama memintainya untuk menemani cowok itu menonton pertandingan bola di televisi. Sigh. Saat derita sakit kepala menderanya, nick 'itu' pun join di channel. Olif tersenyum.
" Ada apa sih senyum-senyum sendiri?" Rama menghampiri Olif dan memperhatikan layar monitor di depannya. Dipeluknya Olif dari belakang dan mendaratkan ciuman lembut di rambut gadis itu.
"Lucu. Aku paling suka membaca celotehan teman-teman." Jawab Olif.
"Endenet?!" tanya Rama. Olif mengangguk.
"Salam aja ya, gue ga online hari ini, mau ke bank." Olif mengangguk tanpa melepaskan tatapan dari layar monitor juga nick itu. Rama meninggalkan Olif sendiri di warnet milik gadis itu.
Nick 'itu' telah menarik perhatiannya beberapa bulan belakangan ini. Olif bahkan telah melihat foto dari yang punya nick. Tak dapat dipungkiri lagi, Olif jatuh hati pada sosok itu. Sesungguhnya Olif tau ini salah karena dia telah mempunyai pacar. Namun entah mengapa, ada sisi hatinya yang tergelitik untuk mencari tau siapa sebetulnya sosok itu. Miranda, salah seorang mantan sahabat sma-nya yang tinggal di Jogja dan sering ketemuan di irc pun menjadi sasaran pertanyaan Olif.
<miranda> Lif, ngapain penasaran? Semua orang tau kok siapa Dino.
<olifolif> Masa? Emang dia siapa?
<miranda> Cowok cakep, domisili Jogja, gawean ning perusahaan elektronik.
<olifolif> Thx Mir, aku hanya ingin tau saja kok.
<miranda> Yakin?
<olifolif> Yakin.
Keyakinan yang salah. Karena Olif semakin tak kuasa untuk tidak memikirkan Dino. Dino jarang 'berbicara' di room. Kesan yang dipetik Olif adalah, Dino cowok cool yang dewasa dan bijak. Setiap malam Olif bahkan memimpikan Dino!! Sigh,.. padahal belum sekali pun Olif melakukan private chat dengan cowok itu. Dia malu. Masa iya sih cewek 'pivi' duluan? Namun suatu hari, Olif dikejutkan dengan 'nick' yang berkedip-kedip memanggil. Itu nick Dino!! Nick yang sering dipelototinnya meskipun tak berbicara. Nick yang hanya melihatnya saja membuat hati Olif terasa nyaman. Nick yang menimbulkan rasa penasaran di hati Olif.
<vivore> Hai Olif.
<olifolif> Hai juga Dino.
<vivore> Kok tau namaku?
<olifolif> Siapa sih yang ga tau kamu?
Awal perkenalan yang manis. Selanjutnya mereka jadi sering 'pivian' untuk sekedar saling tanya kabar dan saling menggoda. Olif tak berani melangkah lebih jauh, mereka adalah teman dan Olif telah memiliki dan dimiliki Rama. Apalagi Dino sering meninggalkannya begitu saja dengan alasan kerja. Yea, Olif memakluminya. Dirinya pun bukan apa-apa Dino yang patut mengajukan protes. Apa nanti yang dibilang Dino? Dasar cewek tak tau diri kah? Uhm, Olif hanya bisa menerima saja kenyataan ini.
Dua Tahun Enam Bulan Yang Lalu.
Komunitas Endenet mengadakan perhelatan besar-besaran di Jogja!! Sudah hampir setahun Olif dan Rama menjadi anggota Endenet dan mereka pun diundang untuk menghadiri gathering tersebut. Awalnya Rama menolak, namun desakan Olif setiap hari meluluhkan hati cowok itu.
"Tapi kita langsung pulang kan ?!" tanya Rama. Lebih pada sebuah tuntutan. Bukan hal yang baru bila Rama sering menuntutnya.
"Iya .. janji deh." Olif mengacungkan dua jari di udara. Rama mengacak-acak rambut Olif gemas dan mencium pipi gadis itu.
"Malu dilihat user!!" tolak Olif.
"Ah biar saja." Olif tertawa. Tertawa bukan karena ciuman Rama, melainkan karena sebentar lagi dia akan bertemu Dino!
Gathering yang dinamai 'Endenet Bersatu' itu berjalan cukup meriah. Rata-rata semua penghuni Endenet turut hadir dan tak lupa membawa panganan masing-masing untuk dijadikan menu pada perayaan tersebut. Dari gathering itu lah mereka yang selama ini hanya bertemu lewat sebuah 'nick' akhirnya saling tau. Oh si Olif wajah nya begini. Si Remon orangnya kocak seperti ini. Si Yamiar ternyata wartawan. Dan lain-lainnya. Endenet Bersatu bertujuan agar mereka-mereka yang menjadi penghuni Endenet saling mengenal dan terhindar dari tipu menipu dunia maya. Nice idea.
Saat itu lah untuk pertama kalinya Olif bertemu Dino. Ternyata orangnya tak beda jauh dari keberadaannya di ruang maya. Dino terkesan cool dengan kemeja putih dan jins biru-nya. Rambutnya yang lurus dibiarkan sedikit gondrong. Senyumnya manis dan memikat. Paling tidak, senyum itu telah memikat hati Olif sedemikian rupa sehingga Olif nyaris lupa pada Rama!!
Dino adalah teman ngobrol yang menyenangkan. Cowok itu tidak egois. Dia akan mendengarkan cerita Olif dengan tenang dan bersungguh-sungguh. Sampai-sampai Olif tak percaya bahwa ada cowok yang sebegitu tenangnya ditengah kerumunan manusia yang saling sapa dan saling histeris. Dino bahkan banyak bertanya tentang hidup Olif sampai hubungannya dengan Rama. Cerita Olif yang jujur dan apa adanya membuat Dino tertawa hingga gadis itu tersipu malu.
"Pacarmu sedikit egois yah?" ucapan yang menohok hati Olif karena seperti itu lah adanya Rama. Egois dan keras kepala, itu lah Rama! Dino membalas cerita Olif dengan kisah hidupnya sendiri. Pekerjaanya, keluarganya sampai kisah cintanya. Sampai disini Olif memasang kuping baik-baik. Dia ingin tau kisah cinta Dino.
"Cintaku telah dibawa pergi sama dia .." dengan lirikan matanya Dino menunjuk seorang gadis imut berperawakan ideal. Olif nyaris tak percaya mendengarnya.
"Maksut kamu apa?" tanya Olif. Ada rasa tak enak menyerang hatinya setelah melihat gadis itu. Jelas lah Dino jatuh cinta setengah mati, gadis itu begitu menyenangkan dan terlihat amat supel diantara teman-teman Endenet.
"Cintaku .. aku cinta dia dan dia cinta aku .. lalu setelah dia tak mencintai aku lagi, aku tetap mencintai dia." Olif tertegun mendengarnya. Sebegitu parah kah cinta menyerang anak manusia? Seperti itu kah nantinya yang dia rasakan bersama Rama? Ah, mengapa harus berpikir buruk?!
Gathering tersebut diakhiri dengan foto-foto bersama. Olif sendiri tak lupa mengabadikan dirinya bersama Dino,.. juga teman-teman yang lain. They are virtual familly. They are familly. Dengan berat hati Olif pulang kembali bersama Rama ke kota nya. Kembali pada kehidupan normalnya. Sekilas Olif teringat sesuatu .. dimana kah Rama ketika dirinya sedang ngobrol bersama Dino? Rama tak kelihatan batang hidungnya sama sekali!!
"Aku ada kok .."
Hanya itu jawaban Rama dan Olif tak ingin mencari tau jawaban yang lain lagi. Biar lah. Rama memang seperti itu. Rama pilihannya yang harus ia tanggung konsekuensinya.
Dua Tahun Yang Lalu.
Rama nampak asik di telepon ketika Olif datang untuk membuka warnet. Entah dengan siapa cowok itu berbicara, gayanya serius sekali. Olif membuka gordyn dan mulai menyapu. Rama masih terus berbicara di telepon hingga Olif selesai menyeduh dua cangkir teh.
"Siapa?" tanya Olif. Rama memeluk Olif dari belakang dan menghujani gadis itu dengan ciuman-ciuman panas.
"Teman. Dia meminta pendapatku soal usaha warnet." Jawab Rama .. kali ini Rama membalikkan tubuh Olif dan mengecup bibir gadis itu.
"Ufff .. belum mandi!!!" protes Olif. Rama tertawa mendengarnya.
"Biar saja. Ga ada aturan yang melarang cowok mencium pacarnya meskipun belum mandi." Olif cemberut. Ditolaknya Rama sampai terjengkang di sofa.
"Mandi gih .. nanti teh nya keburu dingin. Temanmu juga aneh .. masa pagi-pagi menelpon sih?" komentar Olif tak didengar lagi oleh Rama. Cowok itu sudah kecipak kecipuk di kamar mandi sambil bersiul. Olif hanya bisa geleng-geleng kepala. Seorang turis datang dan rutinitas hari ini pun dimulai. Menghidupkan komputer, memasuki dunia maya dan mencari-cari nick itu lagi. Sudah enam bulan setelah gathering di Jogja berlalu. Olif dan Dino kian dekat. Dekat dalam pengertian sebagai sahabat. Tapi hati Olif selalu menolak kata 'sahabat' itu. Dia menginginkan yang lebih dari itu. Mungkin kah? Mengingat posisi mereka sama-sama tak boleh? Olif mendesah. Rumit!!
Telepon berdering. Olif bangkit untuk menerima namun dengan gesit tangan Rama meraih gagang telepon. Olif terkejut. Cepat benar Rama mandi? Gadis itu menatap Rama penuh tanda tanya, namun Rama cuek,.. membelakanginya dan mulai berbicara di telepon.
"Ya? Iya gue .. ga .. tenang aja, kamu ga usah takut ya .. oke soal warnet itu .. bla bla bla .." Olif kembali ke mejanya. Satu hal yang menyentil hatinya, Rama nampak berbeda. Pembicaraan di telepon itu bukan seperti pembicaraan seorang teman yang bertanya seluk beluk usaha warnet. Kecurigaan Olif dipendam sendiri. Sesek.
Satu Tahun Yang Lalu.
<vivore> Aku turut prihatin yah Lif.
<olifolif> Thx. Semuanya sudah terjadi .. biarlah.
Olif menarik napas lega. Usai sudah sekarang. Dia dan Rama resmi putus!! Kecurigaan Olif selama ini ternyata betul. Rama ternyata berselingkuh di belakangnya. Banyak kecurangan yang dilakukan Rama dibelakangnya. Rama pembohong ... aktor hebat yang bisa memainkan peranannya dengan sempurna sehingga Olif sama sekali tertipu selama setahun belakangan ini. Olif down .. tiga tahun menjalin cinta dengan Rama berbuah pada kepahitan seperti ini.
Dino menjadi lebih sering ngobrol dengannya. Memberinya cerita-cerita lucu. Olif tau, maksut Dino adalah agar dia melupakan Rama. Melupakan kesedihan yang diukir Rama di hatinya. Lambat laun Olif mulai bangkit dari kekecewaan yang mendalam. Dino penghiburnya. Miranda penghiburnya. Semua teman-teman menghiburnya, memberinya dukungan mental agar dia tak usah berkepanjangan larut dalam kekecewaan. Ini lah hidup .. tak ada yang abadi.
Olif membantah. Ada yang abadi .. cinta Dino pada gadis supel itu. Dino tak dapat melupakan gadis itu dan cinta mereka biarpun si gadis telah menjadi milik orang lain. Dino tetap kukuh pada cintanya .. seandainya saja Olif adalah gadis itu .. seandainya saja .. karena yang menjadi kenyataannya sekarang bukanlah perandaian yang terus bermain di dalam benak Olif.
Seperti kata pepatah,.. kebersamaan melahirkan rasa untuk terus memilikinya. Olif jatuh cinta pada Dino. Bagaimana dia tidak jatuh cinta? Pada awalnya Olif telah suka dan kagum padanya. Pada awalnya Olif telah memiliki rasa nyaman setiap bertemu dengan Dino di ruang chat. Tak pelak lagi, Olif jatuh cinta pada Dino!! Cinta yang tak bisa dibalas Dino karena cinta cowok itu telah dibawa pergi oleh gadis tercinta. Olif ingin meyakinkan Dino bahwa ada cinta yang lain yang bisa menggantikannya bila Dino ingin. Sayangnya Dino tak ingin,.. sigh.
Olif mencoba meyakinkan hatinya dulu, bahwa yang dirasakannya terhadap Dino barangkali bukan lah cinta. Bisa jadi itu hanya nafsu sesaat ... hanya kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dari pria lain karena Rama memang jarang memperhatikan dirinya. Namun, bukan kah Dino juga berlagak cuek padanya? Tapi mengapa dia sama sekali tak bisa melupakan Dino? Si cool pemikat hati itu!? Benarkah hidup ini begitu tidak adil untuknya? Benarkah tak ada keberuntungan yang menyapanya dalam urusan cinta?!!!!
Saat Ini.
Pagi yang cerah. Dengan berjalan kaki sambil mendengarkan discman, Olif menuju ke warnet. Tak lupa bertegur sapa dengan orang-orang yang ditemuinya di jalan. Jarak antara rumahnya dan warnet yang tak begitu jauh membuat Olif memutuskan untuk lebih sering berjalan kaki di pagi hari. Selain sehat dan menguntungkan jantung, Olif bisa menikmati kehidupan pagi dari kota Jember.
Dari discman Olif mendengarkan lagu-lagu favoritnya sepanjang perjalanan. Membunuh kejenuhan bila rasa itu hadir. Tiba di warnet, nampak Peter telah mondar mandir dengan gelisah. Peter,.. salah seorang sahabatnya di Jember yang sering membantu Olif menjaga warnet. Hanya sebatas membantu. Olif tak menjadikan Peter admin atau operator karena cowok hitam manis itu sendiri menolak untuk bekerja bersama Olif.
"Pagi betul Pet?" sapa Olif. Wajah Peter langsung cerah.
"Mbak Olif!! Iya nih, aku pengen ngirim data." Olif mengangguk dan membuka warnet. Ritual pagi hari mulai dilakukannya. Membuka gordyn, menyeduh teh hangat untuk dirinya dan Peter pun tak lupa menyapu. Usai beres-beres, Peter mulai nge-net dan Olif kembali menyentuh dunia maya,.. kembali mencari-cari nick itu di list yahoo messenger, berharap Dino online.
BUZZ!!
<vivero> Piye kabare Lif?
<olifolif> Apik .. suwun :"> awakmu sendiri piye kabare?
<vivero> Yea, apik .. aku lagi banyak kerjaan .. sek tak tinggal ya.
Setahun belakangan ini hanya Dino lah 'sosok' yang menemaninya di ym .. bila pun ada orang lain, Olif lebih memilih Dino meskipun sering ditinggal kerja. Padahal banyak teman-teman lain yang ingin ngobrol dengannya. Namun Olif ogah-ogahan menanggapi. Dia lebih suka menunggu Dino kembali dari pekerjaannya,.. penantian yang terkadang berakhir dengan kesia-siaan karena Dino 'lupa' telah membuatnya menunggu. Hal yang terulang setiap hari tanpa jenuh datang menghampiri. Cinta!??!!
Iya, Olif menyadari cinta yang hadir dari jauh-jauh hari ini. Olif telah yakin seratus persen pada cinta ini. Cinta untuk seorang Dino. Cinta yang bertepuk sebelah tangan(?) atau justru disambut juga? Tetapi Dino malu untuk mengakuinya karena telah bersumpah bahwa cintanya telah dibawa pergi oleh gadis lain?
<miranda> Kamu harus jujur ke dia Lif.
<olifolif> Jujur? Plis deh Mir .. aku ini cewek.
<miranda> Loh,.. apa salahnya sih?! Ini zaman sudah maju Lif!!
<olifolif> Karena zaman, aku harus mengutarakan isi hatiku terlebih dahulu?
<miranda> Iya lah .. ada loh cowok yang ga berani bilang cinta duluan.
<olifolif> Gag .. hmm lihat saja nanti. Tapi untuk sekarang engga dek Mir.
Rindu. Ada kalanya rindu menyesaki jiwanya. Kata-kata Miranda terus diingatnya. Mengutarakan cinta lebih dahulu? Hmm,.. tapi apa kata Dino nanti? Cewek agresif yang membuang jauh-jauh rasa malu? Shit! Susahnya mencintai cowok yang tidak menyadari perasaannya. Cukup lama pertentangan bathin Olif hingga suatu hari dia memutuskan untuk bicara.
<olifolif> Mir, aku pikir omonganmu ada baiknya.
<miranda> Gitu dong Lif!! Biar ga nyesekin hati.
<olifolif> Hu`uh, nanti aku akan ke Jogja.
<miranda> Oh Yess!! Nginep di tempatku saja ya sist.
<olifolif> Boleh.
<miranda> Tapi,.. kayaknya kamu kudu ngasih sinyal ke Dino Lif.
<olifolif> Akan aku coba Mir. Thx ya!!
Nekat. Itu kada yang tepat untuk Olif. Dia harus berusaha. Bila gagal, toh dia pernah mencoba, tidak diam sama sekali. Take it or leave it?! Get him or not? Bagaimana dia tau perasaan Dino yang sesungguhnya kepadanya bila tidak berusaha mencari tau? Kalau dipikir-pikir kembali, memang tak ada salahnya mencoba. Seandainya gagal, Olif harus siap mental untuk itu. Harus!!
<vivore> Gimana? Hatimu masih luka? :))
<olifolif> Luka karena Rama? Ga lah .. aku justru takut, hati ini akan luka karena yang lain. Hehehehe.
<vivore> Ouw!! Apa tu?
<olifolif> Ada deh .. Din, aku mau ke Jogja.
<vivore> Assiikk jangan lupa oleh-oleh yah hihihihi.
<olifolif> Beres .. hmm Din ..
<vivore> Ya sayang?
<olifolif> Aku ingin ketemu kamu.
<vivore> Boleh!! Apa sih yang engga buat kamu? Cieee :P
<olifolif> Oke ;)) nanti aku kabari yah.
Tepat dua minggu setelah percakapannya dengan Dino di ruang maya, Olif pun berangkat ke Jogja. Untuk sementara warnetnya di tutup. Siapa yang mau menjaga selama dia pergi? Tak mungkin lah Peter mau .. lagi pula Olif tak lama kok di Jogja. Just take it or leave it!! And then she'll get back soon.
Jogja,..
Kota kenangan. Menyimpan banyak kisah. Menarik perhatian Olif dan membuat gadis ini menapakkan kakinya disini kembali. Benar juga lirik lagu Katon .. setiap sudut Jogja adalah senyum penuh keramahan. Setiap orang yang pernah ke sini pasti ingin kembali lagi walaupun dengan alasan yang berbeda-beda. Termasuk dirinya.
Miranda menyambut kehadiran Olif dengan gembira. Kedua cewek itu lantas ngerumpi dan jalan-jalan. Rencanya Olif akan menunggu kedatangan Dino di rumah Miranda besok malam. Hati gadis ini berdebar-debar. Miranda selalu memberinya semangat. Kamu bisa Lif!! Kamu pasti bisa.
Malam ini,..
Mau meledak rasanya dada Olif begitu melihat sosok Dino di pintu rumah Miranda. Luapan kegembiraan menyelimuti hatinya. Bergegas mereka salaman trus cipika cipiki. Dino tak banyak berubah sejak pertemuan pertama mereka saat gathering. Wajahnya yang manis bertambah manis saja. Miranda membiarkan keduanya mengobrol di ruang tamu tanpa ingin menemani atau menguping. Biarlah, sekarang adalah saat bagi Olif untuk merintis jalan baru ... bila harus take it, jalan baru baginya terbentang .. bila harus leave it pun,.. masih tetap ada jalan baru yang harus dilewatinya.
"Lif, bulan depan aku tunangan ..." ujar Dino setelah meneguk syrop markisa buatan Miranda. Olif menegang .. belum juga dia berbicara Dino sudah membuatnya buntu akal. Bagaimana ini?!
"Ddddengan ssiapa?" tanya Olif gagap.
"Teman .. teman kuliahku dulu." Olif mengangguk .. mereka masih mengobrol hingga jam 10 malam tanpa Olif dapat menyuarakan isi hatinya. Dino akan bertunangan!! Obrolan mereka terasa hambar bagi Olif meskipun Dino selalu memancing tawanya dengan kisah-kisah lucu ... semuanya terasa basi!!
Separuh nafasku, terbang bersama dirimu
Saat kau tinggalkanku, salahkah ku
Salahkah aku .. bila ku bukanlah
Seperti aku yang dahulu
Ada makna tergali dari sini
Dari perpisahan yang terjadi
Kau hancurkan diriku
Bila kau tinggalkan aku .. kau dewiku
Kembali lah padaku ...
Hancur!!!! Perasaan Olif tercabik-cabik!! Ada yang hilang dari jiwanya, Dino! Rasanya lebih sakit dan hancur dibandingkan dengan perpisahannya dengan Rama. Miranda menemaninya menangis semalaman. Miranda turut prihatin, karena semua ini pun atas usul dirinya. Olif sesenggukan.
"Ga pa pa Mir,.. toh aku telah mencoba .. kita sama-sama tau kan ... kalau gagal aku harus menyiapkan mentalku. Aku siap .. tapi sekarang aku ingin menangis .." kata Olif disela-sela tangisnya.
"Aku mengerti Lif .. leave it .. just leave it sist .." hibur Miranda.
Kembali ke Jember. Kembali pada rutinitas yang terkadang membosankan. Masih juga kecewa itu menderanya, tapi Olif berusaha tegar. Gadis ini berusaha untuk selalu tersenyum dan bersikap biasa bila ditegur Dino di yahoo messenger. Dia berusaha memberi ketulusan seorang sahabat terhadap Dino walaupun berat. Dengan berbesar hati Olif selalu mengirimkan sms yang berisikan kutipan 'alkitab' untuk Dino setiap hari Minggu. Mereka masih bertunangan .. masih ada harapan .. bisik hati Olif. Terlepas dari semua ini, Olif masih bermimpi tentang Dino. Impian gadis yang jatuh cinta. Mimpi yang tak hanya datang di dalam tidur, namun juga di dalam kesehariannya.
Tak dapat Olif ingkari, dengan bermimpi tentang Dino, semangatnya tumbuh kembali. Hari-harinya lebih terasa berwarna. Ringan sekali rasanya hati gadis itu bila ia memikirkan tentang 'mimpinya' .. menjadi pendamping hidup Dino .. ah yah!!
<miranda> Dah nemu yang baru? :D :D
<olifolif> Hahahah, gag .. belum tuh!
<miranda> Still think of him?
<olifolif> Sedikit .. hehehehe.
<miranda> Yang tabah ya sist,..
<olifolif> Iya iya . huehue .. makasih ya :P~
Betul kata orang,.. jangan memupuk mimpi-mimpi yang tak pasti!! Apalagi bila kita sendiri sudah tau jawabannya akan seperti apa, berakhir dimana mimpi itu. Jangan memupuk mimpi di atas mimpi!! Olif tertegun membaca kalimat yang tertulis di layar monitornya. Matanya basah kembali .. entah sudah berapa kali dia menangis gara-gara rasa cintanya ke Dino. Dan tangisan yang ini adalah benar-benar tangisan kehilangan yang amat sangat!! Tuhan, beri aku kekuatan agar dapat melewati semua ini dengan tegar,.. do'a Olif.
<vivore> Januari nanti aku bakal jadi suami Lif!! :D
<olifolif> Selamat.
<vivore> Kalau ga tanggal 10 ya tanggal 15.
<olifolif> Selamat ya!!
Mimpi itu terhempas!! Mimpi itu telah memiliki sepasang sayap dan terbang meninggalkannya. Berlari sejauh mungkin dari gapaiannya. Bersembunyi di balik mega agar dirinya tak dapat melihat. Bila mega terhapus angin, mimpi itu akan mencari bebatuan untuk bersembunyi agar dirinya tak dapat menemuinya. Lalu mimpi itu akan berbahagia bersama pilihannya dalam suatu ikatan suci tanpa dirinya bisa memprotes. Tak berdaya, dipenuhi kecewa dan luka. Luka itu berdarah kembali,.. bukan karena pisau yang sama. Yang ini lebih tajam ... hanya sedikit kebasan anginnya saja, luka itu berdarah lagi.
Mimpi itu bahkan tak memberinya kesempatan untuk bersuara. Mencoba menyerukan isi hatinya,.. sudah tau kah Dino tentang cinta Olif sehingga dia langsung berkata jujur tentang pertunangannya? Bila pun seperti itu, Olif berterima kasih,.. Dino tentu lah tak ingin membuatnya malu di hadapan cowok itu sendiri. Mimpi itu telah lari meninggalkannya, namun tetap tak akan bisa sirna darinya hingga batas waktu yang diijinkan Tuhan. Olif terpekur dalam kesendirian,.. untung saja ini hanya mimpi-mimpinya sendiri. Bila kah ini sama seperti Rama,.. maka dia mungkin tak sanggup menghadapi semua. Sigh ..
Sedih Tak Berujung (Glenn Fredly)
saat menjelang
hari-hari bahagiamu
aku memilih diam dalam sepiku
saat mereka tertawa diatas pedihku
tentang cintaku yang telah pergi tinggalkanku
aku tak peduli
sungguh tak peduli
inilah jalan hidupku
ini aku, genggam hatiku
simpan didalam lubuk hatimu
tak tersisa untuk diriku, habis semua rasa didada
Slamat tinggal, kisah tak berujung
kini ku kan berhenti berharap
perpisahan kali ini untukku
akan menjadi kisah
sedih yang tak berujung
And then, kisah mereka, berakhir di Januari.
-Aku cinta dia, dia tidak mencintaiku, lalu ketika dia terikat dalam janji kudus dengan wanita yang lain, aku tetap cinta dia, entah sampai kapan persembahan cinta ini akan bermuara-
~end~