Welcome to: Definisi kanker & Wanita

    Tumor adalah pertumbuhan jaringan yang berlebihan. Ia tumbuh secara tidak terkendali dan tidak mengikuti polapertumbuhan jaringan yang normal.Makanya,tumor itu dikatakan sebagai pertumbuhan jaringan abnormal. Ini sebetulnya terkesan lebih sederhana dibandingkan image yang  sering muncul ditengah masyarakat tentang tumor. Image ituantara lain mengindentikan tumor dengan kematian.Setidaknya, ada dua macam tumor yang saya tahu. Ada tumor jinak dan ada tumor ganas, tumor ganas ini disebut kanker. Dalam dunia kedokteran, istilah tumor juga dipa- kai untuk menyebut pembengkakkan jaringan akibat infeksi seperti pembengkakkan karena bisul (infeksi).

 

          Tumor jinak pertumbuhanya lambat. Ia tidak menyebar kebagian tubuh lainya. Bila dibanding bila dibanding dengan pertumbuhan kanker, tumor jinak ini masih boleh dikatakan sedikit teratur. Gangguan yang timbul akibat tumor ini hanya sebatas efek penekanan jaringan atau organ lain disekitarnya.Tumor yang bersifat jinak pada jari- ngan ikat biasanya disebut fibroma, sedang yang ganas disebut sarkoma. Tumor jinak pada tulang disebut osteoma, sedang yang ganas disebut osteogeniksarkoma. Yang mengenai kelenjar disebut adenoma, sedang yang ganas yang mengenai kelenjar disebut adenokarsinomo.

 

            Untuk jenis tumor yang berbahaya, alias kanker,memang sering kali menjadi hantu bagi masyarakat, khu- susnya bagi mereka yang kebetulan mengidapnya.Karena,tumor ini memang pertumbuhanya cepat. Ia juga mudah men- yebar (metastasis) ke bagian tubuh yang lain.Bahkan masuk ke organ tubuh yang letaknya jauh dari lokasinya. Peru- bahan sel juga sangat tidak teratur. Proses keganasan kanker ditandai oleh pembelahan sel–sel dengan cepat dan ti- dak terkendali didalam membentuk sel sejenis yang juga ganas. Sel tersebut menyebar dibawa oleh kelenjar getah bening atau peredaran darah sehingga mampu menyebar ke bagian lain yang agak jauh dari induknya.

 

            Ganguan yang ditimbulkan oleh kanker ini terjadi secara menyeluruh. Pasalnya,sel–sel kanker cepat men- yebar ke organ lain dan kemudian membentuk sarang baru yang  tingkat keganasannya sama dengan sel kanker induk- nya. Kerusakan jaringan yang diserangnya pun berlangsung cepat dan sekaligus mengenai beberapa organ tubuh.umum- nya pasien saya adalah mereka yang sudah mengalami kerusakan pada banyak bagian tubuhnya karena kanker. Keru- sakan itu tergolong cepat, hanya beberapa bulan dari awal perkenalanya dengan kanker. Ada yang sudah terse- rang tulang, paru-paru, usus, dan sebagainya.Namun sejauh ini saya belum pernah menemukan adanya hasil penelitian yang bicara jelas tentang sebab–musabab timbulnya kanker. Namun ada beberapa faktor sejauh ini diduga, sekali lagi, baru sekedar dugaan, bahwa zat kimia, seperti yang terdapat pada rokok,zat warna dan debu silika dianggap sekali lagi, ini baru dugaan, belum terbukti pasti bahwa itu semua sebagai penyebab langsung kanker.

 

           Setidaknya ada beberapa kategori penyebab kanker. Pertama, faktor penyebab rangsangan fisik, biasanya dari sinar matahari dan radiasi. Sedangkan yang dalam kategori rangsang kimia antara lain dari zat pewarna, seperti debu kayu, asbes, dan asap rokok. Pola konsumsi bahan makanan juga diduga mempengaruhi timbulnya kanker. Misa- lnya, kanker usus besar jarang terjadi pada penduduk yang biasa makan makanan berserat. Infeksi virus juga diduga dapat menyebabkan terjadinya kanker. Ada virus Epstin-Barr pada tumor kelenjar getah bening, virus Hepatitis B pada kanker sel hati primer, dan virus Papilima pada kanker leher rahim. Tentang sebab musabab ini memang saya coba mendokumentasikan cara perkembangannya.

 

                Saya juga membaca adanya kemungkinan bahwa lingkungan mempengaruhi terjadinya kanker.Asumsi ini didasarkan pada orang Jepang yang berimigrasi ke Amerika Serikat ternyata lebih jarang terserang penyakit ini dibandingkan dengan orang Jepang yang tidak berimigrasi. Yang masih menjadi tanda tanya, apakah hal itu dise- babkan karena perubahan kebiasaan hidup, kebiasaan makan, lingkungan atau yang lainya lagi. Untuk sementara saya mencoba mengutip pendapat para peneliti lingkungan yang mengatakan 80% kanker disebabkan oleh faktor lingkungan.

                                                 

    Kanker & Wanita

                Asumsi ini bermula dari perbandingan antara wanita dan pria yang menjadi pasien saya. Perbandingan cukup tajam, antara 4 berbanding satu. Dari lima pasien saya, empat diantaranya wanita. Kanker pada wanita, umumnya adalah kanker payudara. Saya tertarik untuk mencoba cari tahu, mengapa wanita lebih banyak menderita kanker. Apakah wanita lebih rentan dari kemungkinan terhadap kanker, atau hanya karena faktor kebetulan saja. Yang jelas, ini menarik untuk diketahui lebih dalam lagi.

Di Singapura belum lama ini pernah dilakukan riset terhadap 1.089 wanita berusia 45 hingga 69 tahun. Riset itu menunjukan bahwa wanita, khususnya yang gemuk, lebih rentan terhadap serangan kanker. Rasionya dengan pria, satu berbanding sembilan.riset ini memang dibatasi untuk wanita gemuk saja, sehingga yang sedang  atau yang kurus boleh merasa lega. Bahkan, wanita menjadi beresiko bila dalam silsilah keluarganya ada yang mengidap kangker. Ini menun- jukkan bahwa faktor keturunan menjadi salah satu penyebab kanker yang dominan.

Hal lain yang sering menjadi penyebab wanita terkena kanker adalah faktor tinggi badan. Umunya mereka yang lebih tinggi, punya kemunggkinan lebih rentan terhadap kanker. Selain itu adalah wanita yang tidak pernah melahirkan, saat memasuki masa monopause, atau mereka yang mengalmi pergantian hormon. Saya sendiri memang tidak mempunyai jawaban terhadap hipotesa–hipotesa ini. Beberapa hal saya rasakan memang terasa berlebihan, namun pada kenyatanya memang saya menemukan jumlah wanita yang menderita kangker jauh lebih banyak bila dibanding pria. Mulai dari jenis kanker payudara, usus besar, dan tulang belakang.

Namun diantara resiko itu, yang paling menentukan adalah berkumpulnya lemak di sekitar perut dan pinggang belakang. Lebih gemuk seseorang, lebih berpeluang terkena kanker. Biasanya, kegemukan itu berawal pada bagian pinggang dan perut. Di Singapore, kangker payudara memang mendapatkan perhatian serius. Dari data stastistik, ada indikasi terjadi peningkatan terus menerus. Tahun 1988, dari 100.000 wanita, ada 18 penderita kanker payudara. Selang waktu lima tahun kemudian, tahun 1993, pertumbuhanya menjadi lebih dari dua kali lipat, yakni 40 orang dari 100.000.-

  Dan di Singapore, kanker payudara menjadi pembunuh nomor satu. Sepertiga penderitanya mengalami kematian. Jangan diperdebatkan bahwa kematian adalah takdir, tapi secara medis ternyata takdir kematian itu karena ada sel–sel  kanker yang menggerogotinya. Wanita yang memiliki lemak di perut, pinggang dan sekitarnya memiliki hormon handerogen yang tinggi. Setelah menopause, hormon ini menjadi sumber utama bagi esterogen, yakni hormon seks pemicu terjadinya kanker payudara. Wanita gemuk juga mempunyai tinggkat protein yang  rendah , yang jika normal ukuranya membuat esterogen. Ini mungkin alasan lain bahwa wanita lebih berpeluang terkena kanker.

Jadi, kalau saya katakan bahwa wanita lebih mudah terserang kanker jauh lebih besar, itu bukan upaya menakut – nakuti. Tapi, itulah realitanya. Sehingga, kalau sedah tahu kemungkinan-kemungkinan itu, langkah hati–hati perlu diting- katkan lagi. Sekurang–kurangnya bisa melakukan langkah antisipasi dini sebelum mereka kanker. Mengapa wanita lebih mudah terserang kanker, juga jadi perhatian dunia. Akibatnya, wanita-pun banyak dijadikan central riset oleh lembaga- lembaga riset. Karena pada dasarnya, dengan hormon estrogen wanita cukup dapat terlindungi yang berarti wanita lebih sehat dari pada pria, seharusnya. Karen alasan itu antara lain pusat–pusat kajian melakukan telah mendalam pada wanita.

Jawabanya memang tidak mudah. Wanita pada abad modern punya peran tidak hanya sebagai faktor pendorong, tapi sekaligus sebagai pelaku dalam lingkup kehidupan baik di lingkungan keluarga maupun dalam komunitas yang makin luas ini adalah sebuah penggeseran yang mempengaruhi juga pada nilai–nilai kehidupan. Seiring dengan peran itu, maka wanitapun terpacu untuk meningkatkan agresifitasnya. Dan kecenderungan penyimpangan kejiwan pun makin tebal. Ini merupakan sebuah gejala yang logis dari letupan ambisi yang dahsyat pada wanita, yang sampai mengalahkan dinding perlindungannya, yakni hormon estrogen.

Perolehan stres pada wanita bisa menyebabkan frigiditas dingin terhadap daya rangsang sexsual seseorang, menurunnya pengeluaran air susu, dan berakibat rendahnya kadar kecerdasan keturunan ( IQ), haidpun akan menyim- pang dari daur yang sebenarnya alias tidak teratur. Dan yang lebih sering, sat menopause stres pada wanita yang me- muncak. Karna gejala-gejala itu, maka wanita tampil menjadi lebih perasa,  takut tidak disayangi suami, merasa tua dan takut tidak cantk lagi. Faktor ini membuat artritis rematoid bergolak lebih hebat lagi.  Inilah pelang-peluang yang menjadi incaran kangker urogenital alias kemih dan kelamin.

Dari berbagai alasan itu, maka saya yakin bahwa perubahan peran sosial itu yang turut menggiring wanita men- jadi sosok yang paling mudah bagi perubahan kangker. Ini bis dibandingkan dengan indikator lain, bahwa wanita-wanita dasa yang hidup sepenuhnya untuk urusan rumah tangga dengan berbagai aktifitasnya, ternyata jauh lebih terhindar kan- ker. Karena mereka bukan hanya sehat dan segi peran sosialnya, tapi pola hidup dan konsumsi sehari-harinya adalah yang bersumer pada alunan alam, tidak banyak meletuk-letuk, tidak bergejolak. Ada ketenangan dan ketenangan dan ke- damaian batin, karena mereka menerima perannya sebagai sekedar pendorong dalam aktifitas sehari-hari, baik dirumah maupun dalam komunitas yang lebih luas lagi.

Namun ada satu hal yang selama ini menjadi imej umum, bahwa aborsi merupakan faktor lain lagi dalam men- dorong terjadinya kanker pada wanita. Namun benarkah itu? Sebuah penelitian di Denmark ternyata membantahnya. Aborsi tidak menjadi penyebab, timbulnya kanker. Benarkah itu ? menurut saya, jangan cepat percaya begitu saja. Ini merupakan kontroversi dari penelitian yang menyimpulkan bahwa aborsi bukan merupakan penyebab kanker menjadi topik perbincangan yang memberi tanggapan, bahwa penelitian itu sebuah pesanan khusus oleh mereka yang berke- pentingan pada aborsi. Memang metode yang  dipakai oleh ilmuan ini adalah teknik meta analisis yang memu- ngkinkan untuk dilakukan sesuai dengan tujuan dilakukanya pnelitian itu. Yang jelas, perubahan diri di dalam rumah tangga dan komunitas pada umunya itulah yang sering disorot sebagai penyebab banyaknya wanita yang mengalami penderitaan kanker. Menjadi kekuatan pendorong di rumah tetangga, bukan berarti kecil artinya ia bisa. Ia bisa menyiapkan kader – kader masa depan melalui generasinya. Ini juga sebuah tanggung jawab yang bila dilakukan dengan penuh percaya diri, rasa menerima dengan tulus, tentunya tidak hanya akan berdampak pada kesehatan wanita itu sendiri, tapi juga terse- lamatkanya kehidupan masa depan kelak. M.Yusuf