Judul : Without Sanctuary : Lynching Photography in America
Pengarang : James Allen (editor), Hilton Als, Jon Lewis, Leon F. Litwack, Leon Litwack, John Lewis, Hilton Als
Penerbit : Twin Palms Publisher, New Mexico, AS
Terbit :Februari 2000 (hardcover)
Tebal : 212 halaman
ISBN : 0944092691
Kuburan itu terletak di pemakaman Dunsmuir, Oregon, AS. Kuburan yang masih segar dan merah. Siang itu, Kepala Polisi FR Daw baru saja disemayamkan. Dalam suasana duka, sejumlah peziarah yang hadir diam-diam berkumpul di satu pojok. Mereka tengah merencanakan untuk menghukum sendiri pembunuh Daw, Clyde Johnson.
Dini hari, 3 Agustus 1945, segerombolan orang bertopeng --konon berjumlah sekitar 50 orang-- secara paksa memindahkan Johnson dari selnya. Lelaki yang belum diputus perkaranya itu diseret sejauh tiga mil ke Selatan kota. Esoknya, seluruh Oregon gempar, karena Johnson ditemukan telah digantung pada sebuah pohon pinus.
Pejabat lokal dan negara berkomentar macam-macam terhadap kabar penggantungan itu. Jaksa Distrik James Davis mengumumkan bahwa dia akan membuka sebuah penyelidikan dan "melakukan apapun sejauh hukum mengijinkan untuk memberangus gerombolan itu," katanya. Di pihak lain, Jaksa Agung California, mengacu pada eksekusi yang tertunda sebelumnya atas terdakwa, menyatakan bahwa "kegelisahan tak terkendali" itu adalah akibat alamiah dari "keapatisan pengadilan Tinggi Amerika Serikat".
Di tempat lain, Jesse Washington, remaja kulit hitam berusia 17 tahun dengan mental labil, dihukum semena-semena pada 16 Mei 1916 di Waco, Texas, setelah mengaku membunuh pekerja perempuan kulit putihnya. Dia digantung dengan sebuah rantai di depan toko perkakas. Kakinya dibakar hingga ke lutut, bentuknya tak lagi bisa dikenali. "Inilah barbeque yang kami bakar tadi malam," tulis Joe Meyers muda pada punggung kartu pos yang memuat foto penghakiman brutal atas Washington itu. Catatannya tak cuma menggambarkan tubuh Washington yang berantakan tapi juga penulisnya. "Gambarku di sebelah kiri," catatnya.
Apapun komentar mereka pada masa itu, adalah fakta bahwa sebuah jaman kegelapan tengah terjadi, dan sebagiannya terus berlangsung hingga kini. Tuskegee Institute mencatat telah terjadi kebiadaban di luar hukum terhadap 4.742 orang kulit hitam antara 1882-1968.
Namun, yang sering terabaikan adalah hadirnya seorang biasa, kadang memang fotografer profesional, yang merekam peristiwa itu lewat kameranya. Foto-foto tentang kebiadaban ini sering dijadikan kartupos dan dijual sebagai cinderamata di AS pada masa itu. Anehnya, terkadang foto-foto itu melukiskan suatu tampilan yang menggelisahkan: seorang kulit putih menatap langsung ke kamera dan tanpa rasa malu dia tersenyum dengan latar seorang kulit hitam tergantung di sebuah pohon. Orang mungkin lupa, tapi foto-foto itu terlanjur merekamnya dan suatu saat akan mengingatkannya.
Kini, kolektor foto James Allen menggelar sebuah pameran yang tidak biasa, pameran foto dan kartu pos yang menggambarkan kebiadaban di luar hukum dari seluruh penjuru AS selama 25 tahun terakhir ini. Dengan esai-esai yang ditulis Hilton Als, Leon Litwack, John Lewis, dan James Allen, foto-foto itu dipublikasikan oleh Twin Palms Publisher, penerbit dari Santa Fe, New Mexico, yang biasa menerbitkan buku-buku fotografi.
Foto-foto itu dicetak dengan 98 pelat warna pada 212 halaman dan diberi tajuk Without Sanctuary : Lynching Photography in America yang baru terbit Februari lalu. Foto-foto itu pula yang dipamerkan di New York Historical Society hingga 9 Juli nanti.
"Foto-foto itu menggoreskan kenaifan kita, bahkan membekukan benak dan indra kita terhadap dalamnya horor itu, tapi mereka harus diuji jikalau kita hendak memahami bagaimana lelaki dan perempuan normal dapat hidup bersamanya, berpartisipasi di dalamnya, dan membela kebrutalan," demikian penggalan esai dari Leon F. Litwak dalam Without Sanctuary. Foto-foto dari masa silam itu menggaungkan sebuah ketidakadilan tapi juga potret kesenangan. Ini bisa jadi sebuah peringatan agar tak berulang, tapi cukupkah demikian?