Saya dan Corat-coret
Awalnya
saya tidak bisa menulis seperti sekarang
ini,
dulu saya paling tidak suka memahami puisi dan sama sekali tidak
tersentuh
mendengar anak membaca puisi pada pelajaran Bahasa Indonesia
di
MTs (setaraf SMP). Ketika mulai masuk SMA, kebetulan ada lomba membaca
puisi
antar kelas, saya iseng aja nonton, hanya karena rasa ingin tau dan
kebetulan
ada teman yang ikut mewakili nama kelas saya (itung-itung ngasi
dukungan).
Dari sanalah saya mulai melihat anak-anak yang membaca dengan
'baik',
dan membuat saya tersentuh..." wah ternyata indah juga, jika yang
membaca
itu 'bagus' ". Tidak jauh dari hari itu, anak-anak ekskul teater
(Teater
Stuppa) mengadakan pentas kenal untuk murid-murid baru kelas 1.
Seperti
sebelumnya saya menonton karena keinginan untuk tau teater itu
seperti
apa. Saya kagum melihat permainan kakak-kakak kelas, mereka bisa
membawakan
peran dengan sangat serius, kebetulan naskahnya surealis.
Setelah
pementasan usai para penonton dan seluruh pekerja panggung duduk
membentuk
lingkaran untuk sarasehan membahas pementasan, sekalian
mengenalkan
komunitas mereka. mulailah saya tertarik.
Saya
mulai ikut belajar berkarya bersama dan belajar menikmati karya
orang
lain, Dari sinilah saya mulai merasa cocok dan mencintai kesenian.
Sebenarnya
bukan hanya drama, sebab dalam teater terdapat cabang kesenian
yang
lain, ada senirupa, seni gerak (tari), seni suara (musik), dan seni
sastra
(meskipun saya tidak menguasai seluruhnya). Saya ingat waktu ikut
Teater
Ideot (teater umum, bukan dari kampus atau sekolah) ada tugas
observasi
ke stasiun kereta api, kami diberi tugas untuk menghasilkan
karya
bebas dari hasil observasi itu, teman saya ada yang bikin cerpen
2
sampai 3 halaman dan ada yang bikin sajak panjang-panjang. Saya tidak
bisa
seperti mereka, hasil tulisan saya hanya satu kalimat saja " Kini
di
stasiun ini aku sendiri, mereka semua telah pergi ", seperti itu.
Dalam
berteater saya mulai belajar mengungkapkan ide-ide, lewat latihan
kecil
'improviasi'. Ada improvisasi musik, dimana kami berkumpul bersama
dan
masing-masing memegang benda-benda yang bisa menghasilkan suara, ada
yang
menbawa kayu, bambu, kaleng bekas, dan lain-lain. Salah satu dari
kami
memulai membunyikan benda yang dipegangnya, lalu diikuti anak
disampingnya,terus
berurutan sampai semua membunyikan alatnya, lalu kami
saling
menyesuaikan dan terbentuklah sebuah musik. Awalnya sih memang
berantakan,
tapi pada latihan-latihan berikutnya sungguh nikmat rasanya.
Kami
juga melakukan latihan improvisasi lewat gerak, lewat acting, lewat
kata,
lewat tulisan, dua cara yang terakhir itu mendorong saya untuk bisa
menulis.
Lepas
dari itu semua, mulai muncullah 'keindahan' itu, mewarnai angan,
mengisi
hati, mengisi mimpiku. Lalu kegelisahan, lalu keindahan, lalu
gelisah,
gelisah dan gelisah. Mulailah aku mengungkapkan apa yang aku
pikir
dan rasakan lewat tulisan, aku tidak tau disebut apa tulisan-
tulisan
itu, puisi atau sajak atau apa, aku tak peduli. Ketika keindahan
mulai
berkurang dan kegelisahan semakin menyerang, aku semakin banyak
menulis
(sempat aku kumpulkan menjadi buku berjudul 'bidadari'). Kini
kegelisahan
itu telah hilang dan aku tak produktif lagi menulis seperti
dulu.
Selama
3 tahun penuh SMA saya tetap aktif di teater (Teater Stuppa).
Sudah
terlibat dalam beberapa pementasan atau karya bersama, mulai dari
pementasan
kecil-kecilan di kelas, pementasan untuk sekolah, festival
antar
SMA, sampai terlibat teater kampus (bersama mahasiswa), juga teater
umum.
Mulai dari menjadi penonton, pekerja panggung, kru musik, aktor,
pemegang
lighting, sampai sutradara. Tapi semua masih dalam tahap belajar
,
tidak ada kesempurnaan.
Di
teater saya juga mulai merasakan indahnya berorganisasi (padahal
awalnyasaya
benci terlibat organisasi). "Kini aku rindu berorganisasi,
aku
rindu kebersamaan".
Homepage
ini saya buat untuk mendokumentasikan beberapa tulisan saya yang
selama
ini tercecer dalam kertas-kertas buram yang tak pernah saya susun
rapi
di lemari. Dengan mengumpulkannya dalam sebuah homepage, semoga
memiliki
manfaat untuk siapa saja yang berkunjung kesini.
*zam
" Semua
yang saya tulis masilah terlalu sempit, sebab hanya mengenai hal-hal yang
kecil saja,
referensi
bacaan saya juga masih sangat minim, tapi saya berusaha untuk terus belajar.
"