Dunia
Lain Bagiku
Gedung
pertunjukkan
sebuah
panggung yang siap dilukis aktor-aktor
sudah
terisi properti, setting dan lampu-lampu
dan
kursi-kursi penonton telah menunggu untuk diisi
adalah
'dunia lain' bagi diriku
sebuah
dunia dimana jiwa, hati dan perasaanku
kulapangkan
lebar-lebar...seluas isi panggung
dan
kursi-kursi penonton dan sinar lampu
lalu
aku jamah, aku sentuh satu persatu
dengan
perasaanku sehalus-halusnya
dengan
setenang-tenangnya, terus kucoba
kujamah
dan kusentuh satu persatu...
hingga
diriku, jiwaku benar-benar menjadi satu
masuk,
melebur dengan jiwa panggung pertunjukkan
sebuah
dunia yang gelap, hitam tapi jelas
dimana
lampu-lampu hanya difokuskan kepada objek,
kepada
pelaku, kepada gerak, kepada ekspresi, kepada tubuh
yah..alangkah
indahnya..karya-karya itu bersinar diterangi
lampu-lampu,
dan dunia itu gelap, memang lebih baik gelap..
atau
harus gelap, yah ..harus, agar apa yang kurasakan
dan
apa yang dirasakan penonton..bisa benar-benar terasa
sebuah
penonjolan objek diantara ruang gelap,
sebuah
ketotalan ekspresi,..tentang keindahan
tentang
derita, tentang tragedi, tentang penindasan,
tentang
apa saja, tentang debu-debu, tentang gerak
tentang
kehidupan,.....dunia lain bagiku.
10032000
-------------------------------------
Begitu
Mudah
Begitu
mudah
jiwa
ini berubah
kebiasaan-kebiasaan
juga
aku
semakin malu
pada
orang-orang dirumah
08032000
-------------------------------------
Pagi
di Jendela Kamar
Kalau
dia tahu pasti dia terbang menjauh
dia
sendirian berloncatan di pohon yang rimbun
tidak
berkicau hanya berloncatan
dari
satu ranting ke ranting yang lain
menghampiri
bunga-bunga lalu menghisapnya
dengan
paruhnya yang kecil mungil
dia
masih terus berloncatan diantara daun-daun
yang
bermandikan sinar mentari pagi
dia
rasakan kehangatan
dia
rasakan kebebasan
dia
rasakan kenikmatan
Kalau
dia tahu pasti dia terbang menjauh
aku
milihatnya dibalik jendela kamarku