"Sarapan
Orang Indonesia"
Jika
berita di pagi hari
di
koran-koran harian
juga
di radio dan televisi
adalah
sarapan pagi...
maka
sarapan pagi kita
makanan
pagi rakyat Indonesia
adalah
mayat-mayat yang terkapar di jalan
puing
hitam gedung-gedung yang hangus terbakar
berkali-kali
kita sarapan ini
kita
makan, kita cerna dan kita telan
hampir
setiap pagi...
hingga
rasanya itu hampir
menjadi
biasa di lidah jiwa
Orang
Indonesia
oktober
99
-------------------------------------
10
menit
Tidaklah
tajam pemikiran sebagian besar rakyat negeri ini tentang politik
yang
mereka tahu hanya nama-nama partai yang terus di besar-besarkan sedang
nama-nama wakil rakyat mereka tak kenal
sedang
waktu musim kampanya, orang-oarang pada senang konvoi-konvoi pesta di jalan-jalan
raya, dengan menyetel musik keras-keras dan berjoget ria apakah ini perjuangan
?..inikah perjuangan ?
oktober
99
-------------------------------------
Minum
Teh
Aku
bahkan lupa pada nama-nama hari yang telah aku lewati dan yang sedang aku
hadapi, apalagi angka-angka kalender (salah satu sebabnya adalah karena
di dinding kamarku tak tertempel tanggalan ) beberapa hari ini kewajiban-kewajiban
yang kuemban nampak semakin jelas, aku tak mengganggap itu semua beban,
sebab aku datang untuk itu, tapi aku resah ketika tubuhku mulai berat dan
tak bertenaga bukan karena menghadapi kewajiban tapi aku merasa bahwa sejauh
ini aku belum melakukan apa-apa aku belum mendapat apa-apa sedang aku terus
diberi makan, hari ini aku "kerja" sehari, aku merasa belum mendapat apa-apa,
aku ingin mendapatkan (melakukan) sesuatu yang berguna untuk hidupku sekaligus
orang-orang disekitarku, aku masih merasa kurang, setiap malam aku ingin
menulis-nulis atau membaca-baca, tapi seperti biasa semuanya ikut tenggelam
dalam nafasku yang tak teratur, tidur. aku hanya punya mimpi, aku hanya
punya keinginan tapi semangat nol, menjadi berat tertekan khayalan, bawah
sadar dan kemalasan...apa..ooiiii...aku ingin berteriak, jika kubayangkan
diriku tak pantas melakukannya saat ini, mungkin aku mulai berubah atau
adaptasi, ya,..aku baru mulai. dan setiap keluarga disana setiap bertemu
selalu sama awal pertanyaannya "apakah aku kerasan ?" aku telah tenggelam
dalam kewajiban dan tak sempat berfikir yang bukan-bukan ketika tubuhku
lelah barulah fikiran-fikiran itu datang. malam ini aku minum teh karena
aku ingin santai, aku ingin membuka kembali goresan yang lau, karena disana
sepupuku menarikku dalam mimipi yang dulu. aku masih tenggelam terasa kesadaranku
tidak jalan, aku berada dimana dan siapa saja teman-teman di malang, semua
seperti hilang dalam "pekerjaan-pekerjaan" dan hadir kembali dalam mimpi-mimpi
dalam tidurku yang semakin terasa pendek, aku ingin lebih lama tidur karena
aku rindu menemui teman-teman dalam mimpi-mimpi itu. dan waktu terus merambat
membawa kita dalam suasana apa saja. rasa resah sedikit terbang, saat resah
dalam perjalanan pulang aku ingin bercerita tentang malam, tentang bulan
yang redup tertutup kabut. Dan sebagai hiasan senyum itu yang tak pernah
ada sebelumnya. aku bahagia, aku resah...teh telah habis dengan seduan
terakhir yang tak lagi panas, aku ingin menulis dalam fikiranku tentang
hal-hal yang sebenarnya sampah menurut otak yang baik. melangkalah terus
waktu antarkan manusia pada perannya masing-masing dan nasibnya hingga
akhir dari semua itu. Ya Tuhan berilah rizki untuk orang-orang yang bebuat
baik kepadaku dan terima kasih atas segalanya Tuhan.
oktober
99