EDISI 19  
Januari - Maret 2000 

Menu Utama


Daftar Isi
Refleksi: Mainan yang ...
Memilih mainan yang ...
Perlukah Orangtua ...
Mainan Kesukaan Saya
Bagaimana menghargai ...
Kesehatan: Demam ...
Tanya-Jawab


Email
Email:
emailbox@cbn.net.id

Rubrik: Kesehatan
Apa yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam?
Oleh:Dr. Sophia Theophilus

Salah satu masalah yang acapkali dihadapi orangtua adalah demam yang diderita anak-anak. Umumnya orangtua segera menempelkan tangan di dahi atau leher anak untuk mengetahui apakah anak menderita demam atau tidak. Namun patut disadari bahwa cara ini sebetulnya kurang dapat mendeteksi demam pada anak. Cara memeriksa demam demikian sangat subyektif sifatnya karena banyak bergantung pada kepekaan sesaat serta suhu badan kita sendiri.

Cara yang lebih tepat untuk mengukur suhu badan anak adalah dengan menggunakan termometer air raksa. Pengukuran suhu badan akan lebih akurat bila termometer ditempatkan di rongga mulut atau dubur dibandingkan bila ditempatkan di ketiak.

Suhu badan yang normal berkisar antara 36,50 – 37,50 C. Rentang suhu badan ini bergantung pada beberapa faktor. Suhu badan terendah adalah pada pagi hari, sedangkan tertinggi terjadi pada senja hari. Demikian pula suhu badan akan berbeda bila diukur pada saat sebelum atau sesudah makan, atau pada saat sebelum atau sesudah melakukan aktivitas.

Yang disebut sebagai demam adalah bila suhu tubuh mencapai 380 C atau lebih. Kita sebenarnya tidak perlu terlalu cemas bila suhu tubuh anak tidak melebihi 380 C. Dalam kondisi suhu tubuh di bawah 380 C, kita belum perlu memberikan obat penurun panas.

Demam sebenarnya merupakan gejala yang acapkali diakibatkan oleh penyakit infeksi seperti flu (masuk angin), radang tenggorokan, gondongan, campak, demam berdarah, tifus, dan sebagainya. Selain itu, demam juga dapat merupakan reaksi tubuh akibat terjadinya perubahan kondisi anak, seperti misalnya setelah imunisasi atau karena tumbuhnya gigi.

Apa yang harus dilakukan?

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada saat anak demam.
1. Pada saat demam, anak perlu kita awasi kondisinya dengan mengukur suhu badannya secara berkala setiap 4 – 6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
2. Beri anak minum yang banyak. Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu, air buah, atau air teh. Tujuannya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu badan memperoleh gantinya.
3. Jangan pakaikan pakaian yang tebal atau membungkus anak dengan selimut. Pakaian yang tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu badan anak dan menghalangi penguapan.
4. Kompreslah anak dengan air biasa pada dahi, ketiak, dan lipat paha. Tujuan kompres adalah untuk menurunkan suhu di permukaan tubuh anak. Turunnya suhu di permukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres..
Jangan menggunakan air es untuk mengompres. Karena hal ini justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Mengompres dengan alkohol juga tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi (keracunan).
Sekalah badan anak dengan air hangat. Setelah itu keringkan dengan handuk.
5. 5. Berikan obat penurun panas sesuai petunjuk pada kemasan atau seperti berikut:
- bayi 6 – 12 bulan: 1/2 - 1 sendok teh sirup Parasetamol
- anak 1 – 6 tahun: 1/4 - 1/2 tablet Parasetamol 500 mg atau 1 – 1 1/2 sendok teh sirup Parasetamol
- anak 6 – 12 tahun: 1/2 - 1 tablet Parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup Parasetamol.
Tablet Parasetamol yang akan diberikan dapat digerus, lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas ini boleh diberikan 3 kali sehari. Gunakanlah sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Janganlah memberikan aspirin kepada anak di bawah 16 tahun karena hal ini dapat memicu sindroma Reye. Penyakit ini tergolong langka dan mempengaruhi darah, liver, serta otak.

Kapan sebaiknya ke dokter ?

Dalam kondisi suhu badan anak mencapai 400 C atau lebih, anak harus segera dibawa ke dokter. Demikian pula bila demam itu disertai dengan kejang.

Anak juga perlu dibawa ke dokter bila demam yang dialaminya tidak turun selama 3 hari. Karena demam yang disebabkan oleh "masuk angin" umumnya berlangsung antara 1 hingga 3 hari. Bila lama waktu anak menderita demam lebih dari 3 hari, dikuatirkan hal ini disebabkan oleh penyakit yang lebih serius atau sudah terinfeksi oleh bakteri. Dengan demikian, diperlukan adanya penanganan yang lebih dari sekedar usaha menurunkan suhu badan.

Selain itu, kita dapat membedakan penyakit yang lebih serius dengan gejala flu biasa dengan mengamati gejala yang terjadi pada anak. Bila anak tampak sakit berat dengan gejala seperti cenderung tidur terus, sangat lesu, dan tidak mau main, inilah saatnya untuk memeriksakannya ke dokter.

Bila anak demam disertai dengan gejala lain seperti muntah-muntah, diare, mimisan, nyeri perut, sakit kepala, nyeri telinga, atau tidak dapat menelan, maka ia juga perlu segera dibawa ke dokter. Keterlambatan penanganan terhadap gejala yang menyertai demam ini dapat membawa dampak yang tidak diinginkan.