EDISI 20 |
April - Juni 2000
|
||||||
Menu Utama
|
Rubrik: Sudut Anak Saya Suka Nonton Esther Tjahja, S.Psi. ![]() Masalah yang perlu mendapat perhatian bukan hanya berapa lama anak menonton televisi. Lebih dari itu, yang perlu diperhatikan adalah acara apa saja yang digemari dan yang sering ditonton anak-anak serta mempengaruhi hidup mereka. Berikut ini pendapat beberapa anak sekolah minggu tentang acara favorit mereka di televisi.
Bila kita amati, ada kecenderungan anak laki-laki menyukai film yang mempertontonkan kekerasan. Sedangkan anak perempuan lebih bervariasi jenis tontonannya. Kutipan pendapat anak-anak di atas memang belum dapat mencerminkan kecenderungan secara umum tentang tontonan anak-anak. Tetapi kita tahu bahwa baik film kartun maupun film anak-anak lainnya bertaburan adegan kekerasan. Adakah dampak tontonan kekerasan terhadap perilaku anak-anak? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa film kekerasan akan memicu tingkah laku agresi pada anak-anak. Anak yang menonton film kekerasan, apalagi film yang menggambarkan pertarungan dan kesadisan yang diperankan oleh orang dewasa atau anak-anak, akan meniru tindakan yang mereka tonton. Film kartun yang banyak dinilai aman pun sebenarnya banyak menggambarkan adegan kekerasan. Meskipun berupa animasi, bila anak-anak terus-menerus mendapat paparan film kartun yang mengandung unsur kekerasan, imajinasi mereka akan dipenuhi pula oleh kekerasan yang mereka saksikan. Hal ini dapat kita amati dari gambar-gambar yang mereka buat, banyak di antaranya berupa gambar peperangan dan pertarungan. Pengaruh film kartun demikian perlu kita cermati, apalagi saat ini stasiun televisi berlomba menyajikan sekian banyak film kartun yang menggambarkan pertarungan yang sangat destruktif. Ditambah lagi bahwa belakangan ini banyak film kartun yang menyajikan tontonan yang berkaitan dengan ajaran anti Kristus secara terselubung. Di lain pihak, sinetron dan telenovela pun banyak menyajikan kehidupan keluarga yang sungguh tidak patut dicontoh. |