FKM News Network, 24 April 2003
Surat S.O.S untuk PBB
Sehubungan dengan perkembangan situasi keamanan dan keselamatan bangsa
Maluku / Alif'uru / Ina, rumpun Melanesia, di Kepulauan Maluku, yang saat ini sedang
berjuang untuk menuntut pengembalian Kedaulatan bangsa dan Negaranya yang
sudah sangat terancam, maka melalui surat ini kami menyerukan S.O.S.
Front Kedaulatan Maluku (FKM) yang memimpin perjuangan moral, anti kekerasan
dan anti anarkhis, menuntut pengembalian Kedaulatan dan Kemerdekaan bangsa
Maluku dan negara Republik Maluku Selatan (RMS), sebagai bangsa yang telah
Merdeka secara sah dan legal pada 25 April 1950, tetapi kemudian dianeksasi oleh
Republik Indonesia dan sampai sekarang masih terjajah dibawah kekuasaan Neo
Kolonialis Republik Indonesia (NKRI).
Momentum 25 April, sebagai hari bersejarah bagi bangsa Maluku, tetapi sebaliknya
menjadi ketakutan bagi Penguasa Neo Kolonialis Republik Indonesia, sehingga
melalui tentara pendudukan TNI, mereka melakukan intimidasi dan ancaman
kekerasan terhadap masyarakat bangsa Maluku, serta melakukan tindakan-tindakan
yang bertentangan dengan Hak-hak Asasi Manusia Universal, karena komitmen
masyarakat Maluku dan FKM untuk tetap akan merayakan HUT Proklamasi RMS
ke-53, tanggal 25 April 2003, dengan cara mengibarkan bendera RMS --BENANG
RAJA-- pada hari tersebut, yang adalah merupakan manifestasi dari perjuangan moral
dan demokrasi, yang merupakan dasar perjuangan.
Sesuai dengan semangat universal bangsa-bangsa berdaulat anggota PBB, tentang
Demokrasi dan Anti Kolonialis, maka dikesempatan ini kami mohon perhatian dan
tanggapan serius dari Bapak Sekjen PBB, Ketua Dewan Keamanan PBB dan
Pimpinan Komisi Dekolonisasi PBB, terhadap sikap dan tindakan pemerintah Neo
Kolonialis Republik Indonesia, yang sangat jelas bertentangan dengan semangat
bangsa-bangsa di dunia tersebut.
Atas perhatian dan tindak lanjutnya kami ucapkan terima kasih, teriring salam dan
doa.
Ambon, 24 April 2003.
Mena Muria!
"Undure, undure apa datang dari muka jang undureeee !!!" [Thomas Matulessy]
|