SURYA Online, Selasa, 18 Maret 2003 17:19
KSAD: Egoisme kelompok timbulkan konflik kekerasan
Ambon, Surya: Kasad Jenderal Ryamizard RC mengingatkan adanya bahaya
egoisme kelompok menjelang pemilu 2004 yang hanya bermuara pada kekuasaan
dan bukan untuk kepentingan naional. Hal itu akan memberi peluang yang besar bagi
terjadinya konflik dengan kekerasan antar kelompok masyarakat.
Kasad Jenderal Ryamizard RC menegaskan hal itu pada acara serah terima jabatan
Pangdam XVI Pattimura dari pejabat lama, Mayjen TNI Djoko Santoso (kini Pangdam
Jaya,red) kepada Mayjen TNI Agustadi SP,Selasa (18/3). Selama diberlakukan
darurat sipil si Maluku, baru kali ini pergantian Pangdam dilakukan secara normal di
lapangan Merdeka Ambon.
Bersamaan dengan pergantian pangdam, Kasad juga mengukuhkan pembentukan
Korem 151 Maluku dan Korem 152 Maluku Utara sekaligus melantik Kol Inf Tony
Husodo dan Kol Art Thomas Edy Widagdo masing-masing sebagai Danrem
151-Danrem 152.
Lebih jauh ditegaskan, berkaitan dengan pemilu 2004, dirasakan adanya egoisme
kelompok yang cukup dinamis Sikap egoisme sektoral yang agresif dan ditampilkan
belakangan ini sebagai bentuk manuver dengan muara yang sudah jelas, yaitu pada
kerkuasaan, bukan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan nasional, dan
bukan pula untuk peduli dengan masalah disintegrasi bangsa yang sudah di depan
mata.Tetapi lebih kepada ambisi meraih kepentingan pribadi kelompoknya. "Hal ini
sungguh sangat memprihatinkan kita semua,"tandas Kasad.
Dingatkan, bahwa intensitas untuk menampilkan sikap seperti itu akan terus
berlangsung sejalan dengan tahapan proses pemilu. Situasi seperti itu memberi
peluang yang besar bagi terjadinya konflik dengan kekerasan antar kelompok
masyarakat. "Kita tidak ingin melihat dan membiarkan pemilu yang dikatakan sebagai
pesta demokrasi itu menjadi ajang pertarungan fisik sesama anak bangsa yang
dipicuh oleh ambisi dan kepentingan pribadi atau kelompok elite tertentu," ujar Kasad.
Menyikapi situasi seperti itu, kepada prajurit kasad memerintahkan untuk memonitor,
melaporkan, mengantisipasi, meredam dan menindak tegas secara peroporsional dan
berpedoman kepada rambu-rambu hukum yang berlaku terhadap aksi-aksi yang dapat
mengganggu hidup dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Pada bagian lain, kasad mengatakan, agar momentom perdamaian yang sedang
berlangsung di daerah konflik Maluku dan Maluku Utara agar terus dipelihara agar
rakyat di daerah itu dapat memulai menjalankan kehidupannya dengan aman, tenang,
tentram dan damai. Situasi harus dikembalikan seperti dulu dimana semua
masyarakat Maluku adalah bersaudara.
Namun tetap diingatkannya, agar prajurit yang bertugas dic daerah itu agar selalu
waspada karena masih ada pihak-pihak yanfg memanfaatkan situasi konflik untuk
meraih keuntungan dan kepentingan dirinya. "Dalam setiap kesempatan, mereka
akan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk menstimulasi keadaan agar
tercipta konflik dengan kekerasan dalam masyarakat, terutama menjelang pemilu
serta memanfaatkan pemilihan gubernur Maluku yang tidak lama lagi," kembali
ingatkan kasad.
Terhadap orang-orang seperti itu, kasad perintahkan agar dilakukan tindakan tegas
dan keras. Tetapi tetap dalam koridor hukum yang berlaku.
Kasad juga mengingatkan bahaya gerakaan separatis RMS. Gerakan itu tetap akan
mengibarkan bendera RMS pada 25 April nanti. Atas rencana itu, Ryamizad
mengingatkan kepada pendukung RMS untuk tidak nekat melakukan gerakan
makarnya itu. "Kalau nekat akan kami tindak tegas," katanya. Tindakan tegas itu
juga akan dilakukan TNI apabila gerakan itu melakukan berbagai tindakan anarkis di
Maluku.
Menaikkan bendera RMS ada hukumanya, yakni 20 tahun. Dirinya meminta aturan itu
diterapkan. Terhadap vonis yang diterima Alex Manuputty dan Semy Waileruni yang
sangat ringan, hanya tiga tahun, Ryamizard menilai kalau itu vonis itu bukan
dikeluarkan TNI. "Saya bukan yang menghukum," demikoian kasad. (aro)
© 2000 All rights reserved
|