<<home>><<artists>><<FAQ>><<hale bopp>><<journal>>
<<special>><<sign guestbook>><<view guestbook>><<feedback>>
Anda punya album debut Mansun, Attack of The Grey Lantern? Tahukah Anda ada sejumlah ‘rahasia’
tersimpan dalam album tersebut?
Tidak? Well, inilah di
antaranya:
1.
Dengarkan bagian akhir Naked Twister. Ada suara
seperti orang menggumam? Itu sebenarnya
adalah suara sang gitaris, Dominic
Chad, yang lagi berpidato dan diputar terbalik!
2.
Dengarkan bagian akhir Dark Mavis. Terdengar suara
koor orang-orang yang meneriakkan sesuatu dengan tidak jelas. Sebenarnya yang mereka teriakkan adalah nama
‘Duncan Ferguson’, pemain sepakbola favorit Mansun, yang sewaktu Grey Lantern
direkam bermain untuk Everton, klub favorit Mansun.
Pertikaian Oasis
vs. Blur memang sudah jadi berita basi.
Tapi saling tidak menyukai antar band, terkadang antar musisi, rupanya
masih juga terjadi. Berikut sejumlah
‘permusuhan’ yang kami catat: Hoggboy benci Stereophonics. Mark Morriss-nya The Bluetones tidak suka
Manic Street Preachers. Nicky Wire-nya
Manic tidak suka Gomez. Ian MacCulloch
(Echo & The Bunnymen) pernah bertengkar dengan Ian Broudie (Lightning
Seeds). Blur sempat kisruh dengan
Suede, dan masih banyak lagi. Tapi yang
seperti itu jangan ditiru, ya! Karena
bagaimanapun juga mereka hanya contoh, hanya sebagian kecil. Kebanyakan band lain sih hubungannya
harmonis saja satu sama lain.
Hubungan yang lebih kompleks terjadi antara The Stone Roses-The Charlatans-Primal
Scream. The Charlatans, yang
sempat dipandang sebagai peniru Stone Roses, meminjam Duffy dari Primal Scream
untuk menyelesaikan album Telling Stories menyusul meninggalnya keyboardis The
‘Tans, Rob Collins. The Stone Roses
sendiri bubar, John Squire membentuk Sea Horses (sekarang juga sudah bubar, dan
vokalisnya , Chris Helme, bersolo karir).
Ian Brown membuat album solo, dibantu oleh rekan-rekannya di The Roses,
Mani dan Reni, juga eks vokalis wanita The Scream, Denise Johnson. Mani sendiri bergabung dengan Primal Scream,
hingga sekarang. Aduh, ribet ya.