<<home>><<artists>><<FAQ>><<hale bopp>><<journal>>
<<special>><<sign guestbook>><<view guestbook>><<feedback>>
(With many, many thanks to the great Andrew Fenwick’s English
fansite of Mercury Rev
and the official website of Mercury Rev
which have let us use some of the site materials/contents, especially the
pics!)
Saya
hanya perlu sekali menyaksikan salah satu video mereka, Nite and Fog, dan saya langsung ‘jatuh cinta’
pada band asal Buffalo, Amerika Serikat, ini.
Beruntung sekali, ekspansi V2 Records yang cukup dahsyat ke Indonesia tahun-tahun belakangan menyebabkan
album Mercury Rev, All Is Dream,
dengan mudahnya dapat saya temukan di toko-toko kaset lokal. All Is Dream adalah album dengan nuansa yang
sulit diterangkan (mengingat betapa terbatasnya kata-kata sifat yang ada dalam
bahasa Indonesia). Elegan, dengan
sentuhan klasik tapi juga moderen.
Dengan enaknya mereka dapat menyajikan lagu-lagu yang terkesan manis dan
sentimental seperti A Drop in
Time maupun yang eksperimentalis seperti Lincoln’s Eyes.
Mercury Rev dibentuk akhir tahun 1980-an. Cukup banyak kisah dari mana nama ini
berasal, antara lain bahwa itu adalah nama seorang penari balet khayalan asal
Transylvania, termometer bersegel (air raksa... tahu kan!), ataupun mobil yang di-revved up. Awalnya Mercury Rev dibentuk hanya untuk
membuat soundtrack bagi film-film eksperimental yang dibuat
oleh para anggota Mercury Rev yang masih bertahan hingga sekarang, yaitu Jonathan Donahue (vokal,
gitar—bintangnya Taurus, siapa tahu Anda ingin tahu?), Grasshopper (gitar dan macam-macam
lagi—bintangnya Aries), serta Dave
Fridmann (bass, mellotron).
Mereka dibantu oleh David Baker (vokal), Suzanne Thorpe (flutes), dan
Jimy Chambers (percussion). Band dadakan ini kemudian membuat sebuah
demo di studio Fredonia, New York. Demo
tersebut pun mampir di meja label Jungle/Mint di UK yang langsung menghubungi
Jonathan untuk menandatangani kontrak.
Mercury Rev kemudian meluncurkan album debut mereka, Yerself is Steam, di tahun
1991. David Baker kemudian meninggalkan
mereka dengan alasan ‘perbedaan musik’ setelah diluncurkannya album kedua
mereka, Boces, di tahun
1993. Saat itu Mercury Rev telah
terkenal karena pertunjukan live mereka yang tanpa terduga seringkali
menjadi liar, dan juga karena keributan di antara sesama anggota band. Jonathan bahkan pernah ingin mencungkil mata
Grasshopper dengan sebuah sendok saat mereka tengah berkelahi! Dave memutuskan untuk tidak lagi tour
bersama
teman-temannya, melainkan lebih memfokuskan diri pada
kerja di balik layar. Album ketiga
mereka, See You On The Other
Side (1995), menandai dimulainya babak baru bagi Mercury Rev. Thorpe dan
Chambers memutuskan cabut. Jonathan dan
Grasshopper menarik diri ke daerah Catskill Mountains, New York, bersama dua
rekrutan baru, Jeff Mercer
(bintang: Libra) dari New York (drum/piano) dan Adam Snyder (keyboard). Tahun 1998, Mercury Rev merilis album Deserter’s Songs di bawah bendera V2. Album tersebut merupakan refleksi mereka atas
segala yang pernah terjadi di antara mereka, yang sempat ‘desersi’ terhadap
teman masing-masing dan terhadap musik sendiri. Deserter’s Song diakui sebagai
album terbaik Mercury Rev, dan terpilih sebagai salah satu dari 50 album
terbaik versi pembaca Q. Dan akhirnya, album kelima yang
direkam akhir 2000/awal 2001, All Is Dream, dirilis tahun 2001.
Memang... seperti mimpi mungkin, Mercury Rev akhirnya mendapatkan ‘pengakuan’ yang telah lama mereka pantas peroleh. Jika SilverSun pernah dijuluki sebagai ‘anak-anak paling tua dalam dunia musik pop’ karena baru berhasil terkenal saat usia mereka sudah akhir 20-an, maka bandingkan saja dengan anggota Mercury Rev seperti Jonathan dan Grasshopper yang telah berusia lebih dari 30 tahun (Jonathan 33, Grasshopper 35 tahun ini – 2002). Barangkali memang waktunya telah tepat; orang-orang telah siap untuk menerima konsep musik yang ditawarkan Mercury Rev. Ganjaran yang mereka peroleh antara lain adalah predikat album terbaik dari sejumlah majalah musik terkemuka (di Inggris...), seperti Q dan NME. Sejumlah singel yang menawan (antara lain: Spiders & Flies yang baik versi album maupun versi singel-nya sama enaknya!) telah menempatkan Mercury Rev di hati para penggemar lama maupun barunya (tp April 2002).