<<home>><<artists>><<FAQ>><<hale bopp>><<journal>>
<<special>><<sign guestbook>><<view guestbook>><<feedback>>
Di
tahun 2001 ada dua hal yang mengejutkan dari kota New York. Pertama, tentu saja peristiwa runtuhnya WTC
tapi saya nggak bakal ngomongin tentang itu di sini. Tapi hal yang satu lagi, yaitu
band yang namanya The Strokes. Siapa saja sih The Strokes? New York
terkenal dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, begitu juga kelima anggota
The Strokes ini. Sang vokalis, Julian
Casablancas sebenarnya bukan orang Amerika asli. Bokapnya, John Casablancas (Yap! Pemilik agensi modelling itu!) berasal
dari Spanyol sedangkan ibu Julian adalah Miss Denmark tahun sekian..Bisa
dibilang Julian adalah frontmannya The Strokes, selain dia yang paling tua (23
Agustus 1978), Julian adalah penulis lagu bagi bandnya. Fabrizio Moretti (2/6/80) adalah drummer The
Strokes, walaupun untuk beberapa saat Fab sempat digantikan oleh Matteo Romano karena tangan Fab
yang patah. Nikolai Fraiture
(13/11/79), si pemain bass, terkenal sebagai the Quite Stroke. Walaupun jarang
buka mulut, keahlian Nikolai yang berdarah Perancis nggak usah diragukan lagi.
The Strokes punya dua gitaris yang kalo saya bilang punya kemampuan yang sama. Albert Hammond Jr, lahir bulan
April 1980, bokapnya alias Albert
Hammond Sr adalah seorang penyanyi yang di tahun 1972 punya hit berjudul
It Never Rains In Southern California.
Yang terakhir, anggota yang paling muda Nick Valensi (16/01/81)keturunan Perancis. Mungkin
cocok disebut Baby Stroke? (Aiihh..so Spice Girls!).
Cerita The
Strokes dimulai sejak Julian bertemu Nick dan Fab sewaktu usianya masih 15
tahun di New York’s Drake School.
Saat itu Nick adalah adik kelas Julian yang lebih muda dua tahun. Julian
langsung terkagum-kagum sama Nick yang udah maen gitar sejak umurnya enam
tahun. Sedangkan Albert ketemu Julian sewaktu mereka sama–sama sekolah di
sebuah asrama di Swiss, begitu juga Nikolai yang ketemu Julian di sebuah grammar
school. Merasa nggak betah belajar di sekolah elit, Julian pun memutuskan
untuk berhenti, disusul oleh Nick.
Mereka memutuskan untuk serius di jalur musik.
Sejak tahun 2000 pun mereka mulai sering
manggung di berbagai tempat, kayak The Acme, Baby Jupiter dan Arlene Grocery.
Tapi penampilan mereka di Mercury
Lounge-lah yang membawa keberuntungan. Ryan Gentles, manajer Mercury Lounge, mengirim demo
tape mereka ke Geoff Travis,
orang dari perusahaan rekaman Rough
Trade. Rough Trade pun menerbangkan Julian cs ke london dan setuju untuk
merilis single mereka, The Modern Age. Single ini mendapat sambutan yang baik
dari masyarakat Inggris, The Strokes pun akhirnya jadi cover depan tabloid New Musical
Express. Perusahaan rekaman Amerika pun mulai tertarik dengan
The Strokes, tapi akhirnya Julian cs memilih RCA, karena hanya label
inilah yang tidak keberatan sewaktu Julian cs mengatakan kalau mereka nggak mau
membuat sebuah video klip (kecuali kalau diambil dari penampilan live
mereka).
Album Is This It
dirilis di tahun 2001 dan dunia pun berada dalam genggaman The Strokes!
Setidaknya Eropa dan Amerika. Album yang covernya sangat sensual ini
(yang beredar di Indonesia adalah album dengan cover berbeda) mendapat
penghargaan dari Q yaitu nilai penuh 5/5, sedangkan pembaca NME memilihnya sebagai album terbaik tahun
2001. Musik The Strokes mengingatkan kita akan punk tahun 70-an seperti The Ramones atau The Clash, tapi diberi sentuhan
modern dan tentu saja keahlian para anggotanya yang kuat juga memberi nilai
tersendiri pada album ini. Misalnya pada lagu pembuka, Is This It, kita
langsung disambut dengan bassnya Nikolai yang patut dapat acungan jempol, solo
gitarnya Nick di The Modern Age, solo gitarnya Albert di Last Nite dan drum Fab di New York City Cops. Nggak lupa,
suara Julian yang mungkin kedengarannya asal tapi membawa suasana tersendiri
pada setiap lagu. Dari gaya males di Is This It, ceria di Someday sampe di Trying Your Luck yang
kedengarannya melas banget. Jujur aja, saya nggak pernah bosen ngedengerin
album ini, mungkin salah satu album terbaik
yang pernah saya dengar.
Penampilan para
anggotanya juga semakin memperkuat musik The Strokes. Kadang – kadang mereka
suka dandan rapi pake jas dan dasi, tapi bawahnya celan jins yang super belel
dan sepatu Converse. Sewaktu manggung Julian juga pernah pake jas lengkap ala
penyanyi tahun 40-an.
Walau keliatannya asal, baik dalam penampilan ataupun kata-kata
(Albert pernah bilang kalau mereka itu gay?!), Julian cs berhasil menunjukan
kalau kekayaan yang mereka miliki bukanlah hal terpenting untuk menempuh sukses dalam dunia musik. The
Strokes punya sikap yang jelas dalam bermusik, walaupun kata orang musik mereka
itu kuno, mereka gigih sama musik mereka dan terbukti, kreatif banget kan?
Tentu saja solidaritas band juga penting, saya nggak bisa bayangin kalau salah
satu anggota The Strokes digantikan. Yah seperti kata Nick “Don't you know about the importance
of The Hug? The band that hugs together stays together. Similarly,
the band that hugs together fights together."
(ap Mei 2002)
(The Strokes juga menyumbangkan satu
lagu untuk OST Spiderman!)