Kisah Hidup Kami

Gaymuslimus:

Bagi saya kesadaran bahwa Saya Gay sepertinya melekat begitu saja tanpa ada suatu kejadian yang istimewa. Saya lebih merasa bahwa saya merasa gay karena saya merasa tidak mampu menjadi lelaki sejati. dan ketika saya menikah perasaan itu tidak serta merta menghilang.

Edi Jaka:

Saya senang ketika bisa menemukan group ini. Saya sendiri juga masih bingung dan terkatung-katung memikirkan kondisi saya. Tapi saya adalah orang yang sangat percaya pada takdir. Semuanya ada di tangan Allah SWT.

Pada waktu saya masih di Indonesia dan kuliah di Sumatra, tidak terpikir bahwa saya akan menginjakan kaki disana. Saya tamat SMA di Jakarta. Saya hanya berfikir, Mungkin Allah SWT punya rencana lain untuk saya yang saya tidak tahu. Waktu KKN, saya bertemu dengan seorang gadis manis. Saya sempay berfikir, mungkin inilah jodoh saya. Namun ketika saya pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk lebaran, dia mengirim surat dan seluruh anggota keluarga tahu. Akhirnya orang tua saya tidak setuju dan menyuruh saya pulang setelah selesai kuliah. Lalu saya bekerja di Jakarta. Allah punya rencana buat saya.

Setelah hampir 3 tahun tinggal dengan orang tua, saya diberu kesempatan oleh Allah SWT untuk meneruskan studi master. Dan setelah itu, bekerja di Amerika. Kondisi di Amerika telah mengubah hidup saya secara drastis. Banyak sekali Gay, dan karena Allah menganugrahkan saya dengan wajah yang agak bagus (Alhamdulillah, ngga' GR) banyak yang tertarik. Namun disatu sisi saya juga punya masalah denga PD (Saya kurang PD).

Saya tidak tahu, apakah keberadaan saya di USA merupakan ujian, atau memang Allah menghendaki saya menjadi seorang GAY. Suatu malam sebelum tidur saya berdoa "YA ALLAH, KALAH MEMANG ENGKAU MENGHENDAKI SAYA MENJADI GAY, BIARKANLAH SAYA MENJALANINYA DENGAN TENANG. TAPI KALAU ENGKAU TIDAK MENGHENDAKI DEMIKIAN, BERIKANLAH SAYA KEKUATAN UNTUK TIDAK MENJADI GAY". Dalam tidur saya bermimpi bertemu dengan sseseorang yang mengatakan bahwa dia dulunya adalah Gay. Tapi sekarang dia tidak menyukai Pria sama sekali.

Saya percaya bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kekuatan yang tiada terbatas. Namun saya juga percaya bahwa Allah tidak akan merubah nasib kita kalau kita tidak berusaha untuk merubahnya. Wallahualam Bissawad.

DS:

Saya seorang gay berumur diatas 40 tahun. Lahir dari keluarga tentara yang keras, dan tidak pernah mau menerima kata2 'banci, gay, homo', dan semua label2 yang berorientasi penyimpangan gender. Saya dilahirkan Islam, tetapi saya dididik secara katolik. 

Waktu kecil saya termasuk pintar tapi gemulai. Dari kecil saya dipanggil dengan sebutan yang menyakitkan 'banci, waria, wadam' sehingga sampai saat ini rasa sakit itu tidak pernah hilang. Saya berusaha untuk bertingkah laku laki2, menyukai hal-hal yang hanya dilakukan oleh laki2.  Akhirnya saya mampu sampai hampir 80% tidak bertingkah feminin.  Malahan saya menjadi gemar olah raga dan benci hal2 yang bersifat kewanitaan. Tapi satu hal yang tidak hilang adalah naluri saya untuk menyukai sesama laki2.  

Saya pernah putus asa bahkan ingin mengakhiri hidup, namun suatu ketika saya seolah mendapat kekuatan ketika saya berdoa dan seolah mendapat jawaban.  Bahwa kalau Tuhan menginginkan kita menjadi laki2 murni dia akan memberikan keajaiban, seandainya tidak saya akan tetap menjadi seorang gay syaratnya harus menjadi gay yang baik. Saya ingat itu menjadi kekuatan saya untuk terus, saya berusaha menjadi seorang gay yang baik dan alhamdulillah saya bukan orang yang suka mengumbar nafsu, saya berdoa agar diberikan teman hidup (wanita ataupun pria). 

Akhirnya saya dipertemukan dengan seseorang yang sangat saya cintai (pria tentunya) dan kami sudah tinggal bersama selama lebih dari 20 tahun.  Awalnya hubungan kami sama halnya seperti hubungan2 lainnya penuh dengan cobaan, namun kami dapat melaluinya dan kini kami bagaikan saudara kandung yang sulit dipisahkan dan seluruh keluarga kami mendukung hubungan ini.

Saya tahu pengetahuan saya tentang agama sangat minim tetapi saya percaya Tuhan itu maha adil dan penuh pengertian Ia tidak menilai kita secara hitam putih, jahat atau baik.

Handy:

Saya 42 tahun, dengan pengetahuan agama yang minim, dan berusaha untuk selalu belajar..

Saya beristri dan berpacar pria.. istri saya mengerti ke-gay-an saya, saya tidak pernah menggauli dia meskipun sudah lebih dari 15 tahun menikah, dia berfikir bahwa saya adalah memang jodohnya, dan dia menerima apa adanya, karena itu adalah suratan NYA.. meskipun saya tidak mengesampingkan faktor lingkungan yang akan menjudge dia sebagai janda cerai.. sehingga ia mempertahankan perkawinan ini.. sementara saya selalu merasa bersalah telah menikahinya dan menelantarkannya dari segi kebutuhan biologis.. beberapa kali pernah saya katakan padanya, bahwa ide perpisahan harus dari pihaknya..

Perlu dicatat, saya TIDAK MAMPU mengauli istri saya.. bukan berarti saya tidak pernah mencoba.. lain jika berhadapan dengan pacar pria saya..Hubungan saya dengan istri cukup rumit.. antara tahu, tidak tahu, tidak mau tahu, dan concern kegiatan ke-gay-an saya..

Sedangkan saya sendiri, sewaktu sebelum menikah, bisa dikatakan belum mengerti seluruhnya tentang apa itu gay..Saya sudah mencoba untuk tidak berhubungan badan (dan bathin) dengan pria.. ternyata membuat hidup saya menjadi sangat menderita.. saya selalu berfikir, apakah saya sebagai gay, saya tidak berhak untuk mendapatkan kepuasan seks, karena saya tidak mampu dengan wanita.. sedangkan pria, katanya haram..

Saya merasa bahwa ke-gay-an saya ini "halal' karena ketidak sanggupan saya dengan wanita.. dan juga ke tenteraman saya saya dapat dari pacra pria saya..

Pelu pula di ketahui, saya tidak fiminin, sama serperti mas DS, saya hingga kini pun selalu berusaha bertingkah laku maskulin, malah postur tubuh dan wajah saya mengukung hal itu.. Alhamdulillah…Meskipun saya pernah tinggal di Amerika total selama kira-2 7 tahun, tapi bukan hal itu yg membuat saya gay..

Cahaya:

Menarik sekali mendengar sharing cerita2x dari teman2x dalam menghadapi ke-gay-an masing2x ... terus terang saya sendiri sih belum bisa menemukan solusi dari masalah ini and probably it is just meant to be like this ... yaitu ya kita ini memang di chalange sama the Creator dengan keterbatasan kita sebagai Gay utk tetap bisa mendapatkan Ridho-Nya ...

Saya sendiri sih memang sampai sekarang (Alhamdulillah) belum pernah berhubungan dg pria (both phisically and emotionally) tapi frankly speaking ... rasa utk ingin bersama laki2 & ketertarikan dg laki2x sangat2x besar ...

Pengalaman saya sih dalam menghadapi ini cuman mencoba banget untuk bisa hidup Ikhlas & Ridho dengan keadaan saya ... & saya percaya bgt kalao Allah SWT sebenernya punya rencana yang jauh lebih baik utk saya ... oh iya berdoa itu juga bener2x helps a lot ... selain itu juga mencoba utk menempatkan akhir tujuan bukan ke sorga atau neraka tapi giman cara utk mendapatkan Cinta-Nya yg hakiki ...

Pribadoss:

Salam kenal bagi semuanya, especially 4 moderator and rekan2 yang senantiasa memberikan pendapat, pemikiran dan nasehat dan renungan buat kita semua, semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda dan tetap meluruskan niat untuk saling menasehatI di jalan kebenaran.

saya pria 22 th , terjerumus atau mungkin lebih tepatnya menjerumuskan diri ke dalam dunia g sudah 3 tahun. sebenarnya aku merasakan tertarik sesama jenis sejak usia baligh, namun merasakan hubungan sesama jenis yang sebenarnya sejak smt 2 kuliah.sekali terjerumus tidak mudah untuk keluar dari jurang kenistaaan itu, aku tidak bisa membendung hasratku yang selalu menggebu untuk melakukannya, dan itu terjadi karena partnerku adalah temenku sendiri yang sehari-harinya dekat dan selalu ada kesempatan untuk melakukannnya.

Upayaku untuk keluar dari jurang semua sia-sia. SELAIN sholat puasa sunah kadang saya jalankan, begitu juga pengajian2 dan muhasabah sering saya ikuti. Namun penyesalan hanya saat kegiatan ritual saja dan bertahan hanya beberapa hari bahkan dalam hitungan jam. Begitu hasrat datang dan ada kesempatan perbuatan laknatullah itu lagi-lagi saya lakukan.

Komitment demi komitment telah berpuluh2 kali aku nyatakan dengan partnerku namun selalu aku langgar, dan akulah yang tersering melanggarnya. karena memang temenku agak pasif namun tdk bisa menolak ajakannu dan kadang2 aku memaksanya. So... komplit sudah dosa2 ku, menggunung....

TOBATKU HANYA TOBAT SAMBAL, SETIAP PENYESALAN SELALU KUIRINGI DENGAN PENGULANGAN DOSA. HARUS BAGAIMANAKAH SAYAAA???? I wanna to be a normal. Saya tidak mau jadi kaum nabi Luth yang dilaknat Allah SWT, AKU PINGIN BAHAGIA DUNIA WAL AKHIRAT. ADAKAH YANG BISA MENOLONG SAYA?????

Rina:

Kenalkan, namaku Rina, crossdresser. Aku baru aja daftar di group ini. Mungkin masalahku agak beda dikit dengan teman-teman disini, maksudku nambah dikit, karena aku suka tampil sebagai perempuan, tapi kupikir ujung-ujungnya rada sama khan? tapi aku bukan seperti yang di jalanan lho, sehari-hari yaa sebagai cowok, paling aku dandan kalo pergi / pulang kerja, sambil nikmatin macet yang parah di Jakarta ini he he...

Aku tahu hal ini salah, tapi tentu sulit untuk merubahnya dalam sekejap, karena hal ini sudah berjalan sejak aku kecil, jadi aku butuh waktu dan banyak hal untuk meluruskannya, realistis aja, aku cuma bisa berharap enggak tambah parah aja, itupun rasanya berat banget..

Aku udah nikah, dgn perempuan beneran, dan alhamdulillah berjalan dengan baik. Istriku tahu kebiasaanku ini, sampai sekarang, kadang kita jalan-jalan sebagai dua perempuan dan malahan yang ajari aku dandan yaa dia sendiri he he... dan itu sejak kami pacaran dulu, cuma aku dan dia ada comitment bahwa aku enggak boleh pacaran sama cowok (lagi), kalo temenan sih boleh aja. So, itu sebabnya aku ingin ikutan berbagi pengalaman dengan teman-teman disini.

Aku ketemu istri waktu kuliah, dan dia udah tahu sejak saat itu. Kadang aku jemput dia dengan dandanan perempuan, dan aku bersyukur dapat istri yang pengertian seperti dia. Apa lagi aku bekerja di perusahaan pertambangan swasta, yang banyak lakinya. Tapi syukur sampai saat ini aku masih bisa pegang komitmen dengan istriku, walau jujur aja, godaan itu pasti ada aja tuh..

Wira:

aku Wira, 29 th, beberapa tahun lalu aku sengaja mau ditemaptakan disebuah camp kilang minyak di riau, sehingga jika buka jendela kamar hanya melihat hutan dan monyet-monyet bergelantungan, memang hasrat iru tetap ada tapi karena keadaan tak memungkinkan.

Selama delapan bulan aku merasa terbebas, tapi ketika ke bandung, aku ga bisa menahan diri dan terjadi lagi dan sampai punya pasangan tetap, sebelum akhirnya dia menikah. aku semapt kehilangan arah, sebelum akhirnya kembali membuang diri di balikpapan, sembuh total sih nggak, tapi secara bertahap berus menurangi kontak secara seksual, dan bahkan berani show up pun hanya pada beberapa orang teman dekat saja.

kareana saya sadar diri ini ada kekurangan, maka sekarang saya berusaha agar diri saya banyak bermanfaat bagi orang lain dari sisi yang lain, sehingga saya ikut kegiatan-kegiatan sosial, ada kepuasan bathin disana dan sedikit melupakan keadaan diri...

sampai suatu ketika aku tak pernah henti berharap ketika aku dapat menikah, berkeluarga dan punya anak....

Need More:

Sekilas ttg saya ;
Saya berumur 23 th. Sejak masa baligh dulu, saya menyadari bahwa diri saya gay .Tetapi saya sendiri nggak tau yang namanya dunia gay dan orang² di dalamnya (apalagi sampai beraktifitas secara seksual). Yaa, paling saya mengetahui dunia gay dari rubrik²/ opini di media umum saja (koran, televisi, etc.).

Nah, kira² 1,5 th yang lalu, saya mulai menelusuri apa sih dunia gay melalui internet. Tapi yang terjadi malah kesesatan yang saya temui (naudzubillah), saya mulai terjerumus.. (- - ;). Keinginan untuk berjalan di jalan yang benar kemudian selalu muncul, tapi selalu terkalahkan, sampai saya menemui milis ini.

Memang, saya nggak pernah beraktifitas secara fisik, tapi saya sudah merasa berdosa sekali atas hal² tsb (meskipun dlm kehidupan maya saja). Pergolakan selalu terjadi sampai sekarang, saya selalu berusaha mencari aktifitas lain, yaa.. diantaranya dengan aktif di milis ini.

Ronald:

Pengalaman pribadi, gak ada yang istimewa. Cuma yah, seperti sebagian teman2, saya sering diejek ke-wanita2an, baik ngomong, sikap, hobi, dlsb. Dan catat, saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. So, memang kasih sayang orang tua yang terlalu memanjakan, juga ikut andil dalam membentuk kepribadian saya seperti sekarang ini.

Walaupun begitu, saya tidak ingin sikap saya ini berlarut2, seiring bertambahnya umur. So, step by step, prilaku saya ini saya eliminir, walaupun ketertarikan terhadap pria2 macam Adjie Pangestu, Hudi Prayoga, dlsb masih begitu besar. ‘Untungnya’, masih sebatas khayalan. Bahkan saya pernah mimpi dengan ayah saya, for God’s sake. How paethatic, isn’t it?

Jadi saya sangat mengharapkan forum ini dapat sedikit demi sedikit mengalihkan kalau bisa menyadarkan saya akan sifat saya selama ini. Saya percaya akan kemauan berubah itu ada pada setiap orang, cuma keinginan untuk memulai itu yang berat. Mengutip pesan Aa Gym: Mulailah dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari saat ini. Setuju? So, mari dengan adanya forum ini, kemauan kita untuk berubah kita pupuk perlahan tapi pasti.

Terus terang, seperti tumbuh rasa persaudaraan saya setelah masuk grup ini. Kalau saya pengajian dengan teman2 pria lain, rasa persaudaraan itu belum tumbuh di hati saya, karena saat mereka sedikit menyentil soal wanita, saya jadi risih dan kaku. Jadi, di sinilah saya merasa dapat merasakan adanya persaudaraan itu, seperti yang sering di-dengung2kan oleh agama ‘rahmatan lil alamin’ ini. Jadi, saya harap persaudaraan di forum ini dapat berlanjut dalam waktu lama.

Pitusiji:

Senin 23 juni saya menemukan milist ini.
seperti hari sebelumnya, selasa 24 juni saya terlalu enggan untuk meninggalkan kursi kerja hingga jam 10 malam, demi untuk mengenal mas mqzf, mas wastu, mas semperfy, denger cerita mas handy, mas ds, mas cobatry, dan banyak saudaraku lagi. (maaf..semua saya panggil mas.) Kalau saja bukan karena istri dan dua anakku menunggu, aku tidak akan pulang sampai pagi untuk mengkhatamkan milist ini.

Dalam perjalanan pulang ke rumah saya berfikir, mungkinkah ini petunjuk dari Allah untuk saya bisa menemukan teman - teman yang seiman, bernasib sama, dan bisa saling mengingatkan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Ingin rasanya segera kenal dengan saudara semua, meski sempat saya pertimbangkan untuk tidak segera bergabung, karena khawatir saya justru akan tergoda untuk kenal fisik dengan teman - teman dan tidak akan sehat buat saya.

rabu 25 juni, saya tidak sabar menunggu jam 6 sore, saat teman kerja meninggalkan ruangan ini dan saya bisa dengan leluasa menemui saudaraku tanpa harus takut terlihat orang lain. akhirnya .. DENGAN NAMA ALLAH, SAYA PUTUSKAN UNTUK BERGABUNG. Semoga bisa diterima dengan baik oleh saudaraku semua. amin.

panggil saja saya pitusiji, karena saya beretnis jawa dan lahir tahun tujuh satu. saya tinggal di jakarta, menikah 4 tahun lalu, dan sudah punya sepasang anak. ( jangan ngiri ..). Saya memliki kecenderungan G sejak masih remaja ( bahkan anak). Tanpa saya cerita, pasti saudara semua sudah bisa menebak kalau hidup saya sangat tidak nyaman. Tanpa saya perlu cerita, pasti saudara semua bisa membaca galau yang saya rasakan. (pasti nggak ngiri ..)

Tapi saya ingin menghibur saudara semua dengan cerita - cerita indah saya.
Manis sekali rasanya, saat anak cantik pertama saya menelepon dari rumah saat jam kerja, dan dengan manjanya dia memesan untuk dibawakan coklat sepulang kerja. Lucu sekali rasanya, saat istri shalihahku bercerita si kecil sudah bisa menggigit kakanya saat berebut mainan. harmonis sekali rasanya, saat kami berempat pergi ke arisan keluarga menggunakan baju dengan warna yang sama. dan saya tidak akan kehabisan cerita yang lebih indah jika saudara - saudara masih ingin mendengarkannya.

tapi .....
saya tidak berani mengatakan bahwa hidup saya sepenuhnya bahagia. sakit sekali rasanya, ketika saya tanpa sadar cemburu melihat staff pria saya berjalan dengan pacarnya. ( kok aneh, emangnya saya siapanya..?). miris rasanya, saat terbangun karena mimpi basah, tapi bukan wanita yang ada di mimpi saya. begitupun, saya tidak akan kehabisan cerita yang lebih pedih kalau saudaraku masih sanggup mendengarnya.

Alhamdulillah, 25 juni jam 10 malam saya sudah menuliskan ini, dan akan segera pulang meskipun sudah satu jam lewat istri saya menunggu saya menepati janji sampai di rumah. Kalau saudara bisa menerima saya, saya berharap tidak ada lagi rasa cemburu yang salah alamat, tidak ada lagi mimpi basah yang salah skenario.
mohon bantu saya.

Andy Satria:

Banyak hal yang ingin ku ceritakan pada orang orang, tapi aku tidak berani mengungkapkanya. karena begitu berat bagiku.

Aku dilahirkan sebagi anak ke 2 dari 4 bbersaudara. Alhamdulilah aku bisa mendapat pendidikan yang baik. Lingkungan kami sangat tradisional dan sangat religius walau aku sebenarnya belumlah menjalankan perintah agama dengan sepurna.

Secara fisik tidak ada yang kurang pada diriku, aku berhasil menyelesaikan pendidikan dengan nilai yang menurutku cukup bagus walau tidak jadi yang terbaik. Dengan modal pendidikan yang ada pada ku insyaallah aku tidak perlu takut dengan kekurangan materi, walau nantinya tidak juga bisa jadi orang yg kaya-kaya amat

Permasalahanya pada diriku sekarang, telah tiba saatnya bagiku untuk membentuk keluarga sendiri. kalau kata orang aku emangnya mau apa lagi? Namun orang disekitarku tidak tahu apa yang ada dalam batinku. dalam diriku. Disatu sisi dalam hatiku aku meyukai sesama jenis. Namun dari didikan yang aku dapatkan selama ini hal ini tidak lah pantas aku ikuti.

Walau dorongan ini telah aku rasakan sejak masa pubertas Allah masih menjagaku sehingga aku masih dapat menjaga diriku dengan baik. Ya hingga sekarang aku belum ternoda ya seperti kata lagu lah. kalau aku perturutkan kata hati sepertinya aku sanggup hidup melajang dengan menhindari seks sebisanya, ya walau harus membenturkan kepalaku ke tembok jika hasrat itu begitu kuat.

Beberapa bln yang lalu aku berkenanalan dengan seorang perempuan, dia cantik, berpendidikan, dari keluarga yang baik dan aku juga tertarik padanya, kayaknya dia pun begitu. keluarga kami dari kedua belah pihak juga sangat menyokong hubungan kami. Munggkin dalam beberapa waktu kedepan kami akan naik kepelaminan. Namun dibalik harapan yang indah ini aku masih menyimpam kegelisahan, tentang sisi gelap lain dihatiku. Alangkah tidak adilnya apa bila kami bercinta aku memikirkan orang lain( orang itu laki-laki) .

Hal tersebut membuat aku gelisah dan sangat takut, Disatu sisi aku ingin mempunyai keluarga yang sakinah, disisi lain aku mendambakan perselingkuhan yang masyaallah tidak akan bisa dimaafkan oleh keyakinan, dan orang orang yang ada disekitarku. Semoga ada yang dapat memberikan aku sebuah nasehat yang bisa menyejukan hatiku

Musafir:

Semoga rahmat Allah senantiasa menaungi setiap langkah kaki kita...(amiiinnnn) Perjalanan hidup yang panjang membawa kaki ini mampir di milis ini.... semoga keberadaan diri yang lemah ini dapat memberi manfaat bagi orang lain. Buat moderator..salut atas usahanya membuat milis ini ..(baik hijrah dan back2fitrah) dan buat rekan-rekan member disini salam kenal dari seorang musafir yang selalu berjalan mencari hikmah dari sebuah hidup.

Gelombang hidup telah mendapamparkan saya ke sebuah pulau yang di kelilingi para kaum pencinta sesama jenis. Bahkan teman karib yang ku percayai akhirnya mengungkapkan "cintanya " yang terlarang pada diri yang hina ini. kaget..shock..dan heran adalah perasaan pertama yang hinggap di hati. tadinya cibiran bahkan kecaman pedas keluar dari lidah yang tak bertulang ini. namun akhirnya mau juga raga menerima fenemona ini ketika salah seorang adik, saya dapati adalah seorang homoseksual. Perih saya rasakan mungkin seperih perasaan orang tua yang melahirkan. namun itulah kenyataan yang mesti di hadapi.

Dari rasa itu lahir simpati untuk menelusuri jejak-jejak homoseksual dalam kehidupan. begitu kompleks dan beragam.pernah kutelusuri gelapnya tamang lawang atau hiruk pikuk tegal lega.... seputaran malioboro bahkan alun-alun keraton menjadi teman hanya untuk mencari sosok sang "pencinta" namun yang kutemui justru dunia yang semakin kelam. banyak yang menjual "ke homoannya " banyak pula yang bersembunyi di balik dasi atau seragam kedokterannya. bermain dengan fragmen kehidupan sering menjadi pilihan yang tak mengenakan.

Pejabat, wartawan,.tukang koran atau mahasiswa..itu hanyalah jaket kulit yang mencoba mengecohkan dunia....namun dalam hati yang dalam menangis-nangis..berteriak...merintih....dan merintih... sering rintihan itu lebih dahsyat ketika kekecewaan menaparnya dalam kehidupan percintaaanya... Namun tidak sedikit yang menyesali kenapa harus jadi begini. mencari kambing hitam ataupun putih tidak menyelesaikan masalah karena kambing itu dalam hati kita sendiri hidup dalam dua dunia...bukannlah jalan keluar.... persoalannya...apakah kita ikhlas melepaskan dunia selama ini telah menjadi mimpi-mimpi indah dalam tidur malam kita. ataukah jiwa ini ingin terus mengelana mengecap nista yang tak akan pernah habisnya....

Saudaraku sekalian... tulisan ini telah lama terpahat dalam sanubariku tulisan yang tak pernah tersampaikan karena sahabat yang di tujukan telah terbujur kaku dalam mencari cintanya... teruslah bersabar dengan cobaan ini yakinlah Allah mempunyai rencana-rencana yang indah dari kesabaran kita. Semoga kita tidak tersesat dalam mencari cinta yang sejati

Tedja:

saya baru membaca beberapa tulisan dari rekan2 semua. ada bermacam2 perasaan yg timbul, haru, kagum, lucu dan juga sedih. namun ada satu hal yg membuat saya bersyukur bisa bergabung di mailing list ini yaitu inspirasi untuk berhijrah yg semakin kuat. beberapa tulisan yg saya baca membuat saya semakin yakin dg langkah berhijrah dan saya ternyata memiliki rekan2 yg dapat membantu saya ke arah sana. saat saya memulai ikut mailing list "cybercloset", saya juga senang karena bisa bercerita dan berdiskusi banyak hal yg laen dari biasanya. namun disini saya merasakan suasana lain yg lebih hangat dan insya Allah, lebih baik lagi.

saya melewati bulan syawal ini dengan hal yg terburuk yg pernah saya lakukan. dan saya anggap itu sudah cukup. saya memiliki teman baik yg begitu saya "idam-idam"kan sejak dulu. tetapi setelah menjadi kenyataan, ternyata kenyataan tidak seindah bayangan. padahal bayangan ini yg membuat saya beberapa kali tercegah untuk segera berhijrah. setelah kejadian ini, saya semakin yakin bahwa saya tidak menikmati kehidupan gay. ini bukan jalan terbaik bagi saya.

saya memiliki pengalaman yg tidak jauh berbeda dengan rekan2 semua. saya mulai sadar bahwa saya menyukai sesama sejak saya masih kecil. saat kecil, saya secara tidak sadar telah tertarik dg teman bermain saya. saya sering mencium teman lelaki saya karena dia begitu wangi, saya tidak tau apakah itu sudah menjadi salah tanda. terus terang, perkembangan masa kecil saya tidak terlalu sehat, dalam arti sebagai lelaki saya tidak mendapat lingkungan yg sesuai sebagai lelaki, terlalu banyak perempuan dilingkungan saya. mungkin bila saya tidak lahir di keluarga dan lingkungan saya saat ini, saya memilih jalan seperti teman2 yg lain utnuk menjadi waria. namun saya bersyukur memiliki keluarga dan teman2 yg mengingatkan saya, meski kadang terasa sakit saat mendengarkan peringatan tersebut.

saat sd dan smp, saya terobsesi pada bapak saya sendiri :) dan juga kepada guru skolah saya. saat sd pun saya sudah memiliki ketertarikan secara sexual kpd sesama jenis. namun disamping itu saya masih memiliki rasa cinta dan ketertarikan kepada lain jenis, tp secara sexual tidak terlalu besar. saya bersyukur bahwa tidak ada orang dewasa yg memperlakukan saya dengan tidak baik (tidak mengalami pelecehan sexual), tetapi seingat saya, ternyata saat kecil saya sering bermain dg teman dan sepupu lelaki ke arah awal kehidupan gay (misal saling berpelukan erat sperti gulat, berguling gulingan, adegan pemerkosaan, m...hehehe...... meski tidak smpe terlalu jauh.....saya jadi berpikir... apakah temen dan sodara saya tersebut memiliki perasaan sperti saya ya??)

terus terang, saya merasa tertekan selama sd - kuliah. dalam arti, saya tidak bisa mengekspresikan keinginan saya dan harus memendam sndirian perasaan saya. apalagi saat kuliah, saya menemukan orang2 yang menarik dan membuat saya jatuh cinta. saya merasa tidak adil saat saya tdk bisa merasakan "keindahan" cinta tersebut dan merasa kesakitan dan menangis sndiri memendam perasaan tsb demi menahan hasrat. saat saya mulai mengenal internet dan chanel gim, ternyata saya harus melewati masa2 gelap (yg sampe saat ini masih terasakan). antara penyesalan dan tidak, saya harus mengalami masa buruk dan indah menjalani kehidupan gay. ternyata setelah mengalami dan melakukan hubungan sebagai homosexual, akan terasa berat untuk melepasnya. seprti yg dikatakan pak ustadz, seorang pezina itu yang dipikirkan ya hanya zina saja. demikian jg saya, dan beberapa temen seprti ini yg saya kenal. 24 tahun saya menjadi gay, dan 3 tahun saya menjalani kehiudupan gay buat saya sudah cukup untuk memutuskan bahwa saya tidak menikmati kehidupan seperti ini. meski keinginan itu sudah berkali2 datang dan pergi, maju dan mundur, saya pikir........ saat inilah momen bagi saya untuk segera berhijrah.

namun, saya sangat sadar bahwa saya tidak akan mudah melewatinya. saya kagum dengan rekan2 yg masih kuat bertahan untuk tidak dikalahkan oleh nafsu liwath. saya berharap bisa menjadi salah satu dari rekan2 yang bisa berhijrah dan menganggap nafsu liwath ini sebagai angin lalu saja, yang hanya menggoda untuk sesaat.

saya harap rekan2 semua bisa menjadi teman terbaik saya untuk berusaha kearah yg lebih baik. terima kasih :)

<< Sebelumnya | Indeks Diskusi | Selanjutnya >>