Apa itu Homoseksual

1
Homoseksualitas itu apa sih?
2
Kalau orientasi seksual itu apa artinya?
3
Apa artinya istilah gay dan lesbian?
4
Apakah gay dan homoseks itu sama?
5
Kata orang, gay itu bisa menularkan AIDS...
6
Saya mendengar beberapa cerita bahwa homoseksualitas bisa ditularkan...
7
Bisakah homoseks disembuhkan?
8
Apakah homoseks bisa menikah dan punya anak?
9
Samakah homoseks dengan banci?
10
Mengapa ada orang yang tertarik secara seksual pada sesama jenis?
11
Jika orientasi homoseksual dipengaruhi oleh struktur hipotalamus atau pola kimiawi DNA, berarti ada orang yang memang terlahir untuk jadi gay?
12
Jika pertentangan antara dorongan homoseksual dalam diri seseorang dengan nilai-nilai yang dianutnya menimbulkan tekanan batin, bukankah lebih tepat jika nilai-nilai itulah yang mesti diubah?
13
Apa yang dimaksud dengan coming-out?
14
Saya menengarai bahwa beberapa psikolog mulai menolak terapi reorientasi, bahkan menganjurkan para kliennya untuk hidup sebagai gay..
15
Saya pernah mendengar istilah homoseks non-gay. Siapakah mereka?
16
Saya pernah membaca beberapa artikel ilmiah yang menyinggung homoseks ego-distonik. Apa artinya?
17
Mengapa ada homoseks yang tidak ingin menjadi gay, bahkan malah ingin hidup sebagai straight?


Jawaban Kami


Homoseksualitas itu apa sih?

Homoseksualitas adalah segala hal yang menyangkut hubungan seksual antara sesama jenis kelamin. Ini berarti meliputi ketertarikan seksual, ikatan emosi, perilaku seks, hubungan seks, juga identitas seksualnya. Homoseksualitas merupakan salah satu jenis orientasi seksual.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Kalau orientasi seksual itu apa artinya?

Orientasi seksual merujuk pada jenis kelamin mana seseorang lebih tertarik. Kalau lebih pada lawan jenisnya, maka ini dinamakan heteroseksual, kalau sesama jenis, homoseksual. Kedua jenis? Biseksual. Meskipun demikian, agak sulit untuk menentukan orientasi seksual seseorang. Ini dikarenakan orientasi seksual itu sendiri tidak tegas terpisah, melainkan berwujud kontinum yang terbagi dalam 7 gradasi (0 untuk heteroseksual murni, 6 untuk homoseksual penuh). Selain itu, orientasi seksual seseorang pada saat ini belum tentu sama pada beberapa waktu yang akan datang.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Apa artinya istilah gay dan lesbian?

Itu merupakan istilah-istilah yang lazim digunakan dalam membicarakan orientasi seksual. Lesbian merupakan istilah umum untuk wanita homoseksual, gay adalah istilah untuk pria homoseks. Meskipun demikian, istilah gay bisa dikenakan pada laki-laki dan perempuan homoseks.
Istilah lain yang juga dikenal adalah straight, yang mengacu pada pria atau wanita heteroseks.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Apakah gay dan homoseks itu sama?

Ditinjau dari asal katanya, "gay" berarti sikap "ceria" dalam menerima homoseksualitas sebagai gaya hidup. Beberapa homoseks tidak bersikap demikian, sehingga bisa disebut sebagai non-gay. Dengan demikian, berdasarkan sikapnya terhadap homoseksualitasnya, homoseks dibedakan menjadi dua: gay dan non-gay.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Kata orang, gay itu bisa menularkan AIDS...

Tidak tepat. Penyebaran HIV pada prinsipnya memerlukan 4 kondisi, yaitu:

  1. Ada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Meskipun belum nampak gejalanya, ODHA sudah memiliki potensi penularan;
  2. Ada OHIDHA (Orang yang hidup dengan HIV/AIDS), yaitu semua orang bukan ODHA yang menjalin kontak intim dengan ODHA;
  3. Konsentrasi HIV cukup tinggi untuk bereplikasi dalam tubuh OHIDHA. Konsentrasi yang memenuhi terdapat dalam cairan vagina, cairan sperma, darah (dan semua produknya), serta ASI. Keringat, air liur, air ketuban, air mata, air seni mengandung HIV dalam konsentrasi minimal;
  4. Ada pemaparan, yaitu kontak tidak aman dengan cairan berkonsentrasi HIV tinggi. Misalnya hubungan seksual tanpa kondom, memakai jarum suntik bergantian, transfusi darah tanpa screening, anal seks, dll.

Berarti, jika semua syarat di atas dipenuhi, meskipun bukan gay tetap saja resiko penyebarannya besar. Sebaliknya, meskipun berhubungan seks dengan gay namun jika syarat di atas tidak terpenuhi, resiko penularannya kecil.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Saya mendengar beberapa cerita bahwa homoseksualitas bisa ditularkan...

Homoseksualitas bukanlah penyakit, apalagi penyakit menular. Jadi tidak mungkin ditularkan. Cerita-cerita yang memuat kisah bangkitnya dorongan homoseksual setelah hubungan seksual sejenis hanya menjelaskan bahwa tubuh manusia dirancang untuk peka terhadap rangsangan seksual apapun, termasuk homoseksual. Beberapa ahli psikologi yakin bahwa manusia memiliki potensi heteroseksual dan homoseksual sekaligus. Jadi, ketika pengalaman homoseksual ternyata mendatangkan kenikmatan, maka potensi ini terbangkitkan.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Bisakah homoseks disembuhkan?

Homoseksual bukanlah suatu penyakit medis. Jadi, istilah "disembuhkan" kurang tepat digunakan. Yang biasanya dilakukan oleh para ahli jiwa adalah mengembangkan potensi heteroseksual dan meredam homoseksualitas yang telah berkembang. Pada sebagian orang, hal ini dimungkinkan, dengan dipengaruhi oleh bnayak faktor.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Apakah homoseks bisa menikah dan punya anak?

Selama organ reproduksinya masih berfungsi, ya. Ada beberapa kasus (banyak di antaranya tidak terpublikasikan) dimana pernikahan bertahan dalam kebahagiaan, meskipun ada juga yang gagal. Rasanya kurang fair kalau kita langsung memvonis bahwa pernikahan adalah sesuatu yang bisa atau tidak bisa dilakukan, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor per kasusnya.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Samakah homoseks dengan banci?

Tidak. Banci, bencong, bences, waria, atau wadam adalah orang yang merasa yakin bahwa ia terperangkap di tubuh anggota walan jenisnya. Transgender ini kebanyakan dialami oleh pria, dimana ia yakin bahwa ia sebenarnya adalah seorang wanita meskipun penampakan fisiknya seorang pria utuh. Orientasi seksualnya belum tentu tertuju pada pria; Bisa saja seorang waria tertarik pada wanita.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Mengapa ada orang yang tertarik secara seksual pada sesama jenis?

Hingga saat ini belum didapat jawaban yang benar-benar memuaskan. Memang ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya homoseksualitas pada diri manusia, di antaranya:

  1. Hubungan orang tua dan anak yang terlalu dekat atau terlalu jauh, atau tidak sehat;
  2. Pengalaman homoseksual yang menyenangkan, atau pengalaman heteroseksual yang tidak menyenangkan;
  3. Kebencian terhadap lawan jenis;
  4. Gangguan keseimbangan hormonal pada saat ibu mengandung;
  5. Ukuran hipotalamus;
  6. Adanya gen homoseksual dalam DNA subjek yang bersangkutan.

Untuk saat ini, cukuplah dikatakan bahwa homoseksualitas timbl sebagai hasil interaksi dari banyak faktor.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Jika orientasi homoseksual dipengaruhi oleh struktur hipotalamus atau pola kimiawi DNA, berarti ada orang yang memang terlahir untuk jadi gay?

Pendapat tersebut dikembangkan oleh media massa berdasarkan temuan Simon LeVay dan Dean Hammer. Meskipun hasil penelitian tersebut mengkaitkan predisposisi fisik dan gaya hidup gay subjeknya, namun tidak berarti perbedaan fisik itulah yang menyebabkan seseorang menjadi gay. Bahkan, kedua peneliti di atas menegaskan bahwa orientasi seksual manusia tidak melulu ditentukan oleh perbedaan fisiologis atau genetik saja. Dalam hal ini, faktor nurture -- pola asuh orang tua, masalah hubungan sosial dengan teman sebaya, riwayat pelecehan seksual, dll -- turut menentukan. Dengan demikian, memiliki potensi homoseksual tidak mutlak menjadikan seseorang sebagai gay. Karena manusia memiliki kebebasan memilih untuk tidak terpenjara oleh batasan-batasan fisiknya.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Jika pertentangan antara dorongan homoseksual dalam diri seseorang dengan nilai-nilai yang dianutnya menimbulkan tekanan batin, bukankah lebih tepat jika nilai-nilai itulah yang mesti diubah?

Ada yang berpendapat demikian. Jika suatu konflik menimbulkan kecemasan, maka peredaan kecemasan itu dilakukan dengan mematikan salah satu pihak yang bertentangan tersebut. Di lingkungan yang menerima dan mendukung gaya hidup gay, memodifikasi nilai dalam diri agaknya lebih tepat. Namun hal ini berpulang pada yang bersangkutan: Mana yang akan dipertahankan, dorongan homoseksual atau nilai-nilai moral? Pertimbangan apa yang digunakan dalam memilih?

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Apa yang dimaksud dengan coming-out?

Coming-out (of the closet) merupakan suatu proses yang dialami oleh seorang homoseks untuk mengatasi rasa segannya, membuka diri kepada orang lain dengan mengakui bahwa dirinya memiliki orientasi seksual, serta bersedia untuk menjalani gaya hidup sebagai gay. Ini termasuk dengan berhubungan seks sejenis, tidak melakukan pernikahan (dengan lawan jenis), dan mungkin juga terlibat dalam gerakan liberasi gay. Pada saat ini, tahap perkembangan homoseks menjadi gay diakui oleh hampir semua ahli kejiwaan sebagai satu-satunya alur perkembangan normal berkenaan dengan orientasi homoseksual.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Saya menengarai bahwa beberapa psikolog mulai menolak terapi reorientasi, bahkan menganjurkan para kliennya untuk hidup sebagai gay..

Ya. Psikologi di dunia umumnya berkiblat pada ketentuan American Psychological Association (APA). Dalam kurun waktu tertentu, APA menerbitkan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder (DSM) untuk menentukan siapa yang bermasalah dan siapa yang tidak. Homoseksualitas sudah lama dihapuskan dari daftar gangguan psikologis, sehingga tidak ada alasan untuk melakukan terapi reorientasi. Meskipun demikian, sebagian psikologi masih mempertimbangkan penggunaan DSM ini menurut sikon yang dihadapinya, di antaranya adalah lingkungan sosial pasien dan hak pasien dalam menentukan arah terapi.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Saya pernah mendengar istilah homoseks non-gay. Siapakah mereka?

Baru-baru ini, beberapa ahli menemukan beberapa kasus dimana homoseks tidak menjadi lebih bahagia dengan menjadi gay. Para homoseks ini memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Meskipun mungkin pernah menjadi bagian dari komunitas gay, namun di saat yang sama merasa tidak cocok dengan gaya hidup tersebut;
  2. Mengidentifikasikan dirinya sebagai penganut suatu agama. Meskipun acapkali merasa dirinya bukan pemeluk yang taat, namun penilaian lingkungan sekitarnya menganggap mereka cukup taat dalam memegang nilai;
  3. Terhadap dalil-dalil agama yang mengutuk homoseks, perasaan yang timbul lebih banyak berupa rasa berdosa daripada rasa marah dan penolakan;
  4. Umumnya memegang teguh pandangan konservatif mengenai hubungan laki-laki-perempuan, pernikahan, dan keluarga;
  5. Lebih suka dikenal sebagai straight (heteroseks);
  6. Menyikapi homoseksualitas dengan cara melawan dorongan homoseksual dalam dirinya sendiri;
  7. Perlawanan terhadap dorongan homoseksualnya memiliki dasar filosofis yang mantap.
Pendek kata, sikap gay terhadap homoseksualitas adalah "to embrace" sedangkan sikap non-gay adalah "to transcend." Dari sinilah muncul istilah transendan (transcendant) bagi non-gay.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Saya pernah membaca beberapa artikel ilmiah yang menyinggung homoseks ego-distonik. Apa artinya?

Berdasarkan PPDGJ 3 (Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa) dan DSM-IIIR, ego-dystonic homosexual adalah orang yang merasa tidak nyaman dengan orientasi homoseksualnya, sehingga selalu berada dalam keadaan tertekan. Tekanan untuk menjadi 100% heteroseks dari lingkungannya (secara nyata maupun hanya dibayangkan) menyulitkannya untuk menjalani kehidupannya secara penuh dan menyenangkan. Berdasarkan gambaran ini pula, para psikolog, seksolog, dan psikiater menganjurkan agar menjalani gaya hidup gay agar tekanan batinnya reda. Dengan kata lain, agar ia menjadi ego-syntonic homosexual, yang menerima gaya hidup gay. Belakangan diketahui bahwa tidak semua homoseks yang menolak untuk jadi gay (homoseks non-gay) mengalami tekanan batin (ego-distonik).

Kembali ke Daftar Pertanyaan


Mengapa ada homoseks yang tidak ingin menjadi gay, bahkan malah ingin hidup sebagai straight?

Ada banyak alasan yang mendorong sebagian homoseks untuk menjalani gaya hidup straight, di antaranya:

  1. Lingkungan sosialnya tidak mentolerir gaya hidup homoseksual;
  2. Kecewa atau tidak sreg dengan gaya hidup komunitas gay;
  3. Patah hati dengan pasangan gaynya;
  4. Desakan keluarganya untuk berumah tangga;
  5. Mematuhi tuntunan agamanya;
  6. Tidak siap untuk hidup sebagai gay, dll.

Kembali ke Daftar Pertanyaan


 

<< Sebelumnya | Indeks FAQs | Selanjutnya >>