JIU JITSU CLUB INDONESIA

INDONESIAN JUJITSU CLUB

 
 

Sejarah Jiu Jitsu Club Indonesia

JIU JITSU merupakan salah satu seni bela diri yang berasal dari Jepang. Falsafahnya adalah “DENGAN KELEMBUTAN, LAWAN DAPAT DITAKLUKKAN”. Masa emas Jiu Jitsu sebagai “martial arts” (seni tempur) Jepang yang tangguh dimulai sejak jaman Samurai, dan mencapai puncak kejayaannya sepanjang kurun waktu pemerintahan EDO (1603-1887) disamping Ken Jutsu (silat Jepang), yang kemudian diolah ragakan menjadi Kendo. Para Samurai yang terkenal dengan falsafah bushidonya, dilatih bela diri (termasuk Jiu Jitsu) sejak mereka berusia 5 tahun dan pada usia 15 tahun, mereka diperkenankan menyandang pedang yang sesungguhnya.

Seorang tokoh yang berhasil mengilhami Jiu Jitsu dari seni beladiri tradisional menjadi seni bela diri modern adalah Dr. AKIYAMA . Setelah itu muncul seorang pendekar Jiu Jitsu yang bernama Dr. JIGOROKANO , yang kemudian mengembangkannya menjadi JUDO. Beliau mendirikan JUDO KODOKAN pada tahun 1886 di Tokyo . Perlahan-lahan hal ini telah menempatkan ilmu berkelahi Jiu Jitsu ini hanya untuk keperluan-keperluan yang individuil kegunaanya, yang dipelajari dalam lingkungan-lingkungan tertentu antara lain :Angkatan Bersenjata, Kepolisian, Dinas Rahasia, dll.

JUDO-JIU JITSU dalam Angkatan Bersenjata dan Kepolisian dikenal dengan sebutan PEMBELAAN DIRI TIDAK BERSENJATA atau UNARMED SELF DEFENCE.

Jiu Jitsu adalah suatu kesatuan yang utuh dalam bela diri yang terdiri dari:
•  bentuk pukulan
•  bentuk tangkisan
•  bentuk tendangan
•  bentuk bantingan
•  bentuk kuncian
•  bentuk pengaman/pembelaan berbagai macam senjata
•  bentuk penggunaan energi dari dalam tubuh

Dari sini mulai berkembang menjadi olah raga yang dapat di pertandingkan seperti : bentuk pukulan, bentuk tangkisan dan bentuk tendangan, yang menjadi olah raga bela diri KARATE, seperti yang dikemukakan oleh M. NAKAYAMA (DAN 10) ada 11 jenis pukulan dan 7 jenis tendangan. Untuk bantingan dan kuncian berkembang menjadi bela diri JUDO. Menurut MASUTATSU OYAMA, dalam buku ADVANCED KARATE, teknik bantingan terbagi dalam 8 kelompok besar yaitu :
•  Seonage,
•  Osoto gare,
•  Ushiro ghosi,
•  Kataguruma,
•  Tai othosi,
•  De ashoi harai,
•  Ko Uchi gare
•  Soto maki momi.

Untuk bentuk kuncian dalam Jiu Jitsu sangat banyak, baik melakukan kuncian maupun teknik melepaskannya.

Perbedaan yang prinsipil antara Judo sebagai olah raga dan Jiu Jitsu sebagai ilmu berkelahi dapat dikatakan tidak ada. Hanya pada Jiu Jitsu sesuai dengan kedudukannya sebagai ilmu yang dipelajari untuk menghadapi perkelahian sesungguhnya, variasi teknik tangkisan, pukulan, bantingan dan kuncian tampak lebih dipentingkan dan lebih intensif diajarkan. Dalam literatur tentang “Traditional Martial Arts” Jepang, hingga kini kedudukan Jiu Jitsu tetap dimasukkan dalam golongan BU JUTSU ( ilmu perang ) dan bukan olah raga, bersama ilmu-ilmu berkelahi lainnya seperti KEN JUTSU, IAI JUTSU (perkelahian pedang para Samurai), SHURIKEN JUTSU (melempar pisau, piau dll), KYU JUTSU (memanah) dan lain-lain.

Indonesia mulai mengenal Jiu Jitsu pada masa perang Pasifik, yang dibawa oleh seredadu-serdadu Jepang. Pada masa itu Judo Jiu Jitsu dapat dipelajari melalui serdadu-serdadu pendudukan tersebut, dalam situasi dan kondisi serta kalangan yang terbatas. Salah seorang pemuda yang tekun menggunakan kesempatan mempelajari Jiu Jitsu ini tercatat nama FERRY SONNEVILLE .

Setelah Indonesia merdeka atau mulai tahun 1950, adalah merupakan awal kegiatan berkembangnya Jiu Jitsu dan Judo di Indonesia. Nama-nama seperti FERRY SONNEVILLE, BUDI LENG, M.A. AFFENDI, DARDJAT DS pada waktu itu sudah dikenal sebagai tokoh-tokoh pengembang Jiu Jitsu dan Judo. Mereka mendirikan perkumpulan beladiri dengan nama Judo & Jiu Jitsu Association Djakarta ( JAD ), selanjutnya Budi Leng mengkhususkan diri pada Judo sedangkan Ferry Sonneville pada tahun 1955 dengan M.A. Affendi mendirikan Jiu Jitsu Club Djakarta ( JCD ) di Jakarta. Kemudian karena perkembangannya maka nama JCD berubah menjadi JCI (JIU JITSU CLUB INDONESIA ), dan telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia .

JIU JITSU CLUB INDONESIA hingga saat ini diakui keberadaannya dan bernaung di bawah WORLD JU JUTSU FEDERATION ( WJJF ) yang bermarkas di Liverpool , Inggris. Sedangkan untuk perwakilan wilayah Asia Tenggara dan Australia bertempat di JAN DE JONG'S SELF-DEFENCE SCHOOL, Perth , Western Australia , yang dipegang oleh MR. JAN DE JONG tingkat DAN VIII Internasional.

Lambang Jiu Jitsu Club Indonesia adalah gambar bantingan di dalam lingkaran dengan tulisan Jiu Jitsu Club Indonesia dan gambar dua bunga teratai, yang terletak di dalam lengkung sembilan yang membentuk lingkaran, yang kesemuanya berwarna kuning dengan latar belakang berwarna hitam. Arti warna Kuning adalah Pencerminan Jiwa Besar dan warna dasar Hitam menunjukkan Ketegasan Hati dari setiap anggota JCI. Gambar Bantingan menunjukkan ciri beladiri Jiu Jitsu . Sedangkan Lengkung Sembilan menunjukkan 9 Orang Tokoh Pendirinya , serta gambar Teratai dengan lima daunnya menunjukkan Asas Pancasila .

Adapun 9 orang tokoh pendiri tersebut adalah :
•  Ferry Sonneville.
•  M.A. Affendi.
•  Dardjat DS.
•  Syahmirman.
•  Anwar Rully.
•  Arif SH.
•  Drs. Harjono.
•  Purnomo Bsc.
•  Budi Leng.

Catatan Tentang Perkembangan Jiu Jitsu di Jakarta :

  • Pada masa penjajahan Belanda antara tahun 1930 s.d. 1937 telah ada seorang keturunan Cina yang mengadakan latihan Jiu Jitsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut MOLEN FLIET yang kemudian berubah fungsinya menjadi toko barang antik dengan nama POLIM.
  • Menjelang Perang Dunia II pada tahun 1940 di daerah MENTENG, Jakarta Pusat yang banyak dihuni oleh orang-orang Belanda telah ada sebuah tempat latihan Jiu Jitsu yang digabung dengan tempat latihan tinju dan anggar, tepatnya di Jl. HOS Cokroaminoto yang kemudian gedung tersebut dijadikan tempat pameran seni lukis dengan nama Gedung Balai Budaya. Adapun yang melatih Jiu Jitsu pada saat itu adalah seorang keturunan belanda (Belanda Indo).
  • Pada tahun 1948 bapak Ferry Sonneville sudah melatih Jiu Jitsu di Jl. Krekot No. 42 hingga tahun 1955. Pada saat beliau melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda pada tahun 1955, kegiatan latihan Jiu Jitsu dilanjutkan oleh M.A. Affendi hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1987 sebagai ketua Jiu Jitsu Club Indonesia sedangkan Ketua Umum adalah masih tetap dijabat oleh Bapak Drs. Ferry Sonneville hingga saat ini
  • Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jiu Jitsu masih bersatu dengan Judo dengan nama Jiu Jitsu & Judo Association Djakarta (JAD) yang kemudian diadakan pemisahan organisasi antara Jiu Jitsu dan Judo. Jiu Jitsu Club Djakarta (JCD) pada tanggal 11 Desember 1955. Karena adanya perkembangan Jiu Jitsu di beberapa tempat seperti halnya di Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya , Palembang , dan Medan maka nama JCD menjadi Jiu Jitsu Club Indonesia (JCI).
  • Di samping itu tentunya ada kegiatan Jiu Jitsu lain dan yang kami dapat catat dari pendahulu kami yaitu latihan di bawah asuhan Dick Schilder di Bandung pada tahun 1950, dan di Bogor di bawah asuhan Bet Ling Ong tapi sampai sekarang tidak lagi terdengar kegiatannya. Yang kemudian nampak berkembang adalah organisasi Jiu Jitsu di bawah asuhan Kepolisian yaitu Institut Ju Jitsu Indonesia (IJJI).
  • Keberadaan JCI pada saat ini telah mendapat pengakuan dari organisasi Jiu Jitsu International yaitu World Ju Jitsu Federation yang berpusat di Liverpool , Inggris. Terbukti dengan diangkatnya beberapa orang anggota JCI dengan tingkatan DAN V dan DAN IV oleh WJJF.

Perkembangan Jiu Jitsu Club Indonesia di Yogyakarta, mula-mula didirikan oleh robin ds seorang guru olah raga, dengan latihan pertama di daerah Patangpuluhan pada 11 Maret 1966 . Robin DS melatih hingga tahun 1968, kemudian diteruskan oleh SUGENG NURSIGIT (meninggal 17 Januari 1986 di Yogyakarta ), Koen Pradono, Koen Praseno, Hindargo Nugroho.

 
     
     
     
     
     
 
J A N J I
JIU JITSU CLUB INDONESIA
   
 
SAYA BERJANJI, DENGAN SESUCI SUCI HATI SAYA, BAHWA SEGALA ILMU PEMBELAAN DIRI, YANG SAYA PEROLEH DARI LATIHAN-LATIHAN, DIDALAM JIU JITSU CLUB INDONESIA, HANYA AKAN SAYA PERGUNAKAN, SEMATA-MATA BAGI PEMELIHARAAN DIRI, DENGAN SELALU MENGINGAT AKAN PERI KEMANUSIAAN.DAN SEKALI-KALI TIDAK AKAN SAYA JALANKAN, UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN-PERBUATAN, DENGAN NIAT, MAKSUD ATAU TUJUAN, YANG DILARANG OLEH UNDANG-UNDANG NEGARA ATAUPUN YANG TERCELA
   
 
Teknik-teknik Jiu Jitsu
   
     
       
     
       
       
       
       
       
       
       
       
 

 

   
 

 

   
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
         

admin : arifisnaeni@gmail.com