|
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Assalaamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
"Semoga Artikel ini bermanfaat untuk Kita semua"
--------
CATATAN COVER BELAKANG
Kehidupan beragama adalah hak bagi setiap manusia yang merupakan wujud dari kesadaran dirinya sebagai hamba sang
Pencipta. Tidak seorangpun boleh memaksa orang lain untuk memeluk atau keluar dari suatu agama. Sungguh amat naif
jika seseorang melakukan sesuatu peribadatan tanpa keyakinan, disebabkan keterpaksaan psikologis, moral maupun
material. Di dunia ini terdapat berbagai kepercayaan dan agama yang masing-masing mengklaim dirinya sebagai agama
yang paling benar, sedangkan yang lain adalah sesat. Di antaranya adalah Agama Kristen yang memiliki pemeluk terbesar
di dunia. Dengan figur Yesus sebagai Tuhan dan Penebus Dosa, Kristen setiap saat menyapa manusia untuk menerima
doktrin dan ajarannya. Tetapi, setiap ia berbenturan dengan keyakinan lain, terutama dengan Islam, Yesus selalu
dipertanyakan: "Dia manusia ataukah tuhan?"
Di saat Kristen bertemu dengan seorang muslim bernama K.H. Bahaudin Mudhary, ia ditanya keabsahan doktrin ketuhanannya
sekaligus Al Kitabnya. Hanya dengan berdasarkan ayat-ayat kitab suci Kristen sendiri, Bahaudin Mudhary mengungkap
kerancuan dogma ketuhanan Yesus sebagaimana yang disampaikan dalam dialog dengan seorang misionaris Kristen bernama
Antonius Widuri.
Buku yang sudah dicetak berulangkali dan juga diterbitkan di Inggris oleh Cambridge University Press ini adalah
hasil dialog tersebut, yang sudah menjadi kitab rujukan dalam kajian ilmiah.
KATA PENGANTAR
Buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus ini telah mengalami cetak ulang beberapa kali, bahkan sudah beredar di negara-negara
Timur Tengah dalam edisi Bahasa Arab, dicetak di Inggris oleh University Press Cambridge, dan memang luar biasa
peminatnya. Karena itu, Untuk cetakan kelima kali ini sengaja kami menjalin kerjasama dengan Penerbit Pustaka Da'I
yang sudah lama menerbitkan beberapa buah pena almarhum K.H. Bahaudin Mudhady.
Tentu saja isinya persis seperti cetakan pertama Tahun 1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda.
Dan pertama Tahun 1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan juga adanya tambahan, sebuah surprise
yang datangnya dari teman sejawat ayahanda Almarhum yaitu Bapak KH. Abdullah Wasi'an yang berkenan memberikan sambutan
untuk cetakan kelima ini. Insya Allah, ada makna dan maslahahnya bagi segenap pengagum buah pikir Alm. Kyai Bahaudin
Mudhary, terutama bagi kami seluruh keluarga Almarhum dan Yayasan Pesantren Sumenep.
Wassalam
Surabaya, 3 Mei 1994
H. Hizbul Maulana
|