PAUS DESAK DUNIA CAPAI PERDAMAIAN
Paus Yohanes Paulus II dalam pesan
Paskah-nya hari Minggu mendesak dunia untuk mengubah
keadaan menjadi lebih baik untuk mencapai perdamaian
di Timur Tengah, Balkan, Asia, Afrika, dan tempat-tempat
lain yang menderita akibat konflik.
Dalam suhu 7 derajat Celcius, Paus
memimpin puluhan ribu umat dalam misa Minggu Paskah
di Lapangan Santo Petrus, tempat ia menyampaikan harapan
perdamaiannya dalam berkat dan pesan "Urbi et
Orbi" (pada kota dan dunia) yang disampaikannya
dua kali setahun itu.
"Dunia kita ini bisa berubah.
Perdamaian adalah mungkin bahkan selama waktu yang
lama ada pertempuran dan kematian, seperti di Israel
dan Jerusalem," katanya.
"Adalah mungkin di Balkan tidak
ada lagi ketidakpastian yang bisa menyebabkan kegagalan
semua usulan perdamaian," kata Paus yang juga
menyuarakan harapan bahwa Asia "dapat memenangkan
tantangan toleransi dan solidaritas".
Mengenakan jubah upacara berwarna
krem dan keemasan, Paus beberapa kali tampak lelah
dalam upacara yang berlangsung selama dua jam itu.
Suaranya kadang terdengar gemetar dan lelah, kadang
terdengar tegas dan jelas. Dua kali dia kehilangan
keseimbangan ketika berjalan pada awal upacara dan
harus ditopang para pembantunya.
"Selamat Paskah," kata
Paus dalam bahasa Indonesia, satu dari 61 bahasa yang
digunakannya untuk mengucapkan selamat, termasuk bahasa
Ibrani, Arab, Albania, Serbia, Macedonia, Tamil, Korea,
Yunani, Malta, dan Polandia.
Milenium ketiga
Optimisme Paus yang diungkapkannya
dalam pesan "Urbi et Orbi" itu tampaknya
kontras sekali dengan kondisi fisiknya. Tangan kirinya
gemetar dan kata-katanya kadang terseret, gejala-gejala
penyakit parkinson, dan tubuhnya bungkuk. Namun, suaranya
terdengar kuat ketika dia mendesak kemanusiaan agar
mempunyai harapan.
"Kaum pria dan wanita dari milenium
ketiga, hadiah Paskah berupa cahaya yang mengusir
kegelapan ketakutan dan kesedihan dimaksud untuk semua
orang," katanya dari tangga Basilika Santo Petrus,
yang lapangannya dihiasi oleh 17.000 bunga warna kuning,
oranye, putih, dan biru yang diimpor dari Belanda,
serta 300 tanaman dan pohon.
"Semua ditawari hadiah perdamaian
dari Kristus yang Bangkit, yang memutus rantai kekerasan
dan kebencian," katanya dalam pesan yang disiarkan
langsung ke 47 negara termasuk Indonesia itu.
Paus mendoakan agar umat manusia
didukung "dalam dedikasi kita untuk membangun
sebuah dunia yang lebih manusiawi". Ia mengatakan,
kekuatan diperlukan untuk "mengalahkan kekuatan
jahat dan kematian, dan menempatkan semua riset dan
semua perkembangan teknik dan sosial dimanfaatkan
untuk sebuah masa depan yang lebih baik bagi semua".
Upacara Minggu Paskah itu merupakan
akhir dari rangkaian upacara selama empat hari yang
telah menguji stamina Paus. Salah satu upacara dalam
Pekan Suci ini adalah misa Sabtu malam yang oleh para
pejabat Vatican diputuskan pada saat-saat akhir untuk
dipindahkan ke dalam Basilika Santo Petrus karena
hujan.
Usia dan penyakit yang dideritanya
mempengaruhi penampilannya. Pada hari Jumat dia memimpin
upacara Jalan Salib di Colosseum, namun untuk pertama
kalinya dalam 22 tahun menjadi Paus, Yohanes Paulus
II tidak berjalan berkeliling arena dengan umat, melainkan
tetap berlutut berdoa khusyuk. Dia baru berjalan dan
membawa salib hanya pada akhir upacara. Waktu antara
upacara-upacara publik juga diperpanjang pada beberapa
kesempatan guna memberi Paus lebih banyak waktu untuk
beristirahat.
Hari Minggu sore atau Senin pagi,
Paus akan berangkat ke kediaman musim panas kepausan
di Castelgandolfo, sebelah selatan Roma, untuk istirahat
beberapa hari. Dia dijadwalkan kembali ke Vatican
untuk audiensi umum hari Rabu dan menjalankan jadwal
normalnya.
Bulan depan Paus akan melakukan perjalanan
mengunjungi Suriah, Yunani, dan Malta dan merayakan
ulang tahun ke-81 di Roma pada 18 Mei. Dia akan mengunjungi
Ukraina pada bulan Juni ***