MENDIAMI RUMAH TANGGA

Oleh :
Ari Setya Ardhi


 
 

 
sesekali kegetiran angin mendesir
merapatkan gigilan selimut
bersama aroma kesakralan percakapan
di kesyahduan ranjang mawarmu
membiarkan jendela cinta terpana
kemudian pintu kedamain terkuak
seluas sabana rindu yang senantiasa
menggedor-gedor keterbatasan dengan
jemari ketabahan. sementara,
kerimbunan ilalang menebal lantai
memasrahkan rerumputan menumbuhkan
ruang-ruang kekekalan. lalu,
kita semaikan benih bunga-bunga
sepanjang helaan nafas, sampai
desah pelaminan itu melindapi
sekujur kebisuan ruang tamu. kita
hembuskan jiwa keheningan yang
berkeliaran di atas atap, melumatkan
kemekaran birahi yang tak henti mengerang,
menyatukan kepolosan tubuh bumi.

kita telah membangun rumah bunga nel,
menancapkan akar ketulusan sembari
terus memupuki tunas-tunas yang
mulai berkejaran, menuai
serbuk-serbuk yang menebarkan
benih-benih keasrian bunga
yang terus bermekaran. sementara
di luar rumah, sungai-sungai
mengalirkan pertentangan yang
harus ditebus tanpa perlu
membelanjakan keperihan masa lalu.
dekaplah kenangan angin yang menyebar,
menuai keganasan taufan jalanan.
peluk, rengkuhlah sisa gerimisku
jangan lepaskan kegemetaran pepohonan
yang membungkus kegairahan di tamanmu
 

Bohemian Jambi, 10 Juni 2000

sajak-sajak Ari Setya Ardhi
 


 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain