STAFUKA
dibangun di atas harapan akan terciptanya suasana rukun
antar-agama (khususnya Islam-Kristen). Sejarahnya bermula
dengan kunjungan mahasiswa Angkatan V (1998-1999) Sekolah
Tinggi Teologi (STT) Apostolos Jakarta ke Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Komisariat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta pada tanggal 6-9 Desember 1999. Dalam kunjungan
tersebut disepakati akan dibentuknya suatu forum kerja sama antara
kedua institusi, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut di
Jakarta.
Pada
tanggal 15-17 April 2000, puluhan mahasiswa yang
mengatasnamakan Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
berkunjung ke STT Apostolos sebagai bentuk
kunjungan balik, sekaligus dalam rangka menindaklanjuti kerja sama
yang telah terjalin pada bulan Desember 1999. Akhirnya, pada
tanggal 19 April 2000, ditandatanganilah Memorandum of
Understanding antara Dr.
K.A.M. Jusuf Roni
selaku Ketua STT Apostolos Jakarta dengan Dr.
Djam'anuri selaku
Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Peristiwa paling bersejarah bagi STAFUKA ini berlangsung di
GKRI Alfa Indah, sebagai tanda resminya kerja sama antara kedua
institusi.
Siangnya,
beberapa mahasiswa segera melakukan pertemuan di ruang Elia,
STT Apostolos Jakarta, untuk menyusun format kerja sama yang
lebih real. Pertemuan itu dipimpin oleh Costa Rantelinggi (Ketua
Senat Mahasiswa STT Apostolos Jakarta) dan Eko Cahyono (Ketua HMI
Komfak Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Pertemuan tersebut menyepakati dibentuknya Forum Komunikasi
STT Apostolos Jakarta-Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, dan langsung membentuk Presidium beserta
divisi-divisi yang diperlukan. Nama STAFUKA sendiri merupakan
singkatan dari nama forum tersebut. Nama ini tidak muncul
bersamaan dengan lahirnya forum tersebut, melainkan baru diberikan
menjelang diadakannya kegiatan Pekan Komunikasi Agama-agama I
(PEKA 1). Nama ini diberikan oleh Yosi Rorimpandei
dan Abdurrahman Effendi ketika sedang dalam persiapan
pelaksanaan PEKA 1 tersebut.
Pada akhir
Juli 2000, jaringan kerja sama STAFUKA diperluas dengan menambah
relasi baru, yaitu Institut Studi Islam Darussalam
(ISID) Gontor dan Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri.
Dalam kunjungan ke Gontor dan Kediri itulah kemudian
dirancangkan suatu bentuk sosialisasi forum dan
dialog bentuk baru antara Islam-Kristen. Atas prakarsa
Glorius Bawengan, M.Th selaku salah satu Pembina STAFUKA,
disepakatilah untuk diadakan Pekan Komunikasi Agama-agama (PEKA).
Kegiatan ini beberapa kali mengalami penundaan akibat berbagai
masalah yang dihadapi, di antaranya masalah jarak antara keempat
institusi (STT Apostolos, IAIN Sunan Kalijaga, ISID Gontor, dan
IAIT Lirboyo).
Untuk itu,
STT Apostolos mencoba mencarikan solusi terbaik dengan cara
menjalin relasi dengan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas
kerja sama yang baik, pada tanggal 1 dan 2 Juni 2001 digelarlah
PEKA untuk pertama kalinya di Aula Serba Guna dan Aula
Madya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Usai kegiatan PEKA
tersebut, diadakan evaluasi kegiatan sekaligus diterimanya IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai anggota STAFUKA
yang baru. Dalam evaluasi itu juga disepakati akan diadakannya
PEKA 2 di Yogyakarta, yang akhirnya bisa terselenggara dengan baik
pada tanggal 9-13 November 2001 di Aula IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. |