Definisi Makhluk Hidup
Sumber: Taman Budicipta
Jawabanku ada di bawah pertanyaanmu.  Ringkasnya, hukum sebab akibat yang rumit ini sangat sulit dipahami oleh kita.  Kita telah bertumimbal lahir tak terukur lamanya dan masih tetap menganggap diri ini adalah "aku."  Tak menyadari bahwa sebenarnya ini adalah proses yang saling berketergantungan dan di dalamnya tak ditemukan "aku."  Untuk dapat melihat dengan jelas proses ini, diperlukan konsentrasi.  Untuk mencapai konsentrasi, diperlukan sati.  Untuk melaksanakan sati, diperlukan pengertian & sila yang benar.  Untuk memperoleh pengertian dan sila yang benar, diperlukan teman Dhamma yang bijaksana.  Dan untuk memperoleh teman yang bijaksana, dibentuklah forum Dhamma ini.  Ini juga adalah proses yang saling berketergantungan.

Isi Diskusi:

Terima Kasih atas uraian
penjelasanmu.  Saya ada pertanyaan satu lagi, dan walaupun pertanyaan ini berkaitan dgn agama buddha tp mungkin pertanyaan ini dpt dikategorikan sbg pertanyaan yg tdk begitu penting dlm melaksanakan dhamma.

Menurutku, pertanyaan-pertanyaan kamu dibawah memiliki makna Dhamma, terutama beberapa pertanyaan terakhir kamu.  Jadi kuputuskan untuk mengirimnya ke forum.

Jadi, apakah organisme2 seperti amoeba atau paramecium tdk tergolong mahluk hidup?

Menurutku, amoeba dan paramaecium termasuk makhluk hidup.  Mereka adalah makhluk hidup bersel tunggal (unicellular).  Kok bisa dianggap hidup?  Soalnya saya sendiri pernah melihat mereka dengan microscope, dan menurut observasiku mereka memiliki keinginan, salah satunya adalah keinginan untuk makan.

Jadi mereka dpt dianggap seperti tanaman, protista, monera, fungi, & plantae yg dlm agama buddha tdk dianggap sbg "mahluk hidup".

Algae, fungi &  plantae bukan termasuk makhluk hidup.  Menurutku, beberapa anggota dari protista dan monera termasuk makhluk hidup.  Sebenarnya Sang Buddha juga telah meng-confrim adanya microbial world (makhluk hidup berukuran mikroskopik).

Jd, "the 5 kingdom" belum termasuk dlm katagori "mahluk hidup" selama meraka belum mempunyai saraf. 

Belum tentu.  Dalam unicellular organism, tentunya sistem saraf mereka masih sangat rudimental sehingga tak dapat kita katakan "yang tak memiliki sistem saraf tak termasuk makhluk hidup."

Jadi...agama buddha memperbolehkan aborsi selama telur itu belum tumbuh saraf...

Menurutku embryo yang belum memiliki sistem saraf belum dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup.  Alasannya adalah mamalia memerlukan sistem saraf untuk persepsi mereka.  Tanpa persepsi ini, perasaan & pikiran tak dapat muncul. Sedangkan unicellular organism menggunakan sistem saraf yang sangat rudimental sehingga kasus mamalia dan unicellular ini tak dapat disamakan.  Akan tetapi ini hanya pendapat pribadi saya.  Tentunya tak semua umat buddhis berpendapat demikian.  Dan belum tentu juga semua ilmuwan buddhis berpendapat demikian.  Dalam kasus aborsi, tujuannya adalah sudah tak benar; dengan demikian, maka aborsi sudah seharusnyalah dihindari.

Sungguh menarik...selama ini saya pikir sel2 termasuk mahluk hidup...masuk logika juga sih karena saraf memberikan salah satu dari ke 6 khanda yaitu perasaan.  Apakah munculnya saraf dibarengi dgn munculnya daya berpikir..atau kesadaran? 

Adanya tubuh (sistem saraf) belum tentu menjamin adanya persepsi, perasaan, & pikiran (harus ada kontak yang menghubungi mereka).  Tetapi sebaliknya, munculnya persepsi, perasaan, dan pikiran tergantung pada kontak, dan kontak tergantung pada tubuh (sistem saraf).  Sang Buddha menjelaskan hal ini di Paticcasamupada, yang kalau ditelaah dengan seksama tak ditemukan adanya "diri/aku."

Saya lagi pikir bukankah suatu organisme itu dapat dikatakan sbg "mahluk hidup" karena adanya kesadaran?  Seperti tanaman...organisme ini tdk dpt dikatakan sbg "mahluk hidup" yg dapat tumimba lahir karena tidak adanya kesadaran.  Tapi bagaimana dgn tanaman mimosa (putri malu), kenapa tanaman tersebut menguncup ketika disentuh?  Apakah itu bukan perasaan?  Sy jg tdk tahu kalau putri malu mempunyai "saraf" atau tidak...atau mungkin tanaman tersebut mempunyai organ lain selain saraf yg dapat memberikan "perasaan".  Maaf kalau pertanyaan saya terlalu men-detail, saya cuman pengen tau.

Menguncupnya putri malu itu adalah proses reaksi biokimia.  Ketika disentuh, pressure berubah sehingga ia menguncup.  Sama halnya dengan gantungan, kalau kita sentuh dan ia kehilangan keseimbangan, maka ia akan jatuh.  Jadi tanaman putri malu tak dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup.  Putri yang malu terhadap perbuatan jahat, nah, itu barusan makhluk hidup.  Putri yang tak malu terhadap perbuatan jahat, ehmm, masih termasuk makhluk hidup sih yah, tapi bukan makhluk hidup yang baik saja.

Semoga proses "tanpa aku" ini dapat kita renungi setiap saat di kehidupan kita.