Kamma & kelahiran kembali
Karya: Taman Budicipta; Sumber utama: Mahakammavibhanga Sutta
Apa hubungan antara kamma dan kelahiran kembali?  Apakah benar seseorang yang berbuat baik dan berhati baik di kehidupan ini "pasti" akan masuk surga di kehidupannya yang mendatang?  Dan apakah benar seseorang yang berbuat jahat dan berhati jahat di kehidupan ini "pasti" akan masuk neraka di kehidupannya yang mendatang?  Penjelasan yang diberikan Sang Buddha ini akan membuka mata kita.  Terlihat di sini bahwa Sang Buddha memberikan penjelasan ini dengan menyelipkan banyak kata "mungkin" [karena memang tiada orang yang dapat dijamin, kecuali diri para Arya (suci) yang telah terjamin tak dapat jatuh lagi ke alam rendah.]  Penjelasan ini juga akan menyadari kita akan rumitnya jalan kerja hukum kamma yang tak dapat kita ketahui secara mendetail.  Tetapi hal yang penting untuk dipahami dari hukum kamma ini adalah semua yang didasari kehendak baik pasti akan membuahkan kebahagiaan, dan semua yang didasari kehendak jahat pasti akan membuahkan penderitaan [walau saat berbuahnya tak dapat kita ketahui].  Lebih penting dari pemahaman di atas adalah kesadaran bahwa kelahiran berulang-ulang (samsara) ini adalah sangat berbahaya dan bukanlah tempat yang aman.

Sang Buddha bersabda:

Ada kalanya seseorang membunuh, mencuri, melakukan pelecehan seksual, menipu, mengadu domba, berkata kasar, gosip, beriri hati, dengki, berpandangan sesat, dan setelah ia meninggal ia dilahirkan di alam yang menderita--neraka.  Mengapa demikian?  Karena mungkin perbuatan yang mendatangkan penderitaan ini dilakukannya di masa lalu, atau mungkin perbuatan yang mendatangkan penderitaan ini dilakukannya sesudah itu, atau mungkin juga pandangan sesat tersebut menguasai pikirannya sesaat sebelum ia meninggal.  Dan oleh karena salah satu alasan inilah maka ia dilahirkan di alam neraka.  Tetapi tentunya pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, pengadu dombaan, perkataan kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat yang telah ia lakukan tersebut [masih tetap] akan memberikan hasil kepadanya di saat itu juga, atau di kehidupan berikutnya, atau di beberapa kehidupan berikutnya.

Tetapi ada kalanya juga seseorang membunuh, mencuri, melakukan pelecehan seksual, menipu, mengadu domba, berkata kasar, gosip, beriri hati, dengki, berpandangan sesat, dan setelah ia meninggal ia dilahirkan di alam yang berbahagia--surga.  Mengapa demikian?  Karena mungkin perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan ini dilakukannya di masa lalu, atau mungkin perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan ini dilakukannya sesudah itu, atau mungkin juga pandangan terang [tak sesat] tersebut menguasai pikirannya sesaat sebelum ia meninggal.  Dan oleh karena salah satu alasan inilah maka ia dilahirkan di alam surga.  Tetapi tentunya pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, pengadu dombaan, perkataan kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat yang telah ia lakukan tersebut [masih tetap] akan memberikan hasil kepadanya di saat itu juga, atau di kehidupan berikutnya, atau di beberapa kehidupan berikutnya.

Ada kalanya juga seseorang menghindari pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, adu domba, kata kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat, dan setelah meninggal ia dilahirkan di alam yang berbahagia--surga.  Mengapa demikian?  Karena mungkin perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan ini dilakukannya di masa lalu, atau mungkin perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan ini dilakukannya sesudah itu, atau mungkin juga pandangan terang [tak sesat] tersebut menguasai pikirannya sesaat sebelum ia meninggal.  Dan oleh karena salah satu alasan inilah maka ia dilahirkan di alam surga.  Tetapi tentunya perbuatannya yang terhindar dari pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, pengadu dombaan, perkataan kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat tersebut [masih tetap] akan memberikan hasil kepadanya di saat itu juga, atau di kehidupan berikutnya, atau di beberapa kehidupan berikutnya.

Tetapi ada kalanya juga seseorang menghindari pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, adu domba, kata kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat, dan setelah meninggal ia dilahirkan di alam yang menderita--neraka.  Mengapa demikian?  Karena mungkin perbuatan yang mendatangkan penderitaan ini dilakukannya di masa lalu, atau mungkin perbuatan yang mendatangkan penderitaan ini dilakukannya sesudah itu, atau mungkin juga pandangan sesat tersebut menguasai pikirannya sesaat sebelum ia meninggal.  Dan oleh karena salah satu alasan inilah maka ia dilahirkan di alam neraka.  Tetapi tentunya perbuatannya yang terhindar dari pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, penipuan, pengadu dombaan, perkataan kasar, gosip, iri hati, dengki, pandangan sesat tersebut [masih tetap] akan memberikan hasil kepadanya di saat itu juga, atau di kehidupan berikutnya, atau di beberapa kehidupan berikutnya.