![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
........ | ||||||||
KEPADA SAHABAT BAIKKUJIWA RAGAKU.... Kita telah hidup bersama selama 21 seperempat tahun lamanya. Selama waktu itu pula kau begitu setia sbg sahabatku. Menghadirkan angin sejuk disaat aku tengah terpanggang oleh gerah dendam. Tapi kau juga selalu setia disaat aku menggil kedinginan. Kau rangkul aku , dan kita berpelukan, menyatu menghalau kesengsaraan batinku. Sahabatku, ijinkan sekarang aku datang lagi atas nama cinta. Agar kau ketahui rahasia kesedihanku. Betapa berpencar pencar ombak gulana menghantam kisi kisi sanubari yang telah di rapuhkan cintaku sendiri. Ataukah kelegendakan kembali kisah 2x masa laluku nan kelam ? Hingga habislah terang sang surya sanubari oleh kelamnya penderitaan kita. Karena aku tahu kau takkan pernah bosan karenanya Sahabatku, dengarkanlah ... dengarkanlah sahabatku ! Seperti biasa kau persembahkan untuk tahta deritaku. Tapi jangan pernah mengasihani, aku terlalu sempurna bagi segala pamrihnya. Dan keburukanku menggumpal mengendap menjawab setiap tanya nya . Berselimutkan semboyan darma, menggelegar memekakkan telingaku saat dia berujar sayang. Aku sungguh tersiksa wahai sahaba. Suatu hari.. Semenjak terbit jiwaku ke permukaan bumi. Pun beribu 2x matahari menari 2x dgn lidah apinya mengiringi takdirku. Diiringi jutaan bintang gemintang yg bernyanyi untuk ku. Mereka berkeliling sambil bertasbih nan merdu atas kebesaran kekuasaan Tuhannya. Hingga terbentuklah orbit penghidupan aku saat dilahirkan rahim suci bundaku. Jiwaku berkeliling mencari raga yg sepadan dgnnya. Terkadang aku berteriak lantang atas keindahan dan kenikmatan yg membusung. Atau bahkan keprihatinanku yg terlalu protokoler berujar miris namun pasti .. sudikah anda menjadi pasangan jiwanya Sahabatku ....... Telah 21 seperempat tahun kita hidup bersama. Telah seribu satu kali pula kita mati bersama. Ijinkanlah aku datang lagi untuk kesekian kalinya, karena memang aku tak pernah menghitung kadar pertemuan kita. Bersama cinta pula kusertakan untaian puji dan caci. Oleh karenanya, panggillah aku pulang dari hamparan kesengsaraan itu. Agar kita takkan mati lagi…Karena aku lelah mencari jawabnya, wahai sahabat. Bertahun 2x kulewatkan dgn hanya berspekulasi atas nama pasangan jiwa. Trial dan error nampaknya selalu error. Kidung rayu ku tdk lah menghunjam dalam 2x . Cukuplah cintanya menusuk permukaan ketulusan hatiku saja. Walaupun ma’ruf ku harus bayar dgn banjir darah dan samudera air mata.Sehingga mengandung penyesalan yg harus ku aborsi sebelum waktunya. Apakah aku menyesal sahabat ? Ataukah aku mensyukurinya ? Hahahahahahahahahahahahaha..... Aku ternyata memilih ke dua 2x nya. Aku sendiri bingung kenapa demikian .... Apakah inilah perangkap cintanya ? aku hanya bisa menuruti kata 2x mu sahabat, kata hatiku, apa yg kurasakan saat ini adalah apa yg aku laksanakan. Dan saat ini engkau mengingatkanku untuk selalu berikir sehat . Lalu ? Apakah selama ini aku sakit dalam berfikir ??? ..hanya kita berdua yg tahu jawabnya. Atau aku harus menyesal ..??? Atas gadis manis yg parasnya slalu menghadiri seluas mataku memandang. Atas suaranya yg slalu mengiang ngiang diantara keheningan dan kebisingan hatiku. Atas cumbu rayu semu yg slalu mengantung mengawang di atas lautan dahagaku. Dan juga atas segala tipu daya yg dia tawarkan sebagai singgasananya. Karena masa cintaku bersamanya hanyalah seonggok endapan kenangan kotor yg tdk berarti apa apa sama sekali. Kecil namun kotor, menumbuhkan pohon penyesalan yg akan slalu berbuah dan tumbuh disepanjang musim hayatku. Aku sungguh telah menjadi seorang penyair zalim. Aku seorang pecundang. Aku mendustai perasaanku sendiri ..Ooohhhhhh. Tapi ..?!?! Cintaku, kau terlalu suci untuk dikatakan kotor. Tapi kau terlalu telah kotor oleh tipu daya sehingga tak pantas dianggap sebagai yg suci. Aku !?! Inilah aku, hamba kemunafikan akibat cinta kita. Besoknya .... Setelah sebulan berlalu, sahabatku nan setia datang lagi. Dibawakannya aku sebuah bahtera nan cantik lagi indah. Sejuk hatiku merasakannya, segarlah mataku memandangnya. Segala asa bergantian menyalami alam hayalku bersama angin gunung. Tapi aku tengah kebingungan, dimanakah aku berpijak. Apakah harus ku bentangkan layar bahtera di atas gunung ini...????? Sehingga org yg memandangku akan berujar aku gila. Tetapi, di sini hanya ada kita berdua, namun kenapa aku yg menuduh diriku sendiri yg gila???!!!!!! Aku memang telah gila oleh pesonanya, sahabat. Kulihat mata sahabatku memicing, seakan menyampaikan betapa kecilnya dunia yg kurasakan. Aku hanya berkeliling di sini, tdk bisa kelain hati untuk melabuh sauh pengharapan ku. Karena memang aku tdk mempunyai apa 2x selain sahabatku sebagai hartaku yg tak ternilai. Matamu berlinang air mata, namun bibirmu menganugerahkan senyum ketulusan. Jauh di relung hatiku, kudengar lamat 2x engkau bertasbih peji 2x an kepada Tuhan. Mengiringi do'a mu kepada ku atas pengembaraan jiwaku yg kesekian kalinya. Dan jiwa ku pun menangis pula. Menangisi segala keterpurukanku atas sampul kesetiaanmu. Batinku yg slalu terluka oleh bayangan semu pasangan jiwa, akan kau balut dgn ketulusan pengharapan mu. Agar aku tak jua menyerah. Agar aku tetap slalu di jalan mu. Agar kita temukan kebahagian dan kedamaian abadi nan suci. Agar kita bisa hidup seribu satu tahun lagi. KARENA ENGKAULAH JIWA KU..... |
||||||||
next story.... | ||||||||
![]() |
||||||||
my morning ..... | ||||||||