Piranti penghitung pertama ialah sempoa (abakus) yang dipercaya telah diciptakan 3.000 tahun dahulu (sebagian buku menyatakan 1.500 tahun dahulu) dalam budaya Mediterranean kuno. Masyarakt China mengenalnya sebagai Sau-Pan. Bagi masyarakat Jepang, abakus dikenal sebagai 'Soroban'. Perkataan abakus' berarti debu dalam bahasa Semantik. Yang digunakan oleh penduduk tamadun sekitar lembah Euphrates-Tigris.
Seorang ahli Matematik pada abad ke 11 mengartikan sebagai "flying so quickly that the eye could not follow their movement". Kebutuhan dan kepraktisan penggunaan simbol angka sangat menentukan terhadap penggunaan secara umum atau kelaziman.
Meskipun peradabannya dikenal megah tetapi angka Romawi tidak digunakan karena bayangkan, untuk menuliskan angka 48 saja kita harus menulis XXXXVIII, belum lagi untuk bilangan pecahan. Karena kepraktisannya maka simbol Arab dalam penulisan angka dijadikan standar bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern. Peradaban Arab berjasa dalam perkembangan sistem berhitung modern, karena telah meletakkan dasar berhitung dengan menggunakan simbol sistem bilangan desimal dan memperkenalkan angka ''0'' sebagai nilai dasar. 
Pada tahun 1617, Joh Napier (Skotlandia) telah menciptakan 'The Napier's Bone' atau tulang napier yang terdiri dari tulang, kayu, logam dan kad untuk tujuan perhitungan logaritma. Namun dikarenakan cara perhitungannya yang tergolong rumit dan lambat, maka pada tahun 1642, Blaise Pascal di usia 18 tahun (1642 M) berhasil menciptakan mesin penghitung mekanikal  Pascaline  yang menggunakan gear dan roda dengan memutar roda-roda kecil yang mempunyai angka 0 hingga 9 dan mampu melakukan operasi angka 6 digit terhadap operasi penambahan dan pengurangan.. Kemudiannya disempurnakan oleh William Leibnitz sebagai alat penghitung yang  terpopuler disaat itu.
Pada tahun 1673, mesin hitung Leibnitz atau ' Stepped Reckoner ' diciptakan oleh hli filasafat dan Matematik Jerman, Baron Gottfried Wilheim Von Leibnitz dengan mengubah mesin Pascaline. Ini merupakan detik permulaan ke arah rekaan mesin hitung otomatik.  Pada tahun 1801, Joseph Jacquard telah mencipta alat penenunan automatik yang menggunakan kad tebuk sebagai input. Tahun 1804, Joseph-Marie Jacquard menciptakan alat hitung yang menjadi cikal bakal teori penciptaan komputer.
Pada tahun 1822, Charles Babbage yang digelari sebagai  'Bapak Komputer' atau 'Arsitek Komputer Modern' telah menciptakan mesin perbedaan ( Different Engine ) dalam upaya perhitungan mekanik. Yang  memiliki 6 register dan dua puluh letak desimal. Dengan bantuan Royal Sosiety (1822 M) mesin tersebut baru dapat diselesaikan selama dua puluh tahun, namun belum sempurna secara total. Seterusnya pada tahun 1833, mesin analisis ( Analytical Engine ) telah diciptakan oleh Babbge dan  dilaksanakan oleh George Scheutz pada tahun 1855 dan pada tahun 1889, namun sayang sekali, teknologi pada kurun waktu tersebut tidak mampu menyediakan komponen-komponen yang jitu dalam pelaksanaan teknologi mesin hitung tersebut.
Pada tahun 1854, ahli matematika berbangsa Inggris, George Boole menciptakan bidang algebra untuk operasi perhitungan. Ditahun 1890  Hermann Hollerith (Rusia) telah menciptakan mesin Penjadwalan Hollerith yang mengacu kepada ciptaan Joseph-Marie Jacquard. Mesin Hollerith sangat popeler dipergunakan oleh penduduk Rusia pada saat itu.  Pada tahun 1937, Howard Aiken memperkenalkan mesin elektromekanikal yaitu 'Mark I'. Mesin semi elektronik ini digunakan sebagai penyelesaian masalah trigonometri dan perhiungan asas. Pengembangan terus berlanjut hingga pada tahun 1890, Herman Hellorit seorang karyawan pada Biro Sensus Amerika, ketika itu menghadapi tumpukan data yang belum dicatat dan diolah secara manual. Periode tersebut telah ditemukan teknologi ilmu kelistrikan dan mulai berkembang pesat yang dikenal dengan elektro-Mekanika.
NexT
SEjAraH komPutER
MAIn MeNU