![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||||||||||||||||||||
POEMS | LINKS | |||||||||||||||||||||||
It's a folder of my poems. Unfortunately I wrote in bahasa Indonesia, I hope you will be helped by your friend to translate it. I oftenly forgot to put the title for my poem because when our inner soul inspired by something and we want to write it, It's happened so fast, pure. Like a flash in the sky. Then we wrote our emotions... and usually put the title for it after everything's been written. You may share with me by giving title for my untitled poems or respond it by entry my GuestBook. |
||||||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||||||
Terkuak sudah tabir fananya Teregang sudah jemari yang mencengkeram naifnya Tergenang sudah keruh matanya. Lapanglah sesak hatinya Saat itu... Delapan Februari Sembilan belas sembilan lima ...Menjelang tengah malam. (pour Desy) |
||||||||||||||||||||||||
Aku bahkan tak dapat mempercayai akan garis hidupku yang baru separuh jalan Kala mega pekat mendesaknya untuk bercerita tentang siapa dirinya sebenarnya. Aku bahkan tak dapat membilah Rasa yang ada di hati, yang baru setengah usia berdenyut Kala rintik hujan memaksanya berkata jujur Tentang keberadaannya, apa adanya. Tapi demi mega pekat yang telah mendesaknya Demi rintik huja yang telah memaksanya : Aku akan tetap menyayanginya Seutuhnya, apa adanya. (pour Desy) |
||||||||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||||||||
PREVIOUS PAGE | NEXT PAGE | |||||||||||||||||||||||