Yayasan Konservasi RASI                                                                                                    Conservation Foundation for Rare Aquatic Species of Indonesia

 

Kegiatan MAHAKAM

Home
Tentang RASI
Kegiatan Mahakam
Kegiatan Pesisir
Ekoturisme
Living Lakes
Publikasi

 

Survei Monitoring Pesut Mahakam

Setelah penelitian doktoral Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) tahun 1999 - 2001 oleh Danielle Kreb, sejak tahun 2002 hingga sekarang Yayasan Konservasi RASI melanjutkan kegiatan monitoring dalam upaya mengumpulkan informasi mengenai jumlah populasi, penyebaran, ekologi dan ancaman Pesut Mahakam.

 

Hasil survey tahun 2007, berdasarkan analisa mark-recapture Petersen diperoleh taksiran jumlah populasi sebesar 87 ekor. Bila dibandingkan dengan hasil monitoring tahun 2005 (70 ekor) telah terjadi peningkatan jumlah populasi. Namun berdasarkan pendapat Dr. Danielle Kreb, Penasehat Keilmuan YK-RASI hal tersebut lebih disebabkan dalam pengambilan gambar telah menggunakan kamera digital dengan kualitas yang baik, sehingga hasil pemotretan sangat jelas dan memudahkan dalam proses pengidentifikasian foto sirip.

 

Ancaman yang teridentifikasi tetap sama seperti periode survei sebelumnya, yakni ancaman terbesar akibat terjerat rengge. Rata-rata angka kematian tahun 1995-2000 adalah lima (5,6) ekor/tahun, sedangkan tahun 2001-2007 adalah dua (2,4) ekor/tahun. Angka yang menurun ini mungkin benar-benar menunjukkan berkurangnya pesut yang mati, bukan karena berkurangnya pesut yang diketahui mati. Karena pesut yang mati biasanya tidak dikubur, sehingga akan mudah diketahui oleh penduduk desa yang tinggal di sepanjang sungai. Selain itu, informasi mengenai pesut yang mati di suatu daerah, terutama karena aktivitas manusia seperti merengge, sangat jarang bila tidak diketahui oleh penduduk karena informasi seperti ini cepat menyebar dari mulut ke mulut dan dapat diperoleh saat wawancara informal dengan penduduk desa di sepanjang daerah survei.

 

Terdapat dua daerah inti pesut, pertama "Daerah pertemuan anak sungai Muara Pahu" dengan jumlah populasi terbesar serta kedua "Daerah Pela/Semayang dan Muara Kaman". Pada survei ini kedua daerah tersebut tetap merupakan daerah favorit bagi keberadaan Pesut Mahakam.

 

Saat ini kegiatan konservasi lebih ditekankan pada upaya memperoleh dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat untuk melindungi daerah-daerah tersebut untuk ditetapkan sebagai kawasan perlindungan bagi habitat Pesut Mahakam. (Laporan Kegiatan Selengkapnya ....... pdf 467kb)

 

Analisa Genetik DNA Pesut Mahakam & Irrawaddy Malinau

Pada periode penelitian tahun 1999-2002, telah diekspor 2 buah sampel dari 2 individu Pesut Mahakam yang telah mati. Pada tahun 2008, Yayasan Konservasi RASI bekerjasama dengan Universitas Mulawarman Samarinda kembali mengirimkan 5 buah vials sampel, yang terdiri dari 4 buah sampel Pesut Mahakam dan 1 buah sampel lumba-lumba Irrawaddy dari Malinau. Kelima sampel tersebut diperoleh dari 5 ekor lumba-lumba tersebut yang diketemukan dalam kondisi mati. Sampel-sampel tersebut dikirim ke Laboratorium National Marine Fisheries Service/Southwest Fisheries Science Center (NMFS/SWFSC) La Jolla, USA.

 

Hasil analisa genetik DNA diketahui bahwa 1 buah sampel lumba-lumba Irrawaddy yang berasal dari perairan Malinau memiliki haplotype yang sama dengan lumba-lumba Irrawaddy di Songkla Lake (Thailand) dan di Philipina, sehingga secara pasti lumba-lumba tersebut merupakan Lumba-lumba Irrawaddy yang hidup di Laut. Sedangkan 4 buah sampel Pesut mahakam memiliki 2 buah haplotype berbeda, dan haplotype tersebut berbeda dengan semua haplotype dari Lumba-lumba Irrawaddy yang ada di Asia dan Australia.

 

Bila membandingkan urutan genetik lumba-lumba Irrawaddy dari Mahakam dan Malinau, terdapat 5 pasang basis berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa lumba-lumba Irrawaddy dari dua daerah tersebut mengalami evolusi berbeda, dan lumba-lumba Mahakam hingga sekarang terpisah dari Orcaella Asia lainnya. Bagaimanapun juga, jumlah sampel yang ada masih kurang dan analisa memerlukan sampel-sampel tambahan untuk memperkuat hasil tersebut. Tanpa sampel acak dari kedua populasi dan tambahan sampel, hasil tersebut hanyalah sebagai permulaan saja. (Hasil Analisa Selengkapnya ..... pdf 18kb)

 

Next →

 

Copyright © 2009 Yayasan Konservasi RASI - All Rights Reserved.