The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Fri, 09 Feb 2001 12:18:08

SALIBKANLAH DIA !!!
download artikel     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Sampai pada batas-batas tertentu, situasi di seputar "sarang DPR/ MPR", di Jakarta sana, mengingatkan saya pada peristiwa "Yesus di hadapan Pilatus"!!! Tentu saja saya "tidak" akan menyamakan kedua kasus tersebut, apalagi mencoba memisalkan Gus Dur sebagai Yesus!!! Oleh sebab itu, saya awali kalimat-kalimat saya dengan ungkapan "sampai pada batas-batas tertentu"!! Yang mungkin berada di dalam "batas-batas tertentu" adalah "setting" dan "lakon" atau "karakter" manusia-manusia di seputar kejadian tersebut!!!

Izinkan saya mulai dengan mengutip tanyang Sdr. Sasono, sbb:

Date: Mon, 5 Feb 2001 15:14:40 -0500
From: rewr re <"sasono@dog.com>
To: "apakabar@saltmine.radix.net
Subject: Betapa Munafiknya Partai2 Islam

Betapa Munafiknya Partai2 Islam

Saya teringat ketika Gus Dur menang dalam pemilihan suara,semua Partai2 Islam (yang notabene eks piaraan ICMI alias ORBA) berteriak sekencang-kencangnya "Allahuakbar" dan tidak ketinggalan bercucuran airmata , bahagia membayangkan sebentar lagi mendapat rezeki nomplok yang sudah dibicarakan dg Gus Dur se belumnya. Tidak cuma ucapan yang berarti Allah Mahabesar bagi kaum Islam berdengung,tetapi juga ditambah ayat-ayat bak dukun lagi ngomel.

Tulisan ini mengingatkan saya pada peristiwa "Yesus masuk ke Yerusalem!!! Pada saat itu, Dia disambut dengan lambaian daun dan bentangan pakaian warga Yahudi Yerusalem sebagai permadani yang menutupi jalan!! Sorak-sorai kegembiraan yang disertai "puji-pujian" bagi Allah, seperti memenuhi seluruh kota Yerusalem!!! Terdengar mereka bersorak: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja di dalam nama Tuhan…."!!! Bayangan akan damai sejahtera di dalam kebebesan dari cengkeraman penjajah Romawi, sepertinya menambah kemeriahan sambutan dan pujian bagi Allah!!!

Tetapi hal ini tidak berumur panjang!!! Kelompok garis keras gerakan kemerdekaan bawah tanah terpaksa harus kecewa, karena "Raja" yang mereka elu-elukan itu "tidak menyandang pedang"!!! Konspirasi politik 'Imam Besar, Ahli Taurat dan Tua-Tua Yahudi, akhirnya "menemukan jalan" untuk "mendakwa Yesus"!! Dakwaan mereka antara lain adalah "melawan Kaisar", karena menganggap diriNya sebagai 'Raja atas orang Yahudi', dan "menghujat Allah", karena menyebut dirinya "Anak Allah"!!! Melaui "orang dalam", yaitu murid Yesus yang Bernama Yudas Iskariot, yang "rakus uang" sehingga 'menjual' Gurunya, mereka diberi jalan untuk menangkap Dia!!!

Hal yang hampir serupa, terjadi dengan Presiden RI ke-4, Kiyai Haji Abdurahman Wahid!!! Kelompok-kelompok pendukungnya yang tergabung di dalam "poros tengah" merasa amat sangat kecewa, karena Gus Dur tidak membawa 'pemuasan ambisi dan keserakahan mereka'!!! Lalu mulailah mereka berkonspirasi untuk "mendakwa" dia!!! Ucapan-ucapannya dikategorikan sebagai yg. "menghujat Allah" (misalnya dengan menghalalkan Ayinomoto), dan tindakan tindakannya dikategorikan sebagai "melawan konstitusi" dan "menghianati amanat reformasi" (misalnya ketika menolak panggilan Pansus-DPR)!!! Pada akhirnya, kita ketahui bahwa Gus Dur "ditangkap", dan penangkapan ini tidak lepas dari 'penghianatan orang dalam' (di Kabinet dan eks-kabinet)!!!

Ketika menghadapi pengadilan, Yesus harus melewati 4 proses interogasi, yaitu oleh Mahkamah Agama, Pilatus, Herodes, dan Pilatus lagi!!! Di hadapan Mahkamah Agama, Yesus membuat Imam Besar kehilangan akal, dan lalu "membuat lakon munafik untuk membesar-besarkan masalah" dengan merobek jubahnya!!! Imam Besar yang kehilangan akal akhirnya "menggunakan ucapan Yesus" untuk "menarik kesimpulan penutup" bahwa "Yesus menghujat Allah", dan "saksi tidak diperlukan lagi"!!! Yesus-lah "saksi" sekaligus "terdakwanya"!!!

Tidakkah terdapat sedikit kemiripan dengan kerja Pansus-DPR??? Mereka kehilangan akal di dalam "menghadirkan saksi", karena saksinya kebetulan adalah Presiden, dan Pansus "tidak" berhak memanggil Presiden!!! Karena itu, keluarlah komentar liar bahwa "Presiden mengujat Wakil Rakyat"!!! Mereka "tidak mampu" untuk mendefinisikan "pertemuan" mereka dengan Presiden, sehingga Presiden merasa tak layak untuk berlama-lama di sana, tetapi Presiden-lah yang disalahkan dengan tuduhan "tidak etis'!!! Pada akhirnya, Pansus-DPR yang hilang akal, tidak bisa membedakan yang mana saksi dan yang mana terdakwa!!! Mereka yang hanya diberi wewenang untuk "bertanya", mengubah diri menjadi "dewan Juri", untuk memberikan "interpretasi bersalah atau tidak", dengan "tidak perlu memanggil saksi lain lagi"!!!

Yang menarik adalah ketika Yesus dibawa ke hadapan Pilatus!!! Pilatus "tidak menamukan satupun kesalahan pada Yesus", dan berniat "membebaskanNya!!! Tetapi, pada saat itu, Kaum Farisi, para Ahli Taurat, Tua-Tua Yahudi, dan para Imam, sudah "masuk ditengah-tengah massa" dan "menghasut"!!! Massa yang beberapa hari lalu, mengelu-elukan Dia dengan nanyian dan pujian bagi Allah, sudah termakan hasutan dan "mengancam Pilatus", bahwa jika Pilatus melepaskan Yesus, berarti Pilatus menentang Kaisar!!! Karena itu, Pilatus mencari jalan keluar melalui "adat" untuk menawarkan pilihan antara Yesus dengan 'pemberontak/penjahat', Barabas!!! Massa yang sudah histeris "memilih Barabas" dan berteriak: "Salibkan Dia!!!" "Salibkan Dia"!!! "Berikan Barabas bagi kami"!!! Ketika secara 'munafik', Pilatus mencuci tangan dan berkata "Aku bersih atas darah Orang yang tidak berdosa ini", massa yang sudah terhasut langsung berteriak, "Tertanggunglah darahNya atas kami dan anak-anak kami!!!"

Setting yang mirip juga terjadi di seputar kasus Brunai-G dan Bulog-G!!! Pansus-DPR yang sudah "salah-kaprah" sejak awalnya merasa bahwa "interpretasinya cacat hukum", dan karena itu harus ada "pendukung" lain!!! Bermodalkan "konspirasi para Ahli-Hukum, Tua-Tua Agama, dan Kaum Politisi", massa yang tadinya mengucapkan "Bismillah" dan "Allahuakbar", saat Gus Dur dilantik menjadi Presiden, terhasut untuk berteriak "Turunkan dia!!", "Turunkan dia!!" Ketua Pansus-DPR, malah "melanggar etika" yang diagung-agungkan mereka, dengan melacurkan sta - tus dan berorasi di hadapan massa untuk menghasut!!! Setelah menghadapi "Herodes Tanjung" di DPR, berbagai "setting pengadilan" telah dipersiapkan agar nantinya Gus Dur harus berhadapan dengan "Pilatus Rais", dan kita tahu bahwa "Pilatus Rais" ini paling lihay di dalam "politik cuci tangan"!!! Siapa saja yang mencoba "menyuarakan kebenaran", akan diancam dengan tuduhan "menghianati reformasi" dan "menghujat Allah", sesuai dengan "fatwa" Tua-Tua Agama (Tua-Tua agama adalah tokoh dan kelompok/partai/forum yang menunggangi agama)!!!

Anda mungkin bertanya, lalu dimana "Barabas" di dalam "lakon andai-andaian" ini kan??? Lalu, apa fungsi "Petrus" di dalam kasus "menterdakwakan Gus Dur" ini??? Barabas adalah orang yg. dianggap "tak layak" berada di dalam masyarakat!!! Kamu Farisi dan Tua-Tua Yahudi serta para Imam telah memberinya "cap haram"!!! Tetapi di dalam kasus "persekongkolan untuk membunuh Yesus", Kamu Farisi dan Tua-Tua Yahudi serta para Imam terpasa "menjilat ludah sendiri" dan menerima Barabas di antara mereka!!! Walaupun "bukan penjahat", Megawati Soekarnoputri juga telah "dicap haram" dan "diludahi" oleh para Ahli Hukum, Tua-Tua Agama, dan Kaum Politisi!!! Karena "konspirasi untuk menjatuhkan Gus Dur", "tokoh-tokoh hipokrit" ini "sudah menjilat ludah mereka" sendiri, dan mengemis Megawati untuk menjadi "sesepuh" mereka!!!

Ketika Yesus dihadapkan ke Pengadilan Agama dan Kekaisaran, murid-murid menjadi amat-sangat ketakutan, dan hanya mampu "memandang dari jauh", tanpa berani membela Sang Guru mereka!!! Petrus, seorang murid yang 'gagah berani', akhirnya malah "menyangkali" Yesus samapi tiga kali!!! Dengan menyadari tentang kemungkinan terdapatnya "faktor-faktor lain", seperti 'melampiaskan sakit hati', dan adanya "penyusupan beberapa orang 'Farisi'", saya menganggap bahwa di dalam masalah Gus Dur ini, PDI-P adalah "Petrus", yang menyangkali persahabatan mereka dengan Gus Dur!!! Dari penampilan "Laksamana Sukardi", baik ketika "menyunguti" Gus Dur karena dilepas dari Kabinet, maupun ketika membacakan 'pandangan Fraksi' di DPR, saya merasa bahwa orang 'cengeng dan tidak berjiwa besar' ini tidak pantas memakai nama "laksamana', tetapi cukup dengan 'kelasi'!

Kita, rakyat Indonesia, harus lebih bijak dan berhati-hati di dalam 'meneriaki' "Turunkan dia!!", "Turunkan dia!!", sebab tanpa sadar, kita mungkin sudah termakan hasutan (atau bayaran????) para Ahli Hukum, Tua-Tua Agama, dan Kaum Politisi, sehingga kita bisa ikut "menyalibkan" orang yang tidak bersalah, atau paling tidak, "menyalibkan" orang yang seharusnya hanya diberi cambukan, sesuai dengan kadar kesalahannya!!!???

Sekali lagi, saya "tidak" menyamakan Gus Dur dengan Yesus yg. "tidak berdosa"!!! Pengandaian saya ini juga "tidak melulu pas" satu dengan yang lain!!! Tetapi, sampai pada batas-batas tertentu, teriakan : "Tertanggunglah darahNya atas kami dan anak-anak kami!!!", akan kita, rakyat Indonesia pikul juga pada akhirnya!!! Hal ini bukan hanya karena "kita menuntut hukuman untuk orang yang salah", tetapi karena dengan meneriaki kalimat itu, 'kita sudah membiarkan "kemunafikan para Ahli Hukum, Tua-Tua Agama, dan Kaum Politisi (busuk tentunya)", tetap merajalela dan merusak hidup berbangsa dan bernegara; Bangsa dan Negara Indonesia kita!!!

Salam Sejahtera!!!

JL.


Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com