
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044
|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Tue, 13 Feb 2001 11:39:45
KESAKSIAN SAMPAH ANDALAN LASKAR PLASTIK!!
download artikel Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Walaupun saya benar-benar terpaksa untuk menggunakan kata-kata kasar, seperti pada 'judul'
di atas, saya percaya bahwa kata-kata itu "masih jauh dari sepadan , bagi "kaum perusuh,
penjarah, pezinah, pembunuh dan pendusta", yang menunggang dan menistai agama Islam!!!
Kebiadaban "laskar plastik" ini sudah melampaui batas-batas kebiadaban gerombolan
binatang!!! Jika sifat dari gerombolan biadab ini harus saya lukiskan di dalam "satu contoh
kasus", maka yang mereka lakukan selama ini adalah "Memperkosa saudara perempuan saya
yang baru berumur 7 tahun, mengiris-iris kemaluannya setelah nafsunya terpuasi,
membununya, lalu memasang cerita di media massa bahwa gadis kecil itu sengaja menggoda
mereka untuk memperlemah iman mereka, ketika mereka 'sedang sholat'!!!
Berikut ini adalah "sebagian kecil dari kebiadaban gerombolan binatang beragama tersebut",
yang mereka sebar dimana-mana untuk menghasut & membiadabkan orang banyak!!!
LASKAR PLASTIK:
Source: Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah
Date 2001-02-09
Kesaksian Korban dan Saksi Mata Kebiadaban Yon Gab di Batu Merah, Ambon; Tanggal
20-22 Januari 2001 Jakarta, LaskarJihad.or.id (09/02/2001)
JOSHUA:
Inilah KORBAN dan SAKSI MATA "utama", yang dibawa oleh "laskar plastik" ke hadapan
"yang dipertuan jujur", si "datuk golkar", "yang arif", "akbar di ujung tanjung", sehingga
MENGGEGERKAN "komisi I dan II DPR-RI", dan MENGGOYANG "Puspom TNI" di Jakarta
sana!!! Dengan "andalan" yang sama pula, berbagai "ormas penunggang Islam"
MENGHARUBIRUKAN perasaan ummat, tetapi membuat sebagiannya MENDENGUS seperti
kerbau gila yang termakan angkara. Anda akan saksikan bahwa "hanya dengan modal
bersahaja, seorang Joshua, para KORBAN dan SAKSI MATA ini dapat anda di kirim ke
BAKUL SAMPAH, sambil memberikan NILAI kepada DPR dll. badan/ormas di atas!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Ahmad Ohorella
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : Pengemudi Speedboat
Alamat : BTN Air Kuning, Sirimau, Ambon (pengungsi)
Sebelum kejadian, saya masih ngernet di kampung Kabau dan malamnya saya hanya tiduran
nggak keluar-keluar karena harus bekerja besok harinya. Esok harinya, Sabtu (20 Januari
2001) saya membawa speedboat mengantar penumpang ke pasar lama, lewat laut karena
jalan darat masih diblokade marinir.
JOSHUA:
Analisa pertama saya, paling tidak, "yang menuliskan kesaksian ini BUKAN orang Ambon",
karena penggunaan istilah-istilah seperti "ngernet", tidak lazim bagi seorang tukang speedboat
di Ambon!!!
LASKAR PLASTIK:
Sesampainya di pasar lama ternyata ada lagi penumpang yang mau ke batu merah, ya saya
tolong juga. Sampai di Mardika (lokasi kejadian -red) jarak saya dengan aparat Yon Gab
kira-kira 200 m, waktu itu sekitar jam 7 pagi Tiba-tiba, trettettettett trettettett, mereka
menembaki ke arah kami tanpa sebab suatu apapun.
JOSHUA:
Bagian ini AMAT PENTING, karena mengandung informasi tentang "posisi", yang berhubungan
dengan "kelayakan dari isi kesaksian"!! Situasi yang dilukiskan adalah bahwa "karena ada
penumpang dari Pasar Lama yang ingin ke Batu Merah", saksi kita ini mengantarnya KE
BATU MERAH!!! Jika anda berlayar dari "Pasar Lama ke Batu Merah", anda akan melewati
"pantai Mardika dan Pos YonGab di Ruko Mardika DI SEBELAH KANAN anda!!! Aparat
YonGab yang berdiri di sebelah KANAN anda, berada sekita 2 meter di ATAS anda
(permukaan air laut).
LASKAR PLASTIK:
Penumpang speed waktu itu ada 11 orang, 9 penumpang ditambah saya (kapten) dan seorang
ABK. Dari 11 orang, hanya saya yang terkena tembakan, yang lainnya tidak ada yang kena.
Alhamdulillah saya cuma kena 5 tembakan, satu peluru bersarang di rusuk kiri, dan empat di
paha kiri, 3 bersarang dan 1 tembus. Karena saya roboh, maka saya setir speed dengan kaki
kanan ke arah batu merah secepat mungkin. ….
JOSHUA:
Jika seorang Joshua yang menembak, anda masih bisa selamat dengan bertiarap di dalam
speedboat!!! Tetapi jika beberapa dari "Pasukan Elit" menembak anda dari posisi 200 meter
dari anda, dan 2 meter di atas anda, apa anda bisa luput dari timah panas??? Bagaimana
kalau bukan menembak, tetapi "memberondong" ("trettettettett trettettett")??? Jika Aparat Elit
ini menembak dari SEBELAH KANAN anda, apakah "masuk di akal" jika BAGIAN KIRI tubuh
anda yang tertembus peluru??? Hal ini hanya bisa terjadi jika, "peluru YonGab bisa
BERBALIK", atau si saksi si "ahmad oho-tak-rella" ini yang MELIUK seperti ular!!!?? SATU MA
SUK BAKUL SAMPAH!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Sehat M. Husein
Usia : 36 tahun
Pekerjaan: Pengusaha Kecil
Alamat : Ruko Batu Merah Blok M, Ambon
Kira-kira pukul 8 pagi saya dikejutkan oleh tembakan YonGab , mereka berteriak agar semua
orang masuk rumah kalau tidak akan ditembak. Beberapa saat kemudian saya dengar suara
motor yang kemudian disusul suara tembakan. Setelah saya intip dari jendela saya melihat
ternyata tembakan itu terarah pada pengendara sepeda motor tadi yang ternyata (diketahui
kemudian) dia adalah Husein.
JOSHUA:
Berapa DETIK-kah bunyi sebuah tembakan terdengar di telinga anda, sehingga ketika anda
sampai ke jendela, anda masih sempat melihat ARAH GERAK PELURUnya dan PERISTIWA
PENEMBAKAN tersebut??? Semua RUKO di daerah ini BERDEMPETAN dan TIDAK
BERJENDELA di lantai-1 (hanya terdapat satu rolling door di bagian depan). Kesimpulannya,
"si sehat" ini "menyaksikan kejadian yang sudah terjadi"!!!
LASKAR PLASTIK:
Setelah korban tadi terjatuh ada abang yang keluar dari rumah dan berkata kepada YonGab,
"Pak ada yang jatuh kena tembakan". Yon Gab berkata "Kamu masuk saja kalau tidak kamu
juga ditembak," ada juga yang berkata "Bang tolong bawa anak itu masuk ke dalam rumah."
Tapi karena sudah dalam keadaan takut, abang tadi tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga
Husein itu mencoba masuk sendiri.
JOSHUA:
Walaupun YonGab katanya menembak mati seseorang di atas motor, tanpa sebab, masih ada
"satu" atau "dua" orang yang "amat berani" untuk keluar rumah untuk "memberi tahu" YonGab,
"ada korban"!!!?? Si "abang" dan si "ada lagi yang berbicara" itu pastilah berbicara dengan
"amat keras ", sehingga di antara bunyi tembakan gencar, si "sehat telinga" ini masih bisa
mendengar percakapan mereka dari "lantai-2"!! Emperan Ruko yang "menjorok keluar",
menghalangi pandangan dari sebagian daerah di sekitar depan Ruko ybs! Jika si "sehat mata"
ini masih bisa melihat "husein mencoba masuk sendiri", berarti dia berada paling tidak,
CUKUP JAUH dari posisi jatuhnya "husein"!!! Teori mana yang akan anda terima dari antara
"mendengar karena bicara amat keras", "mendengar karena cukup dekat", atau "melihat
karena cukup jauh"???
Anda akan semakin bingung, jika kesaksian yang ini anda bandingkan dengan "kesaksian
sebelumnya", bahwa "husein tertembak satu kali di paha" barulah ditusuk dengan sangkur!! Si
"oho-tak-rella" masih bisa mengemudikan speedboat dengan 4-peluru di paha kiri, tetapi
"husein" dengan 1-peluru di paha, perlu digotong???
LASKAR PLASTIK:
Tiba-tiba ada lagi Yon Gab yang datang dan bertanya pada temannya "Mana korban tadi?".
Yang lain menjawab "Sudah ada di dalam rumah." Yon Gab tadi kemudian menuju ke korban
dan menariknya keluar. Si korban tadi berkata "Bang biarkan saya di sini saja, mati di sini juga
nggak apa-apa." Tapi Yon Gab itu ndak mau dengar malah korban itu ditendang (kepalanya),
kemudian dia keluar. Setelah beberapa meter keluar dia kembali lagi sambil cabut sangkurnya.
Begitu sangkur dicabut saya berpikir mungkin anak ini akan ditikam, ternyata betul, setelah
YonGab itu masuk saya dengar teriakan "Allahu Akbar", dalam pikiran saya pasti anak itu
sudah ditikamnya. Yon Gab itu kemudian keluar dan tak jauh dari rumah itu Yon Gab tadi
angkat sangkurnya dan dia jilat darah yang ada di sangkur itu.
JOSHUA:
Dari kesaksian tentang "melihat YonGab masuk-keluar, mencabut-menjilat sangkur", si "sehat
mata" memaksa kita menerima teori "melihat karena cukup jauh"!!! Tetapi kita terbentur oleh
"ucapan lirih" si korban di bawah, yang "terdengar oleh si saksi di lantai-2", di dalam jarak
yang "cukup jauh" tersebut!!! Si "sehat akal" mencoba menjadi sedikit lebih pandai dengan
mengatakan "saya berpikir", sebab dengan demikian dia terbebas dari "keharusan melihat"!!!
Masalah lain timbul, "apakah saya berpikir" bisa dijadikan kesaksian yang sah??? Yang
"paling membingungkan" adalah kesaksian bahwa "si sehat melihat kepala korban ditendang
YonGab di dalam Ruko"!!!??? Dia sudah mencoba "menghalalkan kesaksian dungu" ini dengan
menggunakan "korban diseret keluar", tetapi dia sendiri membantahnya dengan "ucapan si
korban untuk mati di sini (di dalam), dan dengan "YonGab keluar, lalu kembali" (masuk lagi)!!!
Kesimpulan, KESAKSIAN si SEHAT , TIDAK SEHAT dan harus MASUK BAKUL SAMPAH!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Saeful
Usia : 25 tahun
Pekerjaan: Buruh
Alamat : Kp. Tomia, Pd. Kasturi RT 008/02, Tantui, Ambon
Malam itu tanggal 21 Januari 2001, saya sedang menjaga pos keamanan di perbatasan. Pada
malam itu saya dengar banyak tembakan dari jam 9 malam sampai kira-kira jam 1.00 WIT.
Kemudian kira-kira jam 2 berlanjut lagi sampai habis shalat subuh. Saya dengar tembakan dari
arah mardika. Dan juga dari laut ke arah batu merah.
JOSHUA:
Dari "isu-isu penyerangan warga Kristen Galala", saya perkirakan posisi pos jaga itu terletak di
"Aster" (Hative Kecil, sebelah kali), atau di sekitar daerah perbatasan Tantui dengan Aster,
yang berjarak sekitar 2 km dari Ruko Batu Merah!!! Dapatkah SEORANG BURUH memiliki
kemampuan MILITER untuk menaksir LOKASI dan ARAH TEMBAKAN, hanya dengan
mendengar bunyinya dari jarak sekitar 2 km???

LASKAR PLASTIK:
Memang kondisi Batu Merah kalau malam tegang karena ada isu yang beredar akan adanya
penyerangan dari Galala, isu itu sendiri sudah lama beredar Dan saya terkena peluru ketika
berjaga di pos bekas asrama Brimob yang terbakar.
JOSHUA:
Si "buruh dungu" ini menggunakan "isu penyerangan dari arah lain (Galala)", untuk
memberikan kesaksian tentang "penembakan dari arah lain" pula!!! Dari Ruko Batu Merah,
anda harus menepuh "jalan pantai" (Kapaha) atau "jalan gunung" (Galunggung) yang
berkelok-kelok, untuk ke "bekas Asrama Brimob-Tantui"!! Setelah si "oho-tak-rella" memberi
kesaksian tentang "peluru YonGab yang bisa berbalik", kini si "buruh bego" mebodohi ummat
dengan "peluru YonnGab yang bisa berkelok sejauh 2 km"!!!
LASKAR PLASTIK:
Sebelumnya saya berada di rumah (Tantui) dan hanya berjaga pada malam itu. Isu yang
beredar di Tantui adalah penculikan dua orang yang mau diambil mayatnya tapi nggak dikasih,
kita orang muslim kan harus dikuburkan secara baik, tapi yang terjadi seperti ini. Waktu kena
saya sekitar jam 3.30 WIT, saya mau dievakuasi di Al Fatah tapi nggak bisa karena masih
terjadi konflik, akhirnya saya dibawa ke Kebun Cengkeh (Poliklinik Laskar Jihad Ahlus Sunnah
Wal Jamaah -red) dan waktu itu sudah ada tembakan dari kapal saya lihat dua kapal. Saya
pikir ada apa di balik ini apa ada perintah dari I Made Yasa atau dari pusat.
JOSHUA:
Jika anda menempati Pos Jaga di bawah 'isu-isu akan diserang', maka anda adalah seorang
yang tak waras jika anda berjag-jaga hanya dengan bermodalkan pedang atau tombak!! Di
dalam situasi "gencarnya tembakan", dan kecenderungan penggunaan senjata api dalam
kerusuhan akhir-akhir ini, anda harus memiliki "senjata api" untuk mengawal daerah anda!!
Diperkuat dengan pemikiran bahwa suatu "Pasukan Elit" tidak akan mungkin menembak
demikin gencarnya, jika yang dihadapi "bukan kekuatan yang berimbang", anda bisa pastikan
bahwa YonGab mendapat perlawanan bersenjata api yang cukup gencar juga!!! Oleh sebab
itulah juga, saksi kita ini TIDAK mengunakan istilah PENYERANGAN (YonGab), tetapi istilah
KONFLIK (antara YonGab dengan laskar plastik)!!! Sudah TIGA KESAKSIAN MASUK BAKUL
SAMPAH!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Djaena Nashri
Usia : 37 tahun
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ruko Batu Merah Blok A, Ambon
Sekitar pukul 6.30 WIT seorang ibu calon jamaah haji (Ny.Djaria Husein) berjalan menuju
kamar sehabis dari kamar mandi, saat posisi beliau masih di dapur tiba-tiba banyak peluru
masuk ke ruangan itu, satu diantaranya mengenai beliau dan tembus dari dada kanan keluar
dada kiri,
JOSHUA:
Jika anda masuk ke Ruko Mardika-Batu Merah, anda akan melihat bahwa seperti umumnya
Ruko, lantai-1 itu hanya merupakan ruangan los untuk Toko (ko), dan lantai di atasnya untuk
Rumah (Ru)!!! Bagaimanakah cara YonGab menembak dari BAWAH, sehingga mengenai
orang di lantai-2, di depan "dapur - kamar mandi" yang terletak di bagian belakang?????? Ingat
bahwa "Ruko berdempet" dan harus ada jendela di depan untuk kesaksian si "sehat" tadi!!!
Yang Paling aneh adalah bahwa "peluru YonGab masuk dada kanan dan keluar dada kiri
TANPA melukai PANGKAL LENGAN si Ibu"??? Apakah si Ibu sedang menggantung di
ambang pintu dapur sehingga waktu tertembak, kedua tanganya ke atas???
LASKAR PLASTIK:
saat itu juga beliau kencing darah.Sebelum saya lihat darah keluar dari dadanya, dari
kencingnya sudah keluar darah. Lalu saya melihat dagingnya sebagian ada yang terlempar dari
dadanya, cukup besar sekitar 2 cm. Lalu beliau berteriak, "Djaena saya kena". Kemudian
korban bersedekap dalam keadaan berdiri, lalu beliau mengucapkan , "Allaahu Akbar". Setelah
itu dia roboh dan tidak bernyawa lagi.
JOSHUA:
Karena korban tetap berdiri, bagaimana saksi kita yang amat cermat ini bisa membedakan
antara "darah dari luka" dan "kencing darah" yang menetes di lantai ??? Apakah luka tembak
di dada bisa menyebabkan korban yang "baru saja dari kamar mandi", terkencing-kencing lagi
dan malah kencing darah??? Jika seseorang tertembak dari jarak cukup dekat, apakah
kecepatan peluru masih menyebabkan "sobeknya daging" dan terpental dari badan korban???
Saya tidak meremehkan nyawa manusia, tetapi "kesaksian" yang lebih mirip ke "percobaan
balisitik dan akibatnya terhadap tubuh manusia", yang dilakukan di dalam laboratorium dengan
segala ketanangan dan kecermatan, TIDAK masuk akal sehat!!! Kenyataan bahwa di dalam
keadaan seperti "perang", seorang wanita bisa membebaskan dirinya dari "histeria kewanitaan"
dan menjadi pengamat yang "dingin dan akurat", memaksa saya MEMASUKKAN
KESAKSIAN INI KE BAKUL SAMPAH juga!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Ahmad Sarfan
Usia : 27 tahun
Pekerjaan: PNS
Alamat : Soabali, Ambon
Sekitar pukul 23.00 WIT (20/1) adik saya Ruslan dan kemenakan saya Yudi keluar rumah
berdua, saya sempat melihat adik saya memakai jaket warna merah dan Yudi memakai jaket
hitam, pada waktu itu keadaan memang tegang. Sekitar pukul 01.00 WIT dini hari terdengar
bahwa keluarga kami tertembak karena ada warga yang melaporkan mendengar suara motor
dan tembakan, walaupun ada info lain yang mengabarkan keluarga saya sudah sampai di Batu
Merah dan ada pula yang mengabarkan mereka sudah ada di RS. Galunggung.
JOSHUA:
Saya merasa senang bisa mengomentari kasus "2 mayat fiktif" dan "2 jaket aneh" itu lagi!!!
Anda boleh mulai mengerutkan dahi anda, karena di Ambon ada "ratusan sepeda motor" dan
"ribuan tembakan" (ingat narasi dramatis laskar plastik yang lalu), tetapi dari "suara motor dan
tembakan", warga sudah tahu bahwa motor itu adalah milik "siluman ruslan dan yudi"!!!
Dapatkan anda bayangkan seseorang yang mengaku bahwa "keadaan memang tegang", tetapi
"membiarkan" adik dan keponakannya bergentayangan di tengah malam buta dengan sepeda
motor??? Didalam "kesaksian dungu" ini, tidak sekalipun si saksi dusta ini menyatakan
penyesalan bahwa "seharusnya dia mencegah mereka pergi"!!!
LASKAR PLASTIK:
Setelah saya cek ternyata mereka tidak ada di kedua tempat tersebut. Sekitar pukul 02.00
WIT keluarga kami belum juga tiba sedangkan jalan antara Batu Merah dengan kota sudah
tertutup. Sekitar pukul 2.30 WIT, waktu saya sedang bercerita tentang keluarga saya yang
hilang ada sebuah mobil Kodim lewat di depan toko Riyandi. Kami segera mencari informasi
dari mereka. Salah seorang penumpang yang kemudian saya tahu beliau adalah Pak Hamdani
dari MUI bersedia untuk mencarikan keluarga saya. Kira-kira setengah jam kemudian mereka
kembali dan mengabarkan kepada saya bahwa tidak ada keluarga saya di tempat yang
diperkirakan terjadi penembakan terhadap sepeda motor seperti yang dikabarkan masyarakat,
demikian juga dengan sepeda motornya. Mereka juga mengatakan bahwa yang ada di lokasi
tersebut hanya 4 orang dalam posisi tiarap di dekat pos jaga aparat.
JOSHUA:
Anda tidak melihat sesuatu YANG BARU??? Setelah DUA KALI saya mengomentari "2 mayat
fiktif" ini dan MENYINGUNG MOTOR mereka yang tidak disebut, akhirnya UMPAN saya
ditelan orang-orang dungu tapi tukang dusta ini!!! Silahkan anda catat bahwa SEKARANG INI,
SEPEDA MOTOR MEREKA JUGA HILANG, dan kesakaisn baru ini tidak luput dari
menggunakan "RESEP HALAL", MUI-Maluku!!! Pertanyaan saya kali ini adalah "dari mana
pentolan MUI cs. ini bisa memas tikan bahwa 4-mayat yang tiarap dekat Pos Jaga itu, BUKAN
keluarga si saksi???
LASKAR PLASTIK:
Kemudian mereka pergi, namun beberapa saat kemudian mereka kembali lagi dan menarik
saya menuju ke suatu gang dan salah satu berkata "Maaf jika tadi kami memberi informasi
bohong, kami ada informasi dari sopir taksi yang mengabarkan ada dua orang yang terbaring di
lokasi penembakan. " Orang tersebut kemudian kembali ke hotel (yang dimaksud Hotel
Abdulalie -red), namun tak berapa lama kembali lagi dan mengatakan mendapat informasi yang
sama, jadi keterangan itu meyakinkan kami bahwa berita itu tidak salah lagi.
JOSHUA:
Pertanyaan sekarang adalah "Siapa MEREKA di MOBIL KODIM itu, selain dari "pentolan
MUI"??? Mengapa MEREKA harus memberikan informasi DUA KALI, pertama bohong, tetapi
kedua benar??? Dari cerita si saksi, "dia sedang bercerita tentang peristiwa itu kepada
beberapa orang", yang tentunya 'seiman-seperjuangan'!!! Karena itu, untuk apa si saksi harus
"ditarik ke gang untuk dibisiki", seakan-akan berita ini harus dirahasiakan dari teman
'seiman-seperjuangan' si saksi itu??? Sesudah MEREKA ke Hotel Abdulalie, kembali pula
ORANG TERSEBUT yang entah termsuk di dalam MEREKA tadi atau tidak!!! Apakah memang
kesaksian dengan mengunakan sumber tak jelas, MEREKA dan ORANG TERSEBUT,
"perulangan yang tak perlu", dan "bisik-bisik" yang aneh ini, bisa dikatakan "sah"???
LASKAR PLASTIK:
Setelah yakin barulah kami membangunkan keluarga kami yang sedang tidur dan
menceritakan apa yang telah terjadi. Waktu itu sudah ada usulan alangkah baiknya kalau yang
sudah meninggal mayat mereka segera diambil dengan meminta bantuan kavaleri, karena
selama ini kalau ada korban yang mayatnya susah dievakuasi kami meminta bantuan mereka.
Sekitar pukul 3 (dini hari -red) saya berangkat ke markas kavaleri yang jaraknya sekitar 200
meter dari rumah saya. Setelah saya sampaikan tujuan saya, salah seorang dari mereka
mengajak saya untuk melapor ke Komandan Sektor (I Gede Sudharta) yang jaraknya kira-kira
20 meter dari kantor itu.Sesampai di Komandan Sektor saya mengatakan maksud saya untuk
meminjam mobil, namun oleh Dansektor karena belum pasti keluarga saya terbunuh di situ
saya disarankan untuk menunggu sampai pagi, baru mereka bisa bantu.
JOSHUA:
Baiklah saya tidak usah mempersoalkan pengunaan kata "berangkat" hanya untuk jarak 200
meter, tetapi apakah "kegiatan meminjam mobil" dari DanSektor ini bukan merupakan "sebuah
lelucon"??? Saya percaya bahwa saya juga akan menjadi "lelucon gratis", jika saya sekarang
pergi ke DanSektor dan menanyakan apakah beliau menerima tamu yang ingin meminjam
mobil saat itu atau tidak!!! Lagipula, "alasan" DanSektor itu juga sepertinya "dikarang sendiri"
oleh saksi, sebab katanya pula, "kalau ada mayat yang susah dievakuasi (mayat siapa saja),
mereka (Kav) akan membantu mengevakuasi"!!!
LASKAR PLASTIK:
Saya merasa tidak puas namun saya tetap pergi dari kantor itu. Setelah keluar saya tidak tahu
lagi mau ke mana, namun tanpa sadar ternyata saya sudah dekat dengan lokasi adanya
penembakan, hal ini saya ketahui setelah saya disadarkan oleh bunyi senjata dikokang dan
dua buah cahaya senter yang tertuju ke arah saya, dan dengan sebuah teriakan saya disuruh
menuju ke tempat aparat itu, langsung saja saya menuju ke tempat mereka.
JOSHUA:
Anda perhatikan bahwa pada bagian terdahulu, istilah "kantor itu" adalah "markas Kavaleri",
tetapi pada bagian di atas ini, istilah "kantor itu" menunjuk ke "markas DanSektor"!!!?? Di
dalam situasi yang "tegang" seperti itu, pastilah semua Pos penjagaan disiagakan!!! Apakah
mungkin seseorang bisa berjalan "tanpa ingatan" dari katakanlah Al Fatah, melewati Pasar
Lama, Belakang Kota, lalu mendakati Mardika, tanpa disapa oleh kawan, maupun ditegur oleh
Aparat, yang "berjaga-jaga"??? Tapi, baiklah kita ikuti terus peristiwa setelah "dua buah
cahaya senter" dan "sebuah teriakan" ini!!!
LASKAR PLASTIK:
Sesampai di sana saya dusuruh masuk ke pos mereka, lalu saya dikerumuni sekitar 10 orang
dengan senjata dalam posisi siap (tembak), setelah saya diperiksa dan tidak ditemukan
sesuatu pun, kemudian saya disuruh masuk ke terminal, lalu saya ditanya tentang KTP,
namun waktu itu saya tidak bawa, lalu saya jelaskan pada mereka tujuan saya untuk mencari
keluarga saya dan waktu itu saya jelaskan cukup lama. Mereka katakan tidak ada mayat di
sini dan saya pun disuruh pulang, tapi saya bersikeras, tapi mereka tetap mengusir saya
sampai di pos pertama saya diperiksa tadi. Saya kemudian pergi karena takut tapi tidak
langsung pulang,
JOSHUA:
Anda perlu tahu, bahwa Pos YonGab itu terdpat di dekat kantor BCA, di depan Terminal Air
Salobar, Ruko Mardika! Coba katakan kepada saya, "mengapa di luar, di saat keadaan lebih
riskan, hanya ada "dua buah senter dan sebuah teriakan", tetapi di dalam Pos sendiri yang
lebih aman, harus ada "10 personil YonGab dengan senapan terkokang dan terarah"???
Mengapa ketika di dalam Pos, YonGab tidak memeriksa KTP, tetapi justeru menanyakannya
setelah keluar dari Pos??? Anda sudah mendengar narasi mereka (laskar plastik) tentang
"kebrutalan" dan "darah dingin"nya YonGab yang terdengar begitu menakutkan kan??
Mungkinkah pasukan yang "ganas" seperti kata "laskar plastik", yang menembak orang tampa
perlu mencari alasan, bisa diajak "berkeras" oleh seseorang yang ditangkap di dalam
kegalapan, dan yang menuduh mereka menembak saudaranya, "tanpa satu hadiah
tendangan"???
LASKAR PLASTIK:
saya berjalan menuju ke arah bekas pos polisi yang waktu itu telah kosong, sekitar setengah
jam saya mulai merasa tidak betah, apalagi saya merasa sepertinya di depan saya ada
gerakan-gerakan orang yang saya pikir itu pos jaga juga. Lalu saya berfikir untuk melapor ke
sana. Kira-kira pukul 4.30 WIT saya beranikan diri menuju ke sana, namun sebelumnya saya
menuju ke arah BCA. Sesampai di sana saya disuruh tiarap sementara tembakan masih terus
ada, waktu tiarap tangan saya seperti menyentuh sesuatu yang basah yang saat itu belum
bisa saya pastikan karena masih gelap.
JOSHUA:
Semua orang, sampai tikus juga sudah tahu, bahwa Pos YonGab di dekat BCA, tetapi si saksi
"PNS dungu" ini berkata bahwa "dia mengira itu adalah sebuah pos jaga, karena ada
gerakan-gerakan orang di sana"!!!??? Katakanlah bahwa saksi ini berkata benar, bahwa dia tida
tahu kalau di situ ada Pos YonGab! Dari mana dia tahu bahwa dia sedang menuju ke arah
BCA??? Perhatikan pengakuannya bahwa tangannya menyentuh sesuatu yang BASAH, tanpa
mengatakan apakah yang BASAH itu kental seperti "ingus', atau cair seperti air!!! Yang aneh
juga adalah "sikap YonGab" untuk "menyuruh orang yang mencurigakan ini untuk pulang di
dalam suasana tegang seperti itu, tanpa perlu menahannya sampai pagi!!??? Di dalam
hiruk-pikuk tembak-menembak dan ketegangan serta tingkat kecurigaan yang meningkat,
adalah suatu hal yang aneh bahwa pasukan "ganas" seperti YonGab (kata laskar plastik),
bukannya memberondong si bego pendusta yang bergentayangan di dalam gelap, malah
menyuruhnya untuk tiarap!!!??
LASKAR PLASTIK:
Setelah keadaan mulai tenang saya berani untuk duduk dan seorang aparat mendekati saya
dan tiba-tiba dia berkata "Dik sudah temukan mayatnya?" Lalu saya jawab "Belum pak. Kalau
memang Bapak tahu tolong kasih tahu saya." Setelah terdengar bunyi tembakan lagi, bapak
tadi berkata "Dik di sini nggak aman, kamu ke sana saja." Sambil menunjuk ke satu sisi
sekitar 20 meter dari pos seraya berdiri, sambil berdiri dia mendorong punggung saya dan
berlari ke arah yang dia tunjukkan tadi, maka sayapun mengikutinya. Setelah sampai di situ
kami jongkok dan dia berkata ke saya "Dik, memang tadi malam ada mayat di sini." Spontan
saya bertanya "Pak ciri-cirinya bagaimana?" Ia jawab "Kalau ciri-cirinya saya tidak bisa kenal
tapi dari luar yang satu pakai jaket merah yang satu hitam." Terus saya tanya lagi "Mayatnya
sekarang ada di mana?" Ia hanya menjawab "Wah, gelap tadi malam, saya nggak bisa tahu
lagi."
JOSHUA:
Lagi-lagi, si saksi dusta ini memberikan gambaran yang eneh tentang para personil YonGab!!!
Apakah mungkin sekelompok Pasukan Elit membiarkan orang mencari mayat adiknya di
malam gelap,dan di antara seliweran peluru??? Yang paling menampakkan AKHALAK BEJAD
si saksi dusta ini adalah "tuduhan tersamar" SEOLAH-OLAH ada "anggota YonGab yang
"menghianati" korpsnya, dengan membocorkan r ahasia "penghilanan mayat fiktif" tersebut,
dengan tidak lupa mengungkit masalah "jaket misterius" itu!!!
LASKAR PLASTIK:
Sesudah saya dengar keterangan itu saya jadi lemas, namun karena saya masih dalam
kawalan mereka saya mencoba untuk bersikap tegar, setelah itu aparat tadi pergi. Sesudah
agak terang dan tembakan mereda saya kembali berjalan menuju pos jaga sambil
memperhatikan daerah sekitar situ dan saya melihat titik-titik darah tapi tak banyak. Setelah
saya memandang berkeliling saya melihat jejak seperti bekas karung yang ditarik/ diseret.
Waktu itu pandangan saya terhalang oleh pos jaga dan aparat yang ada di sekitar situ. Setelah
saya memandang ke sisi kiri saya melihat jejak bekas telapak tangan manusia berwarna
coklat dan di sekitar situ ada titik-titik darah, sekitar satu meter dari bekas tangan tadi saya
tidak melihat lagi adanya bekas darah, yang ada hanya genangan air, tapi saya heran karena
seingat saya sejak hari Jumat tidak pernah turun hujan di kota Ambon. Setelah saya melirik ke
sekelilling, di belakang saya terlihat ada 2 gen putih kecil berisi kira-kira 5 lt air. Lalu saya
berpikir, tempat yang basah tadi pasti bekas disiram untuk menghilangkan darah.
JOSHUA:
Saksi PNS-dungu ini sedang membuat lelucon "petak-umpet" dengan YonGab, dimana dia
ditahan, dilepaskan, ketemu, dibisiki rahasia, lalu dilepas lagi, sementara "konflik" masih
memanas dan peluru berdesingan!!! Lelucon ini bertambah dengan "bekas tapak tangan warna
cokelat", seakan-akan cerita serial detektif bahwa "korban meraba dadanya yang tertembus
peluru, lalu jatuh tertelungkup, sehingga tapak tangannya membekas di jalan"!!! Padahal,
mereka tertembak ketika mengendarai motornya (kalau memang cerita ini benar)!!! Si detektif
dungu ini sampai memberikan "analisa model kastor", bahwa air sebanyak 10 liter itu
digunakan untuk mencuc noda darah, tetapi " tapak tangan cokelat" luput dari mata YonGab,
yang juga ceroboh untuk membiarkan "2 gen putih:" menjadi saksi bisu bagi pasangan mayat
siluman tersebut!!! Sayangnya, bekas "jatuhnya motor, yang tidak bisa terhapus dengan air",
tidak sempat diselidiki oleh "detektif dungu" kita ini!!! Yang paling parah, SEMENTARA SOAL
MOTOR GAGAL DIANGKAT, KASUS DUA JAKET DENGAN 3 BUAH LOBANG PADA
MASING-MASINGNYA, SEPERTI KESAK SIA TERDAHULU, BAIK DARI LASKAR PLASTIK,
SETAN MUI, SERTA KAPOLRES, RAIB DIBAWA SANG BAYU!!!
Saya kuatir, saksi dungu ini juga memakan umpan IDE pemeriksaan darah pada jaket
misterius itu, lalu mencoba memodifikasinya dengan cerita kucing-kucingan bersama YonGab
(yang kali ini benar-benar jinak sama laskar plastik)!!! Sayang KESAKSIAN INI JUGA HANYA
SEKEDAR UNTUK MEMENUHKAN BAKUL SAMPAH!!!
LASKAR PLASTIK:
Nama : Muhammad Sofyan
Usia : 28 tahun
Pekerjaan: Karyawan Hotel Wijaya II
Alamat : Kp. Diponegoro, Ambon
Sekitar jam 10 malam banyak tembakan sehingga kami tidak bisa pulang, kebetulan jam 11
ada siaran bola sehingga kami bisa nonton bersama. Selesai jam 1 (malam) kami duduk-duduk
karena tembakan masih terus berlangsung, waktu itu kami 28 orang termasuk yang dikasih
fasilitas dari pengelola.
JOSHUA:
Walaupun saya sendiri heran bahwa di dalam "perang maha hebat" seperti itu, kunyuk saksi
dan gerombolan Wijaya II-nya masih bisa "nonton bola plastik", saya rasa saya tidak perlu
melelahkan diri dengan SAMPAH seperti ini!!! Izinkan saya MENGIRIM SAMPAH INI KE
BAKULNYA dengan menggunakan sepotong kecil berita dari "the Jakarta Post" di bawah ini!!!
Source: Jakarta Post
Date : 2001-02-09
Probe into rogue officers involvement in shooting continues
"Initial findings show that there were forces in the field who were not attached to any particular
unit when the incident took place on Jan. 22 and that the 14 officers were involved in the rogue
shootings," Syarifuddin said.
Kembali kepada komentar saya semula, dari SAMPAH ini, kita sudah bisa mengukur
KUALITAS MORAL ANGGOTA KOMISI I dan II - DPR RI, KETUA DPR dan DPR sendiri pada
umumnya!! Tanpa berpikir, apalagi membuat analisa, DPR-RI, seperti berbagai ormas
penunggang agama, MENERIMA KESAKSIAN SAMPAH di atas dan menjadikannya sebagai
LAPORAN DPR kepada Pemerintah. Dengan SAMPAH seperti ini, DPR dan berbagai "ormas
penista agama", merongrong Pemerintah dengan tuduhan "tak mampu"!!! Di atas SAMPAH
seperti ini, si "kepala golkar" "akbar di ujung tanjung" ingin berkunjung ke Ambon, dan
menyebar kotoran golkarnya di Ambon!!! Bagi saya pribadi, di dalam DADA dan KEPALA dari
DPR-RI, dan ORMAS PENISTA AGAMA, yagg ada hanyalah KOTORAN MEMBUSUK!!! Lain
tidak!!! Mereka ini tak lain dan tak bukan daripada LASKAR PLASTIK, PERUSUH,
PENJARAH, PEZINAH, PEMBUNUH DAN PENDUSTA FORMAL. BERBENTUK PARLEMEN
dan ORMAS BERIMAN!!!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com
|