
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044
|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Sun, 18 Mar 2001 16:01:08
LASKAR PENJARAH KEBENARAN (2)!
download artikel Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Saya percaya, tayangan "laskar penjarah" di bawah ini, bertujuan 'mengimbangi' tulisan saya
yang berjudul "MUHYI EFFENDIE PENYUNAT KARBIT"! Jika apa yang mereka kemukakan
sebagai "fakta" itu benar adanya, maka saya harus mengatakan bahwa "kristenisasi dengan
cara seperti itu adalah juga tindakan BIADAB"!!! Begitupun, kitaa perlu diingatkan bahwa
"kritenisasi tidak melibatkan pengebirian ujung penis dan bagian clitoris pada vagina", selain
diguyur air, atau diselamkan!!!
Saya berfirasat pula, bahwa tulisan ini juga dimaksudkan untuk "menunjukkan bahwa laskar
penjarah dan penipu ini juga 'perduli terhadap warga asal Buton'"!!!
Coba kita periksa "fakta-fakta dari para penjarah kebenaran (selain harta kami tentunya)!!!
PENJARAH KEBENARAN:
Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah
Korban Penyanderaan Kristen Tobelo Lolos
Ambon, Laskarjihad.or.id (16/03/2001)
Setelah ditawan oleh kelompok kristen selama satu tahun lebih, di desa Paca, kecamatan
Tobelo, Halmahera, Maluku Utara, Ode Kirani (32) akhirnya berhasil meloloskan diri. Selama
menjalani penyekapan tersebut, Ode Kirani mengaku disiksa, dipaksa makan babi dan beralih
agama kristen. Tak cuma itu saja, dirinya juga dipaksa melayani 'nafsu' orang-orang kristen.
JOSHUA:
Saya tidak akan membantah, jika peristiwa BIADAB di atas ini, terjadi di dalam jangka waktu
"beberapa bulan"!!! Teta-tetapi (Tetapi -red) jika terjadi selama "satu tahun lebih", dan terutama,
"baru bisa lolos sekarang ini", saya percaya, kita sedang berhadapan dengan "hikayat fiktif"
lagi!!! Selain "ribuan pengungsi di Sulut, sebagian di Malut kehilangan "1500 Kristen" secara
misterius, dan "7000 disekap laskar jahad"!!! Apakah masih ada "kekuatan Kristen
SEKARANG ini, untuk menyekap Muslim selamam SATU TAHUN LEBIH"???
Omong-kosong!!! "makan babi dan melayani nafsu" hanyalah "KEBIASAAN SENDIRI yang
dicangkokkan seenaknya kepada orang lain!!!
PENJARAH KEBENARAN:
Pembantaian Tobelo
24 Des 1999
Lebih 30 Muslimin dicincang di Masjid Al-Muttaqim Gurua. Di Masjid Al-Muhajirin desa Popilo
lebih dari 30 Muslimin dibantai.
25 Des 1999
Lima pemuda kristen melakukan provokasi disaat muslimin shalat tarawih.
26 Des 1999
Kedakan bom terjadi di mana-mana, masjid-masjid hangus dibakar.
27 Des 1999
Muslim yang berlindung di Koramil Tobelo dibantai Kristen dihadapan Danramil.
28 Des 1999
Muslim Tobelo digiring hingga ke Masjid Raya Al-Amin. Rumah-rumah muslimin dihanguskan.
Pdt. Gultom memaksa muslimin memakan babi di gereja Gamboku.
29 Des 1999
Sekitar 400 Muslim Desa Togolius arah selatan Tobelo dibantai.
JOSHUA:
Dusta dan hasutan biadab, semata-mata!!! Mereka yang "menistai HARI SUCI mereka dengan
"darah dan harta" warga Kristen, sekarang mencoba "mengarang dusta di sekitar HARI
NATAL, 25 Desember 1999!!! APAKAH WA KIRANI SAKSI NYA???
PENJARAH KEBENARAN:
Kepada Laskarjihad.or.id dikediaman saudaranya yang berlokasi di Kalurahan Waihaong,
Kecamatan Nusaniwe, Kodya Ambon, Rabu (14/3), Ode Kirani menyatakan bahwa bukan
dirinya saja yang disekap oleh kelompok kristen Tobelo. "Jumlah yang ditawan dan dipaksa
masuk kristen sekitar seratus lebih, dan itu perempuan semua," kata Kirani.
JOSHUA:
Seumur hidup saya bergaul dengan warga asal Buton, baru kali ini saya dengan "seorang
wanita Buton diberi gelar ODE (semacam gelar kebangsawanan)! "ODE" selalu merupakan
kata kedua dari "nama bangsawan Buton", setelah LA! Jika "saksi" ini laki-laki dan turunan
bangsawan Buton, maka nama lengkapnya adalah "LA ODE KIRANI"!!! Wanita asal Buton
dipanggil dengan sebutan WA, seperti WA KIRANI!! Tetapi saya BELUM PERNAH mendengar
adanya "Wa Ode Kirani"!!! Satu lagi yang MENGHERANKAN, ialah catatan mereka yang mirip
dengan cerita "Kerajaan Wanita Amazone"!!! Hanya "Wa Kirani seorang" yang lolos, dan sisa
100 lebih itu "perempuan semua"!!! Apa mereka ini kumpulan "perawan" yang belum
melahirkan??? Ataukah karena hanya boleh ada wanita, maka anak-anak laki-laki "dibunuh
semua"??? Makanya, "kalau berdusta, pakailah dusta sederhana", dan jangan "dusta yang
terlalu dramatis", bego!!
PENJARAH KEBENARAN:
Menurutnya, dirinya berhasil lolos dari kubangan penyiksaan itu dua minggu yang lalu. Itupun
menurut Kirani, dilalui dengan proses yang panjang dan susah sekali. Bersama kedua
anaknya, Arnit Kaimudin (10) dan Adri Kaimudin (8), dirinya lolos setelah dipindahkan ke desa
Kolongan, kecamatan Air Madidi, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
JOSHUA:
Cerita ini "direkam" pada tanggal 14 Maret 2001 di Waihaong, Ambon!!! Wa Kirani lolos 2
minggu lalu, berarti sekitar awal Maret atau Akhir Pebruari 2001. Ardi Kaumudin itu laki-laki
atau perempuan??? Berapa lama mereka "tinggal" di Air Madidi, Minahasa, sehingga dari
"awal Maret" hingga tanggal 14 Maret 2001, mereka bisa dari Tobelo - Air Madidi/Minahasa -
Waihaong/Ambon??? Kalau "dirinya lolos setelah dipindahkan ke desa Kolongan", berarti dia
"tidak meloloskan diri", tetapi "dievakusai"!! Seorang diri???
PENJARAH KEBENARAN:
Kirnani, yang saat itu masih trauma atas penderitaan yang dialaminya, dengan terus menangis
mengaku heran atas perilaku orang-orang kristen di kecamatan Tobelo itu. Dimana, dengan
mata kepala sendiri, ratusan ibu-ibu yang berlindung di masjid diserang, dibunuh dan dan
dibakar hidup-hidup di dalam masjid. Insiden tersebut terjadi di bulan Desember 1999, di desa
Togoliua, kecamatan Tobelo, tempat tinggalnya.
JOSHUA:
Kalau hal ini benar, maka saudara-saudara saya seiman telah melakukan tindakan "biadab"
juga!!! Tolong tanyakan ke Wa Kirani ini, berapakah "RATUSAN" itu?? Berapakah KAPASITAS
Mesjid tersebut??? Jika "dibakar hidup- hidup", masih masuk akal, bagaimana "caranya
membunuh" seorang ibu di atara massa "ratusan ibu" yang padat di dalam Mesjid??? Yang
paling KRUSIAL, DI MANA Wa Kirani berdiri saat itu (sebab kelihatannya sedang terjadi
pembantaian para ibu)???
PENJARAH KEBENARAN:
Tak cuma itu saja, ia juga melihat, bagaimana suaminya, La Ode Ilham Kaimudin (38), dibunuh
dengan cara dipotong-potong orang kristen dengan darah yang 'muncrat' di wajahnya dan
kedua anaknya. Dan sejak saat itulah, dirinya bersama ratusan ibu-ibu lainnya ditawan kristen
Tobelo. "Hingga saat ini mereka masih ditawan dan dipaksa masuk kristen" tambahnya.
JOSHUA:
Saudara mungkin sudah "NGERI" terlebih dahulu dengan "darah muncrat ke wajah"!!! Coba
tanyakan lagi DIMANA POSISI Wa Kirani ketika itu??? Pada BAGIAN TUBUH manakah,
tatakan parang menyebabkan "darah muncrat"? (ini bukan menepuk kantong basah berisi air!!)
RATUSAN IBU IBU DITAHAN, WA KIRANI LOLOS, TINGGAL SERATUS LEBIH!!! Artinya,
(banyak) x 100 - 1 = 100 + (sedikit)???
PENJARAH KEBENARAN:
Selama menjadi tawanan selama satu tahun lebih, Kirani bersama sejumlah ibu-ibu lainnya,
bahkan ada diantara mereka gadis-gadis dipaksa memeluk agama kristen dengan paksa.
Bahkan selama itu pula dirinya dipaksa memakan makanan yang selama ini diyakini
diharamkan. Terhadap semua paksaan itu, dirinya mengaku tidak mampu berbuat apa-apa,
apalagi menolak. Karena, apababila berani menolak kemauan mereka, tak segan-segan
kelompok kristen tadi menebaskan pedang dan tombaknya.
JOSHUA:
Saudara-saudara pasti tahu, "bagaimana seseorang berbicara, jika yang disampaikannya
adalah dusta"!!? Coba perhatikan istilah "selama" dan "dipaksa dengan paksa"!!! Yang paling
"gawat" dari cerita ini adalah bahwa "jumlah ibu-ibu sudah tinggal SEJUMLAH"!!! Atau, 100
lebih ditawan, tetapi hanya SEJUMLAH yang dipaksa masuk Kristen!!???
PENJARAH KEBENARAN:
Dirinya mengaku melihat sendiri, bagaimana beberapa ibu-ibu dan gadis-gadis yang disandera
dan tidak mau memenuhi keinginan kelompok tadi, dengan ringan dan tanpa beban langsung
dibunuh, seperti membunuh hewan. "Dengan terpaksa, kami mengikuti kemauan mereka,"
sesal Kirani.
JOSHUA:
Makin lama kita makin 'disesatkan'! Setelah "ratusan", kemudian "seratus lebih", lalu
"sejumlah", dan sekarang "bebe rapa"!!! Maafkan saya, tetapi "kemempuan matematis saya"
sudah tidak mampu lagi menganalisa laporan seperti ini!!! Jika "yang tinggal" dan "yang lolos"
seperi Wa Kirani ini, tidak dibunuh, berarti mereka "sudah menjadi Kristen"!!?? Sebagaimana
ANANDA yang Kristen jadi "pandai mengaji", mengapa Wa Kirani "tidak dicoba, misalnya,
dengan mengucap Doa Bapa Kami"??? Coba Wa Kirani sebutkan "Pengakuan Iman Rasuli",
sebab yang ini katakanlah merupakan "kalimat syahadat Kristen"!!!
PENJARAH KEBENARAN:
Diserang
Sambil terus mengucurkan air mata, dengan tersendat-sendat Ode Kirani kepada
Laskarjihad.or.id menceritakan nasib yang dialaminya. Menurut Ode Kirani, prahara yang
menimpa dirinya dan seluruh warga muslim di desa Toguliwa, kecamtan Tobelo, Halmahera itu
bermula pada bulan Desember 1999 yang lalu, saat warga desa tersebut sedang menjalankan
ibadah puasa. Tanpa diduga sebelumnya, ribuan masa kristen yang berasal dari desa
tetangga, antara lain, Telaga Paca, Tobe, Tomaholu, Yaro, dan lain-lain menyerang desa
Togoliwa disaat subuh. Akibat serangan mendadak tersebut ribuan warga desa muslim
menemui ajal. "Kebanyakan mereka terbunuh saat berlindung di masjid," kata Kirani.
Sementara itu, dirinya bersama suami beserta 4 orang perempuan dan 6 pria berhasil luput dari
pembunuhan masal itu, setelah berhasil lari masuk hutan. Selama tiga hari, dia bersama
rombongan kecil itu menjelajah hutan dan bukit untuk mencari jalan selamat dari pembantaian.
JOSHUA:
Karena pernyataan ini:
"Dimana, dengan mata kepala sendiri, ratusan ibu-ibu yang berlindung di masjid diserang,
dibunuh dan dan dibakar hidup-hidup di dalam masjid." saya ingin bertanya, "Kira-kira
bagaimana Wa Kirani bisa memperoleh WAKTU untuk pergi MENENGOK yang di-Mesjid, lalu
KEMBALI ke rumah, untuk LARI MASUK ke hutan menyelamat diri??? Cerita yang seru ini
dikirim ke "bakul sampah", hanya karena istilah "mata kepala sendiri"!!! Makanya saya
katakan, pakai "dusta yang sederhana saja"!!!
PENJARAH KEBENARAN:
Sambil menyeka air matanya, Kirani mengatakan kalau taqdir harus bicara lain. Ketika
rombongan kecilnya tersebut telah berhasil luput dari kejaran kelompok kristen selama tiga
hari, ternyata berhasil dikejar orang-orang kristen, dan saat itulah dirinya melihat suaminya
beserta 6 lelaki yang bersamanya dibunuh dan dipotong-potong oleh kelompok kristen dengan
sadis di depan matanya. Setelah para penyerang itu berhasil membunuh semua lelaki. Maka
dirinya bersama 6 teman-temannya digiring ke desa Paca selanjutnya ditawan. Selama
menjadi tawanan itulah, dirinya melihat dan mengalami sendiri berbagai siksaan yang dialami
oleh para tawanan yang semua perempuan.
JOSHUA:
Saya mengalami "kesulitan matematis lagi"!!! "Saya + suami + 6 pria + 4 wanita - suami - 6
pria = saya + 6 wanita?? Apakah "laskar mentereng ini hanya bisa HITUNG BABI??
PENJARAH KEBENARAN:
Melihat perlakuan yang sedemikian sadis itu, maka dirinya selalu berusaha mencari jalan,
bagaimana dapat keluar dari siksaan tersebut. Akhirnya, di bulan Oktober 2000, dirinya
mendapatkan jalan untuk keluar dari desa Paca. Dia minta ijin untuk ke Manado, Sulawesi
Utara, dengan alasan mengurus gaji almarhum suaminya. Permohonan itu ternyata dikabulkan,
hanya saja selama ke Manado, dirinya harus di kawal oleh Minggus Laimeheriwa, yang juga
teman satu kontor almarhum suaminya. Tetapi, kedua anaknya tidak boleh diajak. Walaupun
begitu, dia tetap berangkat menuju Manado.
JOSHUA:
Memang benar, "laskar pernjarah jahad" ini AMAT dungu!! Kelompok dungu mana yang
menawan dan menyiksa para wanita dengan biadab, lalu mengizinkan salah satunya untuk
pergi "mengurus gaji suaminya"??? Apakah ada "pesawat dari PACA ke MENADO"??
Pengawal di Menado, biar pakai NAMA LENGKAP, justeru malah membuat kalian lebih dungu
lagi, hai penjarah!!! Apa Wa Kirani DIPLESTER MULUTNYA selama dari PACA ke Pelabuhan
dan sampai di Manado!!! Dasar kalian maha goblok!!!
PENJARAH KEBENARAN:
Sesampainya di Manado, dirinya tinggal disalah satu rumah keluarga kristen, mungkin masih
keluarga Minggus, di desa Kolongan, Kecamatan Airmadidi, Minahasa. Sambil meyakinkan
Minggus kalau dirinya tidak akan lari, karena sudah pindah ke agama kristen, Kirani meminta
Minggus untuk mengambil kedua anaknya yang saat itu masih tertinggal di Tobelo. Permintaan
Kirani tersebut ternyata disanggupi Minggus, dan dalam waktu sekitar dua minggu kedua
anaknya sudah berada dipangkuannya. Selama tinggal di Kolongan tersebut, dirinya masih
terus saja memikirkan jalan bagaimana agar dapat kembali ke Islam dan desanya di Pulau
Seram. Dan hal itu sangat sulit ditempuh, karena selama di desa Kolongan itu, kemana-mana
dirinya selalu dikawal oleh Minggus. Akhirnya akhir Februari yang lalu, dengan alasan ke
pasar, Kirani lari bersama kedua anaknya, dan berlindung di markas aparat. Selanjutnya via
telpon menghubungi mertuanya di desa Ani, Kecamatan Seram Barat, Maluku Tengah.
Beberapa hari berikutnya, Abdullah
Kaimudin, orang tua suaminya datang menjemputnya, selanjutnya dengan KM Lambelu,
dirinya bersama anaknya menuju Ambon dengan selamat. Setelah dua minggu di Seram,
Kirani bersama anak keduanya, sejak Minggu (11/3), memutuskan untuk tinggal di Ambon
bersama saudaranya, sementara itu anak pertamanya sengaja tidak dapat turut serta karena
ditahan kakeknya. "Kakeknya minta agar Arnit tinggal di Seram, sebagai pengganti Ilham,"
katanya. (ron) Copyright © 2001 Laskar Jihad
JOSHUA:
Saya sungguh-sungguh merasa INTELIGENSIA saya DISUNAT!!! Wa Kirani harus tinggal di
MINAHASA selama DUA MINGGU LAGI, LALU ke BERLAYAR KE ANI (SERAM),
BEBERAPA HARI kemudian KE AMBON, tetapi dia dikatakan LOLOS DUA MINGGU LALU!!!
Ya Robbi! Orang tawanan bisa lari dengan alasan "ke pasar sambil bawa kedua anak"!!!???
Mega Sinetron atau main petak-umpet???
Saya berhenti saja di sini, sebelum saya jadi dungu seperti laskar penjarah, pendusta dan
amat bodoh ini!!!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |