
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044
|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Sun, 18 Mar 2001 16:04:14
CERITA CENGENG SI KOPRAL KASTOR
download artikel Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Ambon/Maluku hari-hari belakangan ini, semakin diwarnai dengan berbagai interaksi antar
warga Salam-Sarani, dimana satu dari bentuk interaksi tersebut adalah pertemuan-pertemuan
dan dialog-dialog menyangkut "Baku-Bae"! "Ambon/Maluku bersatu, manggurebe maju",
adalah masa-masa yang dinanti oleh anak-anak Ambon/Maluku, dengan penuh sukacita dan
harapan!!!
Manakala, "damai di dalam kebenaran dan kerterbukaan" menjelang, ada sebagian orang yang
malahan semakin "merasa tak nyaman"!! Satu di antaranya adalah si "kopral kastor", yang
tadinya saya pikir sudah 'jera menipu dan menghasut'!! Melalui media "Sahid", si kopral seperti
bangkit dari kubur, untuk menampi simpati murahan dari umat, melalui cerita cengeng tentang
dirinya dan latar belakangnya.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui akan saya komentari di bawah ini!
SAHID:
From: "Ambon" <sea@s...>
Date: Thu Mar 15, 2001 1:50am
Subject: Jenderal Pembunuh Rakyat Maluku Rustam Kastor: Jendral Tua Pembela Jihad
Maluku
JOSHUA:
Masalah "jenderal tua" atau "kopral uzur", "pembela jihad" atau "pembela jahad", saya TIDAK
perduli!! "Menipu umat tentang Ambon/Maluku, dan menghasut mereka untuk memusuhi kami,
adalah tindakan berakhlak rendah yang harus saya perdulikan!
SAHID:
Masih ingat Mayjen 'K' yang dituduh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai provokator
kerusuhan Maluku? Siapa gerangan dia? Mula-mula orang menebak tudingan itu diarahkan
kepada Mayor Jenderal (Mayjen) Kivlan Zein. Ternyata bukan. Abdurrahman kemudian meralat
menjadi Brigjen 'K'. Siapa pula ini? Usut punya usut, ternyata yang dimaksud adalah Brigjen
(Purn) Rustam Kastor, mantan Kepala Staf Kodam (Kasdam) Trikora dan mantan Komandan
Korem 174/Pattimura di Ambon, Maluku.
JOSHUA:
Sejujurnya, saya juga dulu menyangka "K = Kivlan"!! Saya kemudian tidak terlalu "merasa
adanya kehadiran Kivlan Zein di dalam konflik Ambon/Maluku", dan tidak
mempermasalahkannya lagi! Saya tidak pernah tahu tentang "ralatnya Gus Dur", dan bukan itu
yang mengarahkan saya pandangan saya ke arah si "kastor" ini!! Sejak dia malang-melintang
di Ambon/Maluku, dia sudah terkenal sebagai "penghasut warga dan penyerobot tanah orang,
dengan alasan kegiatan Agama"! Sekali lagi, Gus Dur tidak "menambah atau mengurangi"
kesan buruk kami terhadap orang ini!!!
SAHIB:
Ketika tuduhan tersebut dilontarkan, alumni Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 1963 itu
kebetulan tengah berada di Jakarta. Di ibukota, Rustam sedang bersafari untuk menjelaskan
persoalan yang sesungguhnya tentang tragedi 'Idul Fitri berdarah' kepada berbagai pihak,
khususnya Mabes TNI. Dalam safari itu ia sempat menjumpai dan meminta Jenderal Wiranto
agar mengirim pasukan untuk melindungi ummat Islam di Maluku yang sedang mengalami.
JOSHUA:
Istilah "kebetulan" hanyalah alat "pelicin dusta pembenaran si kastor"!!! Apa yang ingin
diberitahukan si "kopral" ini?? Mengatakan bahwa MUI-Maluku dan Al Fatah telah "sukses
membentuk Posko dan Tim Advokasi Lebaran Berdarah, pada tanggal 6 Januari 1999"???
Pada saat "provokator" itu ditunjuk oleh Gus Dur, konflik berada di dalam "gencatan senjata
sementara, dimana posisi kedua pihak masih seimbang di dalam banyak hal"! Selepas dari
situ, Ambon diwarnai oleh "pembalasan Kostrad Wirabuana yang berbau etnis-agama",
terhadap warga Kristen, dibawah komando "suaidi marasabessy"!! Si "kastor" pikir, kita ini
sama begonya dengan dia sehingga mudah ditipu!! Wiranto sendiri malah "maju-mundur" di
dalam "menuntut" orang yang menuduhnya sebaggai "provokator"!! KALIAN BERDUA OMONG
APA Kopral? Hati-hati, jangan sampai "tutup lobang satu", "gali lobang lain" bagi diri sendiri!!!
SAHID:
Mungkin lantaran itulah perwira yang kala di AMN seangkatan dengan Jenderal (Purn)
Wismoyo Arismunandar dan Mayjen (Purn) Basofi Sudirman itu dituduh sebagai provokator.
Apalagi sebelum dan selama pecah konflik, Rustam sudah gencar mengingatkan bahaya
makar gerakan Republik Maluku Selatan/Serani (RMS) yang berkonspirasi (sekongkol) dengan
pihak gereja.
JOSHUA:
Dasar pendusta murahan berakhlak rendah!! Duet "media hasut dan kopral dusta",
berargumentasi seperti, "kastor itu provokator, bukan karena menemui Wiranto, tetapi karena
menghasut dengan menggunakan cerita "dusta" tentang RMS"!!! Saya tak habis pi kir,
"katanya jenderal, tetapi untuk berdusta saja bisa begitu bodoh??" Sebelum kerusuhan, TIDAK
sedikitpun terdengar isu-isu tentang Kristen-RMS, tetapi "Kristen-PKI"!! Hal ini dikarenakan
mereka masih percaya dengan semboyan ala 'Abdul Nasser terhadap Israel', "di dalam
beberapa jam, Ambon akan kita kuasai"! Isu-isu RMS digunakan setelah "semboyan menjadi
bumerang", untuk "membenarkan perbuatan rusuh, jarah, bunuh dan zinah - nya "laskar
jahad", sementara istilah "GEREJA" muncul di dalam kaitannya dengan RMS, baru pada
khir-akhir ini, setelah "Komando Siluman Wijaya II" mereka, ditumpas oleh "YonGab"!!!
Bersamaan dengan diselenggarakannya Sidang Sinode GPM, maka istitilah dusta
"RMS-Gereja" itu semakin gencar diungkit-ungkit!!! Cobalah sedikit lebih cerdas pak "kopral"!!!
SAHID:
Seperti diakuinya, ia pernah akan mencetak ribuan selebaran tentang peringatan bahaya
makar RMS. Tapi selebaran yang rencananya akan dibagikan sebelum hari Idul Fitri itu gagal
karena terhambat masalah dana. Di bulan puasa sebelum kejadian, Rustam juga banyak
berteriak kepada para tokoh dan ormas Islam agar waspada terhadap kemungkinan
penyerangan yang akan dilakukan oleh orang-orang Nasrani. Tapi upaya itu, kata Rustam,
bukanlah aksi provokasi, melainkan justru untuk kepentingan kemanusiaan dan persatuan
bangsa. "Saya ini prajurit, mana bisa diam saja melihat gejala makar orang-orang Kristen itu,"
ujarnya.
JOSHUA:
Bilang si "kopral", silahkan memperlihatkan "kebodohan"-nya di depan umum, sebab orang
tidak akan percaya dengan alasan "masalah dana"nya! Apakah "kopral dungu" ini hendak
"mempermalukan sponsor-sponsor Al Arab, Al Afgan, Al Pakis dan Al Moro?? Ataukah pak
"kopral berniat untuk menuduh "FUAD BAWASIR" sebagai 'koruptor Real sumbangan???
"Senjata, amunisi, seragam sampai sepatu lapangan" bisa disediakan dengan
berlimpah-limpah, masakan mencetak 'selebaran hasut' saja tidak mampu??? Lagipula, apa
gunanya punya REPUBLIKA, SABILI, dll?? Yang dilakukan si "kopral" ini bukanlah berteriak,
tetapi gentayangan kesana-kemari seperti siluman di dalam sarung, sambil "membisiki"
hasutan beracunnya!!! Inilah juga "pekerjaan utamanya, selama dia malang-melintang di
Indonesia bagian Timur sebagai Kasdam dan Danrem!!!
SAHIB:
Maka ketika terjadi tragedi berdarah 19 Januari 1999 dan bulan-bulan pertama konflik, Rustam
tak tinggal diam. Ia turut terlibat mengendalikan kampung-kampung Islam dengan menerapkan
strategi bertahan, agar fakta bahwa pihak Kristen yang sebetulnya melakukan berbagai
penyerangan tidak tertutupi. Menurut Rustam, mungkin berbagai aktivitasnya itu direkam oleh
para kaki tangan Moerdani di Maluku, kemudian disampaikan kepada Presiden. Dari situlah
Abdurrahman Wahid kemudian mencapnya sebagai provokator. "Gus Dur menuduh begitu
karena dia kan dekat dengan Kristen," tuturnya.
JOSHUA:
He kopral tua, apa benar yang kamu atur itu adalah "strategi bertahan", jika yang "melepas
nyawa di desa Kristen Kariuw" bisa mencapai 700 orang??? Daerah Kariuw itu sampai menjadi
"putih" dengan hiasan mayat-mayat penyerang!!! Inikah yang kamu namakan "bertahan"??
Apakah "mati konyol di dalam pekarangan orang, karena rakus", identik dengan bertahan??
Kalau pihak Kristen yang selalu menyerang, mengapa lebih banyak "mayat Muslim-jahad yang
bergelimpangan di dalam pekarangan Kristen?? Baru sekarang ini, Moerdani-lah, Gus Dur-lah,
"dekat dengan Kristen-lah", yang kamu pakai untuk mengubah "strategi dusta-hasut"-mu!!!
Kalian memang tidak lebih dari "pelaknat iman" - tidak punya malu"!!!
SAHIB:
Memang sejak lama Rustam tidak disukai oleh kolega dan atasannya yang beragama Kristen.
Atas alasan itulah untuk naik pangkat dari kolonel ke brigjen dia harus menunggu selama 11
tahun.
JOSHUA:
Ha…Ha…Ha…!!! Komentar saya tentang "Danrem Pattimura berpangkat PALING RENDAH",
akhirnya disambut juga!! Kebiasaan "mencangkokkan sifat sendiri kepada orang lain,kiranya
bukan milik laskar penjarah itu saja ya, pak "kopral"?? Melihat "ulasan-ulasan" dan
"analisa-analisa" kamu, jika saya yang jadi Pangab waktu itu, kamu malah saya turunkan ke
"kopral" dan dimutasi ke bagian "logistik"!! Banyak "Kolonel" dan bahkan "Kapten" yang
"Muslim", malah naik melewati kamu!!! "Mental busuk" dan "inteligensia miring" itulah yang
"mengkolonelkan kamu selam itu"!!! Coba kamu sebutkan, selain "menghasut rasa sentimen
agama", "prestasi gemilang" apa saja yang kamu miliki selama bertugas sebagai Kasdan dan
Danrem???
SAHIB:
Diincar Pasukan Kristen
Darimana Rustam tahu sejak jauh hari, akan pecah kerusuhan pada 19 Januari? Menurut
pengakuannya, sebagai mantan tentara, ia mempunyai naluri untuk mendeteksi ancaman
sosial. Wajar kalau ia bisa membaca gelagat buruk penyerangan Kristen sejak satu tahun
sebelumnya. Menurutnya, ia membaca gelagat itu dari sejumlah gejala, antara lain
penghujatan terhadap TNI yang sudah melampaui batas di Ambon dan munculnya euphoria
reformasi yang mengarah pada semangat separatisme, terutama yang ditunjukkan oleh RMS.
Tetapi yang paling nyata adalah ketika di bulan puasa 1999 itu Rustam berkunjung di
pasar-pasar Ambon, ia tidak lagi menemukan parang panjang dan senjata sejenis pedang
lainnya. Informasi dari beberapa pembantu yang bekerja di rumah Rustam, yang kebetulan
Kristen, juga memperkuat kesimpulan tersebut. "Mereka polos mengatakan bahwa aktivitas
masyarakat Kristen di gereja-gereja mulai meningkat," cerita Rustam.
JOSHUA:
Ini yang namanya "biadab"!!! Demo mahasiswa waktu itu, TIDAK sedikitpun membawa "simbol
agama"!!! Kami malah menyaksikan "orang-orang pasar",dari Ruko Mardika dan Ruko
Batumerah, berbondong-bondong mengikuti mahasiswa dan yang kemudian kembali sambil
"mengambil minuman dan makanan, tanpa bayar" pada toko-toko milik warga Cina! Coba
kamu pikir pak "kopral", logika membawa "parang panjang" dan "pedang" di pasar saja sudah
'miring'!!! Mengapa saya merasa, sepertinya "dusta pak kopral" ini dikhususkan untuk
"mengcounter" tulisan saya tentang "kegiatan Islamic Center" di Al Fatah??!! Semua orang
juga sudah tahu bahwa di Ambon tidak ada "Christian Center'!! Gereja "tidak punya pembinaan
rutin" terhadap "orang-orang pasar" dan "tukang-tukang becak"!!! Kopral sebodoh ini mana
punya "naluri mendeteksi", selain dari "naluri menghasut"??!!
SAHIB:
Berbagai informasi yang ia peroleh kemudian dihimpun dan diterbitkan dalam bentuk buku.
Buku pertamanya yang berjudul Konspirasi Politik RMS dan Kristen Menghancurkan Ummat
Islam di Ambon-Maluku laku keras di pasaran. Sudah barang tentu pihak Kristen menjadi
kebat-kebit dibuatnya. Media massa pro Kristen di Ambon sibuk membantah isi bukunya itu.
Dan yang tak sabar sangat ingin menghabisinya. Tapi ia mengaku tak begitu khawatir. "Aku
serahkan semuanya kepada Allah. Bagaimana pun, kalau belum sampai ajalnya, aku yakin
tidak akan mati," ujar orang yang pertama kali berhasil membongkar jaringan RMS itu. Menurut
Rustam, ternyata berjihad untuk Maluku melalui pena tidak kalah efektif dengan pertempuran
langsung di lapangan. Dengan buku, kata kakek kelahiran Ambon 62 tahun lalu itu, ia bisa bisa
memberi tahu kepada dunia tentang jihad Maluku, sekaligus bisa mengobarkan semangat jihad
kaum Muslimin. "Aku kira menulis buku memang metode yang tepat untuk membantu jihad
Maluku," ujar Rustam yang mengaku bisa menulis buku karena terpaksa itu. Hingga saat ini
sudah tiga buku Rustam yang diterbitkan dan disebar ke seluruh penjuru tanah air, termasuk di
medan-medan jihad Maluku dan Maluku Utara. "Inilah yang bisa aku berikan untuk perjuangan
ini," tutur Rustam dengan logat khas Ambonnya. Masih ada empat buku lagi yang akan
diterbitkannya, tapi masih mencari donatur yang mau menyandang dana.
JOSHUA:
Siapa yang "kebat-kebit" dengan "buku iblis" tak bermutu itu? nanti setelah "buku iblis" itu
merusak Poso, barulah para pendusta beriman mulai meraung-raung, "umat Islam dibantai",
persis seperti kasus "Sampit"!!! Munafik kalian!!! Katanya "memberi tahu Dunia", padahal untuk
mengedarkannya saja kalian harus MEMERAS GRAMEDIA!! Apakah "buku iblis" itu memang
bermutu, sehingga Gramedia kemudian menolak mendistribusikannya??? Justeru si KPRAL ini
yang "mandi keringat dingin" sekarang, bahwa "buku iblis"nya itu harus di
pertanggung-jawabkannya di depan pengadilan!!! Karena sudah GEMETAR, lalu mulai
"meminjam nama ALLAH"!! Jika si "kopral" memang merasa "percaya diri" dan "tidak perlu
kuatir" dengan "buku iblis"nya itu, MENGAPA CERITA-CERITA CENGENG seperti ini harus
dibuat UNTUK MENDUKUNG "buku iblis" tersebut??? Pengarang "novel picisan" saja tidak
pernah berbuat seperti ini!!! MEMALUKAN!!!
SAHIB:
(sebagian dihapus) Rumahnya di Ambon, yang kebetulan berada di wilayah Kristen, tiga kali
dicoba dibakar pasukan Merah (Kristen). Beruntung cuma kena dapurnya. Usaha perikanan
kecil-kecilan yang baru dirintisnya hancur. Begitu juga enam mobil angkutan kota (angkot)
yang menjadi sumber penghasilannya di hari tua amblas dibakar massa Salibis. Cuma satu
mobil pribadi yang berhasil diselamatkan, karena kebetulan waktu itu sedang berada di
bengkel.
JOSHUA:
Di sinilah, "kebodohan pak kopral" dipertontonkan lagi! Coba dipikir, "jika rumah si kopral
memang berada di dalam wilayah Kristen, apakah istilah "dicoba dibakar" itu masuk akal
sehat, seorang "bernaluri melacak"??? "Tiga kali "dicoba dibakar", "hanya kena dapur"!!???
Dasar "bekas kopral"!!!
SAHIB:
Dalam konflik itu tiga orang keponakannya tewas di tangan para Obet (istilah untuk pasukan
Kristen, berasal dari kata Robert, nama khas orang Nasrani).
JOSHUA:
Coba lihat!! Dengan hal-hal sepele seperti ini saja, si "kopral" sudah tak mampu dan harus
"berdusta"!!! Orang Ambon selalu memanggil "Robert" dengan "robi" atau "obi", atau malah
bias tumpang tindih dengan "bobi" ( dari Bob atau Yakobis) !! Sebutan "obet" itu berasal dari
nama "Obeth" atau "Obednego"!!! Walaupun saya seharusnya mengatakan "lebih baik",
kasihan juga kehilangan tiga keponakan ya pak "kopral"? Tetapi, apakah kamu pernah berpikir,
"barapa keponakan orang", baik Kristen maupun Islam, yang sudah tewas karena "hasutan
kamu" dan "buku iblis"mu itu??? Yang berikut, "kamu sengaja tidak menyebutkan 'dimana'
ketiga keponakanmu itu tewas", karena mereka "mati konyol di dalam pekarangan warga
Kristen kan pak "kopral"??!!
SAHID:
Semuanya itu membuatnya tidak bisa berpangku tangan. "Bagaimana aku tidak membela
ummatku, aku lihat ummat Islam dinjak-injak dan dihina serta keluargaku diancam terus oleh
mereka," tegas ayah enam anak ini kepada Sahid. Sejak perang berkecamuk keluarganya
mengungsi ke Yogyakarta, menyewa rumah di kota itu. Ia sendiri terus bersafari
Ambon-Yogya-Jakarta.
JOSHUA:
Kamu sudah merusak dan membunuh mereka "kopral kastor"!! Seorang "pembela" selalu
"berdiri di depan", dan bukan "meng hasut dari belakang"!!! Kamu ke Yogyakarta, supaya lebih
leluasa "bercengkerama di dalam dusta dan hasutan, dengan pang lima "plastik"-mu kan???
Jika kamu "benar-benar pembela", mengapa kamu tidak hadir di dalam "Pertemuan di Langgur,
Maluku Tenggara??? "Takut "dikeroyok umat yang kamu bela itu, kan pak "kopral"??
SAHIB:
Belakangan, untuk mengongkosi penerbitan bukunya ia harus pinjam uang sana-sini.
Sementara uang penjualan banyak yang tidak kembali, karena penyebaran bukunya di Maluku
dikira gratisan untuk dakwah semata. "Sudah banyak betul hutangku untuk buku-buku ini,"
tutur Rustam sambil mengenakan kacamata yang gagangnya copot satu. "Yang penting bisa
dipakai," tambahnya ringan.
JOSHUA:
Saya bilang juga, "kamulah perusak umat Islam"!!! Masakan sebuah "buku iblis" digunakan
untuk "dakwah"??!! Masakan Al fatah bisa "membayar provokator sebesar Rp. 50
Juta/kerusuhan", sedangkan "pembelanya" dibiarkan tinggal berkacamata sebelah gagang???
Bekas tentara kok bisa secengeng ini ya???
SAHIB:
Meski dalam kondisi sulit begitu, Rustam tetap menolak tawaran rekannya itu. "Anda urus saja
sendiri. Kami sedang sibuk perang kok ditawari mengurus perusahaan," tutur Rustam
mengulang kata-katanya. Inilah cobaan. Meski kini harus hidup sederhana dan prihatin,
Rustam mengaku sangat bersyukur karena ia telah diberi kesempatan oleh Allah untuk
berjihad membela agamanya. Sebelum ia membawa mobilnya dari Ambon, selama di Jakarta
ia biasa naik kendaraan umum. Seperti ketika Sahid menunggunya untuk wawancara di
markas Laskar Jihad, ia datang berkendaraan becak di bawah hujan gerimis. "Maaf saya
terlambat datang. Saya harus ganti baju dulu di penginapan, tadi kehujanan setelah turun dari
bus kota," ungkapnya tawadhu'.
JOSHUA
Hah!! Kopral cengeng menggunakan nama Allah, padahal bukunya "diilhami" oleh iblis!!! Jika
ke Yogyakarta, kamu memang lebih dekat dengan "markas iblis" kan pak "kopral"?? Naik
becak di bawah gerimis saja mesti di-"puisi"-kan, padahal umat yang kamu "rusaki dan hasut"
itu, banyak yang tidak mampu berjalan, karena menderita sakit tanpa makanan, tetapi mereka
tidak memelas seperti kamu!!!
SAHIB:
Pendengaran Rusak
Sebagai seorang bekas tentara, medan pertempuran sudah tidak asing baginya. Tapi khusus
pertempuran di Maluku banyak hal unik yang dialaminya, karena yang banyak terlibat adalah
para laskar alias 'tentara sipil' yang sebelumnya tak punya pengalaman perang. Dalam jihad di
Maluku sebetulnya Rustam berpeluang menjadi komandan tempur di lapangan, mengingat
pengalamannya sebagai mantan tentara sangat memadai. Apalagi selama berkarir di militer ia
hampir selalu menjadi komandan pasukan. Tapi karena para para mujahidin menganggapnya
sebagai salah satu tokoh Islam terpenting di Maluku, ia dilarang terlibat langsung. Apalagi di
usia senjanya, ia mulai punya masalah kesehatan, yakni mengidap gejala penyakit diabetes
melitus.
JOSHUA:
Bukan cuma pendengaran, tetapi "otak dan akhlak"nya juga sudah "rusak parah"!! Orang di
dalam dinas militer yang kenyang pertempuran, tentulah terganggu indra pendengarannya!!!
Tetapi kamu, "kopral yang miskin petempuran, malah mengalami kerusakan pendengaran di
dalam "kerusuhan", yang kamu sponsori sendiri!!! Betapa menyedihkan dan MEMALUKAN!!!?
SAHIB:
Meski begitu, Rustam kerap turut serta dalam banyak pertempuran bersama pasukan Putih
(sebutan untuk pasukan jihad Muslim). "Walau tak ikut pegang senjata, kehadiranku di tengah
anak-anak (pasukan putih-Red) bisa memberi semangat," papar kakek tiga cucu yang masih
kuat menyetir mobil sendiri Bandung-Jakarta ini. Pernah dalam satu pertempuran Rustam ingin
maju ke barisan depan, tapi serta-merta ia ditarik lagi ke belakang oleh pasukan Muslim.
"Bapak jangan ikut, nanti kalau ada apa-apa dengan Bapak, orang Nasrani pesta," ungkap
Rustam menirukan teriakan mereka. Lucunya pula, arahannya tentang strategi perang kerap
tak diturut pasukan di lapangan, meski ia perwira tinggi dan punya pengalaman tempur yang
berjibun. Karena ternyata karakteristik pasukan sipil berbeda dengan pasukan militer. "Dalam
kedisiplinan dan ketaatan, laskar sipil belum dapat setaat prajurit militer kepada atasannya,"
jelas Rustam.
JOSHUA:
Omong kosong yang menggelikan, pak "kopral"!!!
SAHIB:
Karena itu, belakangan ia lebih banyak mengambil peran intelektual dan moral seperti yang
dijalaninya sekarang ini, yakni menulis buku, tabligh akbar serta melakukan lobi-lobi politik dan
hukum ke berbagai pihak.
JOSHUA:
Mohon ijin untuk 'ketawa', komandan!!! Ha..ha..ha..haeeee!! Orang Ambon bilang, "inteltual dan
moral anjing….ah, pakai 'tanah' saja, jadi "anjing tanah"!!! Ha..ha..ha..haeeeeeeeee!!
SAHIB:
Pengalaman duka dialami juga oleh Rustam dalam kiprah jihadnya untuk Maluku. Ceritanya
pasukan jihad menemukan beberapa pucuk senjata bekas, produksi puluhan tahun silam.
Sehingga harus dipilah dan diuji ulang karena banyak yang sudah macet dan tidak efektif untuk
dipakai. Rustam turut membantu menguji. Tapi naas baginya, ketika sedang membidik,
senjata itu meledak hingga ia jatuh terpelanting dengan wajah dan telinga berlumuran darah.
Setelah dirawat di rumah sakit, Alhamdulillah kesehatannya pulih. Tapi jadi ada gangguan pada
telinganya. Kini ia tidak dapat mendengar suara nyaring seperti dering telepon genggam.
"Makanya aku mau cari hand phone yang bisa memukul," guraunya sambil tertawa lebar.
Ternyata di balik wajahnya yang keras tersimpan rasa humor yang tinggi. Kini, di usianya yang
semakin menua ia masih aktif memprakarsai dan mengelola Forum Pembela Keadilan Maluku
(FPKM), sebuah wadah perjuangan untuk melawan gerakan makar RMS. Sebuah usaha yang
patut didukung segenap ummat Islam. Ayo siapa mau bantu? (Deka Kurniawan, SHW)
JOSHUA:
Oom "kopral" pernah pegang 'senapan' ka seng???
Ha..ha..ha..ha..ha..ha…ha..haaeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!! Abis beta!!!…..He'e ni???
Dari "Pela-Gandong - Salam-Sarani yang berbahagia di Langgur"!!!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |