
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044
|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Wed, 21 Feb 2001 11:30:24
DUET "LASKAR & DANPUSPOM" - PLASTIK
download artikel Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Rupanya saja sedikit "keseleo", sebab kasus aneh "Ruko Batu Merah dan Komando Siluman
Wijaya II", ternyata menjadi bahan berita lagi! Setelah Tim Pencari Fakta (TPF)-TNI turun ke
Ambon, ternyata PUSPOM Jakarta menurunkan 'tim tandingan juga'!! Pada awalnya, orang
tidak dapat menerka tujuan dari 'tim tandingan' ini, dan hanya menyebutnya sebagai "kerja
tumpang tindih"! Saat ini saya pikir, 'tujuan tim tandingan' itu sudah bisa kita tebak deakurasi
yang cukup!!! Setelah Panglima TNI, Laksamana Widodo AS memberikan pernyataan resmi di
hadapan Komisi I DPR-RI, DanPUSPOM TNI, Mayjen Djasri Marin, tak mau ketinggalan untuk
mengemukakan "temuan tim tandingan"nya!!! Ulah DanPUSPOM TNI ini ternyata menimbulkan
"polemik baru", yang serta merta "diterkam" oleh "media penghasut-republika-gama" dan "para
habib haramnya"!!! Secara samar, dari reaksi "para pendusta dan penghasut" ini, kita sudah
bisa melihat "tujuan tim bayangan" PUSPOM, terlepas dari kemungkinan adanya penilaian
bahwa DanPUSPOM telah melakukan tindakan yang "tidak etis", dengan "tidak menghormati
hirargi kepemimpinan TNI"!!!
Jikalau yang dilakukan DanPUSPOM TNI, Mayjen Djasri Marin ini, murni dilandasi oleh
"kebenaran", saya pikir kita harus menghargai sikap ksatrianya yang 'pantang menyerah dan
rela berkorban" dengan melanggar 'disiplin TNI' demi 'kebenaran'!! Tetapi jika "sebaliknya",
maka yang pertama harus kita catat, bahwa kemungkina besar, "okum TNI-AD" ini termasuk
yang "tidak rela", jika "pimpinan tertinggi TNI" yang selama ini "dimonpoli oleh AD, harus
berpindah ke AL!!! Kemungkina lain adalah bah-"oknum TNI ini memiliki keterkaitan tertentu
dengan "perusuh haram" yang tidak rela melihat ketenangan yang tercipta di Ambon/Maluku !!!
Di samping itu, tidak tertutup kemungkinan bah-'pelanggaran hirargi di dalam struktur
kepemimpinan TNI, disebabkan oleh "gabungan kedua hal" di atas!! Untuk itu, mari kita
lupakan sejenak masalah "ramuan terakhir - racun penghasut" dari "laskar haram beriman",
yaitu RMS dan FKM, untuk lebih serius membicarakan kasus Panglima TNI vs DanPUSPOM
TNI ini!!
Brigjen I MADE YASA:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal
Di Jakarta pada hari yang sama, Pangdam Pattimura, Mayjen I Made Yasa menolak usulan
beberapa ormas Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia, untuk menarik Yongab atau
Pasukan Batalyon Gabungan TNI dari Maluku.Dia tetap yakin keberadaan Yongab efektif untuk
meredam konflik di Maluku. Penegasan tersebut dikemukakannya dalam acara dengar
pendapat dengan Komisi I DPR, kemarin. Dia menambahkan tragedi Batu Merah, sebuah desa
di Ambon, pada 19-22 Januari lalu bukanlah disebabkan oleh ulah Yongab, melainkan
dilakukan oleh "orang-orang yang tidak jelas identitasnya." Tindakan yang menewaskan warga
sipil Maluku itu, katanya, tidak bisa dibiarkan karena bisa membuat kondisi tidak aman. Dalam
peristiwa itu, pasukannya telah menjalankan tugas sesuai prosedur.
JOSHUA:
Saya "mendukung penuh" pernyataan Pandam XVI Pattimura ini, karena setelah "Komando
Siluman Wijaya II" diberangus oleh pasukan gabungan, YonGab, situasi Ambon/Maluku
menjadi tenang dan terkendali!!! Dengan "tidak" meperkecil arti nyawa manusia, saya harus
katakan bahwa dibandingkan dengan "korban warga Kristen" yang ditembak mati dan luka-luka
di Teluk Ambon, saja, 15 mayat di Ruko Batu Merah itu "tidak ada artinya"!!! Jika dibandingkan
dengan jumlah "perusuh" yang mati, misanya korban 600-700 perusuh di Desa Kristen Kariuw
yang sekarang musnah, apalagi "ribuan laskar haram yang mati konyol", saya boleh katakan
bahwa 15 mayat di Ruko Batu Merah itu hanyalah secuil kotoran di ujung kuku!!! Setelah
"ribuan perusuh mati konyol",sampai saat ini, 15 mayat di Ruko Batu Merah, "tidak mungkin"
bisa membuat kepanasan berbagai "ormas penunggang Islam" serta "para pentolan MUIblis" di
Jakarta sana!!! Dua "masalah utama" yang dihadapi "para perusuh jahanam" beserta "para
sahib" mereka adalah MENIPISNYA SDM+DANA REKRUT , dan KEDISIPLINAN YONGAB!!!
Ini belum termasuk SENJATA + AMUNISI yang juga menipis karena DISITA YonGab!!! Yang
paling ditakuti oleh "komplotan penunggang agama" di atas adalah KETENANGAN DAN
PERDAMAIAN di Ambon/Maluku, sebab di dalam kondisi ini, segala yang BERBAU BUSUK
akan segera TERCIUM!!! Untuk "menjubahi kebusukan" tersebut, mereka MEMBUTUHKAN
KERUSUHAN (untuk di alihkan ke RMS),sementara "perusuh" mereka sudah LOYO harus
berhadapan dengan keperkasaan dan kedisiplinan YONGAB!!!
Laksamana WIDODO AS:
Source Indonesiamu Date 2001-02-19
TNI: Sukses, Operasi Pasukan Yon Gab I di Maluku
Jakarta (Indonesiamu)--Meski pasukan dari Batalion Gabungan I (Yon Gab I) mendapat
cercaan banyak pihak karena bekerja secara tak netral, Panglima TNI, Laksamana Widodo
AS, mengklaim pasukan ini sukses bekerja di Maluku. Terbukti mampu memisahkan
kelompok yang bertikai, menyita ratusan senjata dan bom rakitan, serta ribuan amunisi hanya
dalam waktu 6 bulan. Bahkan, tambahnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di
Jakarta, Senin (19/2), Batalyon yang satu ini mampu menjaga displin prajurit hingga selama
enam bulan tidak ada laporan pelanggaran yang masuk. Laksamana uga mengakui bahwa Yon
Gab I sempat menahan belasan perwira Polri dan TNI AD pada 20 dan 21 Januari kemarin.
JOSHUA:
Kembali lagi, saya harus 'sangat setuju' dengan pernyataan Panglima TNI, karena apa yang
dinyatakan beliau, "hampir" seluruhnya adalah "kenyataan"!!! Saya katakan "hampir" benar
dalam artian bahwa "kedisiplinan YonGab" di dalam hal "kenetralan" masih belum "teruji
secara keseluruhan"!!! Bahwa para Prajurid YonGab tidak "menyertakan pertimbangan agama"
di dalam melaksanakan tugasnya, memberangus "Komando Siluman Wijaya II" yang kata
'laskar haram' itu, "kebetulan semuanya Muslim", belum teruji dengan "Komando Siluman
Lain", yang "kebetulan semuanya Kristen"!!! Begitupun, saya harapkan semoga kami, warga
Kristen Ambon/Maluku "tidak" dirasuk setan untuk mencoba membuktikannya!!! Cukuplah
sudah pengalaman dan kenyataan bagi kami, untuk menyatakan bahwa "Pasukan yang satu
ini adalah yang terbaik, dari yang pernah bertugas di Ambon/ Maluku, tanpa sedikitpun
mengecilkan kemampuan dari pasukan lain, seperti Yon-509, Yon-521 dan punya kami warga
Ambon/ Maluku, Yon-731 Kabaresi, Waipo!!!
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal
Keterangan I Made Yasa ini bertentangan dengan keterangan Dapuspom TNI Mayjen Djasril
Marin. Dia menilai peristiwa Batu Merah meletus lantaran tidak ada kepatuhan komando,
sehingga menelan korban dari pihak sipil. Danpuspom TNI Mayjen Djasri Marin mengakui ada
oknum TNI yang terlibat dalam peristiwa Batu Merah di Ambon. Akibatnya, sejumlah korban
sipil pun berjatuhan. Dugaan keberpihakan Yongab yang terdiri dari Marinir dan Kopassus itu
terhadap mereka yang bertikai di Ambon, muncul setelah terjadi insiden di Hotel Wijaya II.
JOSHUA:
Coba kita simak kalimat kedua dari bagian di atas!!! DanPUSPOM menyebutkan "sebab tidak
ada kepatuhan komando", tanpa merinci dengan jelas, "siapa yang tidak patuh pada komando"
!!! Jika "ketidakpatuhan komando" ini dihubungkan dengan "korban sipil", orang akan
mengiterpretasi bahwa YonGab-lah yang tidak patuh pada komando!!! DanPUSPOM kemudian
mengaku, bahwa ada "oknum TNI yang terlibat", tanpa menyebutkan 'nama'-dan 'satuan'-nya,
yang menyatakan bahwa "oknum TNI tersebut bukan bagian dari YonGab", pada saat itu!!!
Lagi-lagi, akan ada banyak orang yang tidak tahu menahu duduk persoalannya, akan berpikir
bahwa "oknum TNI yang terlibat" itu adalah yang "tidak patuh pada komando", dan "salah satu
dari YonGab", pada saat itu!!! Ditambah dengan "dugaan" (hanya 'dugaan') ketidaknetralan
YonGab, maka lengkaplah sudah "kecurigaan umum" terhadap YonGab, dimana DanPUSPOM
adalah "pengeruh air dan penghasut"-nya!!! Sampai di sebegitu sajakah kemampuan seorang
DanPUSPOM???
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal
Penggerebekan Hotel Wijaya II, tanggal, 22 Januari 2001, itu karena tempat itu diduga
dijadikan sarang para provokator. Sebab, dari kawasan hotel ini, sering terjadi penembakan
misterius. Ketika terjadi penggerebekan, pasukan dari Yongab langsung menembaki
orang-orang yang ada maupun yang lewat kawasan itu. YonGab lalu menangkap dan memukuli
beberapa perwira TNI maupun polisi di sana. Seorang petugas LSM internasional yang berada
di sana ketika itu melihat bagaimana tentara menembaki orang &NULL orang dari kedua belah
pihak.
JOSHUA:
Mengapa "narasi" pernyataan seorang DanPUSPOM bisa sangat mirip dengan pernyataan
atau kesaksian "laskar jahad ahlus dus'-ta wal ha'sut"?? Mengapa "pasukan elit" harus
menembak war- (warge -red) sipil, jika warga sipil "tidak merupakan ancaman" bagi mereka??
Masakan seorang DanPUSPOM yang "Mayjen" tidak tahu bah- (bahwa -red) di dalam
kersuhan Ambon/Maluku akhir-akhir ini, yang dikatakan warga si;il itu adalah mereka yang
"bukan anggota TNI/Polri", tetapi "tidak selalu berarti 'tidak bersenjata'"!!! Contohnya adalah
"anggota DPRD Fraksi PPP yang tertangkap membawa BOM, yang katanya "untuk menjaga
diri"!!! Warga Kristen disekitar Ruko Batu Merah, seperti di Mardika, Soya Kecil,menggunakan
istilah "Ambon akan tenggelam" untuk melukiskan kedahsyatan ledakan senjata dan bom
pada saat itu!!! Apakah "pasukan elit" seperti YonGab harus mengeluarkan tembakan dan
pemboman seperti itu, hanya untuk berhadapan dengan "beberapa warga sipil tak
bersenjata"?? Apakah seorang DanPUSPOM tidak bisa berpikir bahwa "tidak mungkin para
anak buah" akan berdiam diri melihat "Komando" mereka hendak disergap oleh YonGab???
Sudahkah "tim tandingan TPF-TNI", memeriksa tubuh dari anggota Brimob yang jadi korban,
sehingga bisa diperkirakan dari 'depan atau belakang' dan dari 'jarak berapa meter' almarhum
ditembak?? Mengapa "tindakan desersi" dan "penembakan Komando Siluman Wijaya II
terhadap YonGab", tidak dipersoalkan DanPUSPOM, tetapi "pemukulan" terhadap mereka
yang dipermasalahkan?? DanPUSPOM mengangkat saksi yang seolah-olah melihat "tentara
(YonGab) menembak kedua belah pihak, karena warga Kristen lagi bertempur melawan yang
Muslim!!!?? Kalau YonGab menembak "yang ada maupun yang lewat" disekitar situ, dimana
"posisi saksi" DanPUSPOM itu ketika peristiwa tersebut berlangsung??? Semoga
DanPUSPOM bisa tidur nyenyak, sambil memikirkan pertanyaan-pertanyaan saya!!!
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Tempo Date 2001-02-19
Kasus Batu Merah Ambon: Ada Oknum TNI yang Terlibat
TEMPO Interaktif, Jakarta:Danpuspom TNI Mayjen Djasri Marin mengakui ada oknum TNI yang
terlibat dalam peristiwa Batu Merah di Ambon. Akibatnya, sejumlah korban sipil pun
berjatuhan. "Itu akibat kecerobohan personel Yon Gabungan," kata Djasri usai rapat dengar
pendapat umum Panglima TNI dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin
(19/2). Diketahui, peristiwa pada 19-22 Januari di Batu Merah, Ambon, berawal dari adanya
tembakan ke arah Yon Gabungan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Aparat
kemudian menindaklanjutinya dengan melakukan sweeping terhadap masyarakat di sekitar
Batu Merah. Akibatnya, timbullah korban di pihak sipil.
JOSHUA:
Kali ini, "kebodohan" Dan PUSPOM yang sama diulangi, dengan menambah bumbu "hasutan",
"akibat kecerobohan YonGab"!!! Yang amat memalukan adalah bahwa "komentar ini diberikan
diluar pertemuan"!!! Akibatnya, hasil pertemuan, seperti yang disampaikan olah Panglima TNI,
berbeda dengan 'bualan' si Dan PUSPOM!! Ungkapan "kecerobohan" sengaja digunakan tanpa
penjelasan, supaya orang memperoleh "kesan yang salah" tentang YonGab!!! Orang ini
mengatakan bahwa "YonGab ditembak oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab" , tetapi
orang-orang tersebut tidak diklasifikasikan, berapa yang "anggota TNI/ Polri", dan berapa yang
"sipil"!!! DanPUSPOM seolah-olah tidak bisa mengerti "tingginya risiko melakukan sweeping
senjata api", dibandingkan dengan "sweeping KTP/SIM"!!! Apakah penggrebegan "Hasan, dkk
+ senjata + amunisi" belakangan ini, tidak bisa menyentuh instink seorang "Polisi Militer"
bahwa senjata api dan amunisi itu tersebar ditangan warga sipil"??? Saya mulai kuatir, bahwa
kita sedang berhadapan dengan seorang "DanPUSPOM PLASTIK"!!!
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Tempo Date 2001-02-19
Kasus Batu Merah Ambon: Ada Oknum TNI yang Terlibat
Djasri menyebutkan, salah satu anggota Yon Gabungan yang terlibat adalah angota Irdam
Pattimura Mayor Nurdin. Ia diketahui melepaskan serentetan tembakan. Namun, lanjut dia,
sampai saat ini, pihaknya belum mengambil tindakan apa-apa terhadap Nurdin dan anggota
Yon Gabungan lainnya. Sebab, sejauh ini, masih dilakukan penyelidikan lanjutan. Khusus
untuk Nurdin, kata Djasri, pihaknya sudah memberikan peringatan lisan dan surat peringatan.
Namun, ia belum bisa memutuskan apakah Nurdin akan dijadikan tersangka atau tidak.
JOSHUA:
Perhatikan "kelicikan Dan PUSPOM Plastik" kita ini (atau kelicikan republika?)!!! Dia tidak
menerangkan bahwa Mayor Nurdin Nontji saat itu "bersama-sama dengan Komando Siluman
Wijaya II", dan karena itu "melepaskan serentetan tembakan ke arah YonGab!!! Berulang-ulang
DanPUSPOM Plastik ini mengakui keterlibatan si "mayor nurdin" di dalam Komando Siluman
Wijaya II, dan malah diketahui melepaskan serentetan tembakan ke arah YonGab, tetapi
"masih perlu penyelidikan lagi"!!! Lalu, YonGab yang bereaksi terhadap "tindakan desersi"
tersebut segera saja dicap sebagai "tindakan ceroboh", walau disana-sini ada istilah
"mungkin"!!! Bagaimana tidak disebut DanPUSPOM Plastik???
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan
JAKARTA-Pusat Polisi Militer (Puspom) menduga Batalyon Gabungan (Yon Gab) TNI telah
bertindak di luar kepatutan dalam insiden Batu Merah Ambon, 19 dan 22 Januari 2001. Namun
Pangdam Pattimura Brigjen I Made Yasa membantahnya. Danpuspom TNI Mayjen Djasrie
Marin mengatakan, Puspom TNI telah mengirim tim untuk menyelidiki insiden yang
menewaskan belasan warga sipil itu. Menurut Djasrie dalam rapat kerja Panglima TNI dengan
komisi I DPR, tim telah meminta keterangan sejumlah saksi. Usai rapat Djasrie menjelaskan
tindakan diluar kepatutan yang dimaksudkan adalah bahwa Yon Gab telah bertindak sehingga
menimbulkan korban.
JOSHUA:
Kembali lagi DanPUSPOM Plastik kita menggunakan istilah "klise - menduga"!!! Sementara
itu, kita belum sedikitpun disuguhi dengan "hasil penelitian dari Tim Pencari Fakta (TPF)-TNI"!!!
Akibatnya, DanPUSPOM Plastik ini seenaknya menggunakan para saksi yang "kesaksian
dusta mereka pernah saya telanjangi"!!!! Coba bayangkan, betapa rendahnya kualitas
keprajuridan si Dan PUSPOM Plastik ini, sehingga dia memberikan istilah "diluar kepatutan"
pada "proses penyergapan Komando Siluman Wijaya II, dan anak buahnya yang bersenjata api
lengkap", hanya karena adanya korban, seakan-akan yang dilakukan adalah sweeping KTP
/SIM!!! Coba tanyakan si jago "patutan" ini, apa dia punya prosedur dan taktik yang bisa
diandalkan untuk mencagah jatuhnya korban, jika dia berhadapan dengan situasi yang
dihadapi oleh YonGab!!! Dia hanya pandai bicara!!! Coba saja perhatikan semua 'teori dan
logika' si DanPUSPOM Plastik ini!!! Asal bicara!
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan
Penyelidikan, jelas Djasrie, pertama dilakukan kepada anggota TNI yang ditemukan di hotel
tersebut. Mereka diduga melakukan tindakan indisipliner, yaitu tanpa izin tinggal di tempat
tersebut dan membawa senjata tanpa surat izin. Sejumlah barang bukti berupa selongsong
peluru, dan kerusakan-kerusakan di tempat kejadian juga berhasil dikumpulkan. "Kedua,
penyelidikan kepada anggota Yon Gab yang dalam hal ini mungkin melakukan tindakan di luar
kepatutan sehingga timbul korban masyarakat," tutur Djasrie. Diuraikan, insiden diawali
tembakan yang mengarah ke pasukan Yon Gab. Batalyon gabungan tiga pasukan
elite-Kopassus AD, Marinir AL, dan Pasukan Khas AU-kemudian mengadakan sweeping di
Hotel Wijaya II, tempat tembakan diduga berasal, dan mengakibatkan jatuh korban warga sipil.
Djasrie juga mengaku telah meminta keterangan 14 orang korban yang saat ini ada di Jakarta.
Para korban itu kini dirawat di RS Yarsi Cempaka Putih. Puspom TNI, katanya, juga sudah
meminta anak peluru yang tertinggal di salah satu tubuh korban.
JOSHUA:
Setelah memberikan pernyataan bahwa "YonGab bertindak ceroboh dan di luar kepatutan",
kembali lagi DanPUSPOM Plastik kita menggunakan istilah "mungkin"!!! Dari penjelsan si
DanPUSPOM Plastik ini, dapat disimpulkan bahwa "korban sipil yang jatuh itu berada di Hotel
Wijaya II"!!! Lalu bagaimana dengan cerita "nenek kencing darah karena tertembak YonGab"
dan "sangkur berdarah dijilat (kemudian diisap) YonGab", seperti yang dikarang oleh para
saksi dusta andalannya itu??? Lalu, apa gunanya peluru itu diselidiki jika dari tadi YonGab
saja yang menembak??? Atau mungkin ingin membuktikan "arah dan jarak" tembakan??? Hei
DanPUSPOM Plastik, coba perhatikan bahwa ada saksi yang mengaku, "semua tembakan
dilakukan dari jarak dekat"!!! Menurut naluri atau teori andalan anda, apakah jenis senapan
yang digunakan YonGab bisa mengeram di dalam tubuh seseorang, dan orang itu masih bisa
hidup, jika ditembak dari ja-rak dekat??
Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan
"Untuk dapat menentukan siapa yang bersalah, kita tidak gegabah, "ujar Djasrie. Yang jelas,
"Timbulnya korban itu yang diluar kepatutan. Timbulnya korban akibat tindakan keamanan
seharusnya tidak boleh terjadi," tegas Danpuspom.
JOSHUA:
Dan PUSPOM Plastik "omong kosong"!!! Apakah pernyataan "bertindak ceroboh" dan
"bertindak diluar kepatutan" itu bukan sebuah "pernyataan gegabah", kalau bukan "pernyataan
dungu"?? Kembali saya ingin ada yang menanyakan si DanPUSPOM Plastik ini, "bagaimana
seharusnya bentuk pengamanan yang tidak membawa korban", di dalam situasi yang dihadapi
YonGab??? Jangan asal buka mulut di luaran dan dibelakang!!!!
Brigjan I MADE YASA:
Pangdam Pattimura I Made Yasa membantah anak buahnya telah melakukan tindakan di luar
batas. Yon Gab, menurut dia, sudah bertindak sesuai prosedur. "Itu baru indikasi yang
ditemukan, apakah itu benar atau tidak nanti dibuktikan. Saya melihat anak buah saya
baik-baik," tegasnya.Ditanya tindakan diluar kepatutan yang dikatakan Danpuspom, Made
Yasa mengatakan: "Tanyakan kepada yang menyampaikan tadi." Djasrie mengakui, mungkin
langkah yang diambil Yon Gab sudah sesuai prosedur. Namun, katanya, meski sesuai
prosedur ternyata jatuh korban.
JOSHUA:
Memanng benar usapan Pangdam XVII Pattimura ini!!! Bisa buka mulut dan berikan
pernyataan, jelaskan dan buktikan pernyataan kamu, DanPUSPOM Plastik!!! Tanyakan si
sahib "laskar jahad ahlus dus'ta wal ha'sut" ini, apa ada "tindakan yang sesuai prosedur",
tetapi "ceroboh" dan "tidak patut"??? Sebutkan dan dan jelaskan beserta contohnya (kita tes
kemampuan koordinasi mulut-otaknya)!!!
REPUBLIKA:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan
Rekonstruksi
Dari Ambon dilaporkan, tim penyelidikan dan Penyidikan Puspom TNI melakukan rekonstruksi
kasus penembakan di Ruko Mardika, Kodya Ambon, Senin (19/2). Rekontruksi dilakukan
untuk membuktikan tindakan pasukan Marinir yang diduga menembak 4 warga sipil.
Rekonstruksi mendapat pengawalan ketat Yonif 407 Diponegoro dan menghadirkan dua orang
saksi kunci, yaitu Taufik Marasabessy (sopir mobil pangkalan DE 181) dan Djamal Sangadji
(penjaga pasar apung ruko Mardika). Rekonstruksi dihadiri Ketua Tim Puspom TNI Kol CPM
Armen B dan empat anggota Mayor CPM M Tapian, Mayor CPM Yuliadi, Mayor CPM Ary, dan
Lettu CPM Pursugianto. Dalam rekonstruksi, Tim Puspom TNI memakai dua sukarelawan
warga sipil yang bertindak sebagai Yudi Arief dan Ruslan Sarpan --dua korban dalam insiden
itu. Saksi Taufik cs memperlihatkan bukti-bukti, telah terjadi penembakan Yudi dan Ruslan.
Setelah itu, datang dua panser yang membawa pergi kedua mayat korban, satu di antaranya
diseret dengan tali. sbt/kir
JOSHUA:
Lihat tim Dan PUSPOM Plastik main sinetron detektif-detektifan! Maaf kalau saya keliru, tetapi
'rekonstruksi' itu biasanya dilakukan berdasarkan "pengakuan terdakwa" kan??? Disamping itu,
mengapa tidak ada rekonstruksi tentang "anggota Brimob" yang kata saksi dusta andalan
kalian itu, ditembak oleh YonGab hanya beberapa centimeter dari tubuhnya terlihat di pintu"??
Coba ambil kesaksian dusta yang saya komentari lalu bikin rekonstruksi!! Kalian akan
menginap di rumah sakit gila untuk beberapa lama, sebelum bisa kembali bertugas! Coba buka
tayangan "laskar jahad ahlus dus'ta wal ha'sut" tentang "daftar para saksi dan korban", supaya
kalian bolah siuman, bahwa "dua saksi kunci" itu "tidak ada di dalam daftar tersebut"!! Selidiki,
dimana "kedua saksi tambahan" itu berada, karena "Pasar Apung dan Hotel Wijaya II dihalangi
oleh lapisan deretan Ruko Mardika yang memanjang searah pantai"!!! Tanyakan juga
"pangkalan mana" yang dimaksud, karena semua terminal di Ruko
Batu Merah berada di antara deretan Ruko yang tegak lurus pantai!! Mana yang bisa dipegang
sebagai kesaksian yang benar, jika cerita tentang kedua mayat fiktif itu selalu berubah???
Dulu, "keduanya diseret", lalu "keduanya diikat di belakang Tank, dan sekarang "satu diikat di
Tank dan satu diseret dengan tali??? Siapa yang menyaksikan peristiwa fiktif yang terjadi di
ujung Ruko Mardika, yang jauh dari Ruko Batu Merah?? Dimanakah "posisi bekas darah yang
katanya dihapus dengan air dua gen", dan "dimanakah kedua jaket hitam dan merah yang
masing-masingnya berlobang 3 buah, tetapi tanpa noda darah?? Masakan dengan mengikat
satu di Tank dan menyeret yang lain dengan tali, sudah membuktikan bahwa penembakan
benar-benar terjadi?? Pak Mayjen DJASRIL MARIN, anda memang benar-benar seorang
DanPUSPOM Plastik!!! Selamat memancing kerusuhan baru, dan semoga sukses!!!
Saudara-saudara sebangsa,
Jika kita punya sesuatu masalah yang harus diselesaikan, apakah dengan terus mengomel
dan bersikap uring-uringan, masalah itu dapat diselesaikan? Tentu tidak!!! Kita memerlukan
ketenangan untuk bisa melihat permasalahan dengan lebih jelas! Ambon/Maluku punya
masalah, dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, Ambon/Maluku 'harus tenang'!! Dengan
adanya YonGab, 'ketenangan' yang mutlak dibutuhkan itu, "sudah mulai tercapai"!!! Hal ini
berarti, semua masalah yang terkait atapupun yang 'dikakatakan terkait' dengan konflik
Ambon/Maluku, akan mulai terlihat lebih jelas!!! Jika benar, FKM atau RMS adalah dalang dari
konflik berkepanjangan ini, maka 'ketenangan' inipun akan memungkinkan kita untuk
melihatnya dengan jelas!! Jika warga Kristen Ambon/Maluku memang terlibat dengan
'pendalangan' kerusuhan tersebut, maka agar keterlibatan itu bisa tetap dibungkus rapih, warga
Kristen Ambon/Maluku harus "mempertahankan kondisi rusuh"!!! Kenyataannya, warga Kristen
Ambon memilih 'ketenangan'!!! Sebaliknya, bentrokan YonGab dengan perusuh di Ruko Batu
Merah dan Wijaya II, menyatakan kepada kita, "siapa-siapa yang ingin melanggengkan
kerusuhan", agar persoalan sebenarnya bisa tetap 'terbungkus rapih'!!! Paling tidak, itulah yang
saya rasakan!!!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |