The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Wed, 21 Feb 2001 11:30:24

DUET "LASKAR & DANPUSPOM" - PLASTIK
download artikel     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Rupanya saja sedikit "keseleo", sebab kasus aneh "Ruko Batu Merah dan Komando Siluman Wijaya II", ternyata menjadi bahan berita lagi! Setelah Tim Pencari Fakta (TPF)-TNI turun ke Ambon, ternyata PUSPOM Jakarta menurunkan 'tim tandingan juga'!! Pada awalnya, orang tidak dapat menerka tujuan dari 'tim tandingan' ini, dan hanya menyebutnya sebagai "kerja tumpang tindih"! Saat ini saya pikir, 'tujuan tim tandingan' itu sudah bisa kita tebak deakurasi yang cukup!!! Setelah Panglima TNI, Laksamana Widodo AS memberikan pernyataan resmi di hadapan Komisi I DPR-RI, DanPUSPOM TNI, Mayjen Djasri Marin, tak mau ketinggalan untuk mengemukakan "temuan tim tandingan"nya!!! Ulah DanPUSPOM TNI ini ternyata menimbulkan "polemik baru", yang serta merta "diterkam" oleh "media penghasut-republika-gama" dan "para habib haramnya"!!! Secara samar, dari reaksi "para pendusta dan penghasut" ini, kita sudah bisa melihat "tujuan tim bayangan" PUSPOM, terlepas dari kemungkinan adanya penilaian bahwa DanPUSPOM telah melakukan tindakan yang "tidak etis", dengan "tidak menghormati hirargi kepemimpinan TNI"!!!

Jikalau yang dilakukan DanPUSPOM TNI, Mayjen Djasri Marin ini, murni dilandasi oleh "kebenaran", saya pikir kita harus menghargai sikap ksatrianya yang 'pantang menyerah dan rela berkorban" dengan melanggar 'disiplin TNI' demi 'kebenaran'!! Tetapi jika "sebaliknya", maka yang pertama harus kita catat, bahwa kemungkina besar, "okum TNI-AD" ini termasuk yang "tidak rela", jika "pimpinan tertinggi TNI" yang selama ini "dimonpoli oleh AD, harus berpindah ke AL!!! Kemungkina lain adalah bah-"oknum TNI ini memiliki keterkaitan tertentu dengan "perusuh haram" yang tidak rela melihat ketenangan yang tercipta di Ambon/Maluku !!! Di samping itu, tidak tertutup kemungkinan bah-'pelanggaran hirargi di dalam struktur kepemimpinan TNI, disebabkan oleh "gabungan kedua hal" di atas!! Untuk itu, mari kita lupakan sejenak masalah "ramuan terakhir - racun penghasut" dari "laskar haram beriman", yaitu RMS dan FKM, untuk lebih serius membicarakan kasus Panglima TNI vs DanPUSPOM TNI ini!!

Brigjen I MADE YASA:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal

Di Jakarta pada hari yang sama, Pangdam Pattimura, Mayjen I Made Yasa menolak usulan beberapa ormas Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia, untuk menarik Yongab atau Pasukan Batalyon Gabungan TNI dari Maluku.Dia tetap yakin keberadaan Yongab efektif untuk meredam konflik di Maluku. Penegasan tersebut dikemukakannya dalam acara dengar pendapat dengan Komisi I DPR, kemarin. Dia menambahkan tragedi Batu Merah, sebuah desa di Ambon, pada 19-22 Januari lalu bukanlah disebabkan oleh ulah Yongab, melainkan dilakukan oleh "orang-orang yang tidak jelas identitasnya." Tindakan yang menewaskan warga sipil Maluku itu, katanya, tidak bisa dibiarkan karena bisa membuat kondisi tidak aman. Dalam peristiwa itu, pasukannya telah menjalankan tugas sesuai prosedur.

JOSHUA:
Saya "mendukung penuh" pernyataan Pandam XVI Pattimura ini, karena setelah "Komando Siluman Wijaya II" diberangus oleh pasukan gabungan, YonGab, situasi Ambon/Maluku menjadi tenang dan terkendali!!! Dengan "tidak" meperkecil arti nyawa manusia, saya harus katakan bahwa dibandingkan dengan "korban warga Kristen" yang ditembak mati dan luka-luka di Teluk Ambon, saja, 15 mayat di Ruko Batu Merah itu "tidak ada artinya"!!! Jika dibandingkan dengan jumlah "perusuh" yang mati, misanya korban 600-700 perusuh di Desa Kristen Kariuw yang sekarang musnah, apalagi "ribuan laskar haram yang mati konyol", saya boleh katakan bahwa 15 mayat di Ruko Batu Merah itu hanyalah secuil kotoran di ujung kuku!!! Setelah "ribuan perusuh mati konyol",sampai saat ini, 15 mayat di Ruko Batu Merah, "tidak mungkin" bisa membuat kepanasan berbagai "ormas penunggang Islam" serta "para pentolan MUIblis" di Jakarta sana!!! Dua "masalah utama" yang dihadapi "para perusuh jahanam" beserta "para sahib" mereka adalah MENIPISNYA SDM+DANA REKRUT , dan KEDISIPLINAN YONGAB!!! Ini belum termasuk SENJATA + AMUNISI yang juga menipis karena DISITA YonGab!!! Yang paling ditakuti oleh "komplotan penunggang agama" di atas adalah KETENANGAN DAN PERDAMAIAN di Ambon/Maluku, sebab di dalam kondisi ini, segala yang BERBAU BUSUK akan segera TERCIUM!!! Untuk "menjubahi kebusukan" tersebut, mereka MEMBUTUHKAN KERUSUHAN (untuk di alihkan ke RMS),sementara "perusuh" mereka sudah LOYO harus berhadapan dengan keperkasaan dan kedisiplinan YONGAB!!!

Laksamana WIDODO AS:
Source Indonesiamu Date 2001-02-19
TNI: Sukses, Operasi Pasukan Yon Gab I di Maluku

Jakarta (Indonesiamu)--Meski pasukan dari Batalion Gabungan I (Yon Gab I) mendapat cercaan banyak pihak karena bekerja secara tak netral, Panglima TNI, Laksamana Widodo AS, mengklaim pasukan ini sukses bekerja di Maluku. Terbukti mampu memisahkan kelompok yang bertikai, menyita ratusan senjata dan bom rakitan, serta ribuan amunisi hanya dalam waktu 6 bulan. Bahkan, tambahnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin (19/2), Batalyon yang satu ini mampu menjaga displin prajurit hingga selama enam bulan tidak ada laporan pelanggaran yang masuk. Laksamana uga mengakui bahwa Yon Gab I sempat menahan belasan perwira Polri dan TNI AD pada 20 dan 21 Januari kemarin.

JOSHUA:
Kembali lagi, saya harus 'sangat setuju' dengan pernyataan Panglima TNI, karena apa yang dinyatakan beliau, "hampir" seluruhnya adalah "kenyataan"!!! Saya katakan "hampir" benar dalam artian bahwa "kedisiplinan YonGab" di dalam hal "kenetralan" masih belum "teruji secara keseluruhan"!!! Bahwa para Prajurid YonGab tidak "menyertakan pertimbangan agama" di dalam melaksanakan tugasnya, memberangus "Komando Siluman Wijaya II" yang kata 'laskar haram' itu, "kebetulan semuanya Muslim", belum teruji dengan "Komando Siluman Lain", yang "kebetulan semuanya Kristen"!!! Begitupun, saya harapkan semoga kami, warga Kristen Ambon/Maluku "tidak" dirasuk setan untuk mencoba membuktikannya!!! Cukuplah sudah pengalaman dan kenyataan bagi kami, untuk menyatakan bahwa "Pasukan yang satu ini adalah yang terbaik, dari yang pernah bertugas di Ambon/ Maluku, tanpa sedikitpun mengecilkan kemampuan dari pasukan lain, seperti Yon-509, Yon-521 dan punya kami warga Ambon/ Maluku, Yon-731 Kabaresi, Waipo!!!

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal

Keterangan I Made Yasa ini bertentangan dengan keterangan Dapuspom TNI Mayjen Djasril Marin. Dia menilai peristiwa Batu Merah meletus lantaran tidak ada kepatuhan komando, sehingga menelan korban dari pihak sipil. Danpuspom TNI Mayjen Djasri Marin mengakui ada oknum TNI yang terlibat dalam peristiwa Batu Merah di Ambon. Akibatnya, sejumlah korban sipil pun berjatuhan. Dugaan keberpihakan Yongab yang terdiri dari Marinir dan Kopassus itu terhadap mereka yang bertikai di Ambon, muncul setelah terjadi insiden di Hotel Wijaya II.

JOSHUA:
Coba kita simak kalimat kedua dari bagian di atas!!! DanPUSPOM menyebutkan "sebab tidak ada kepatuhan komando", tanpa merinci dengan jelas, "siapa yang tidak patuh pada komando" !!! Jika "ketidakpatuhan komando" ini dihubungkan dengan "korban sipil", orang akan mengiterpretasi bahwa YonGab-lah yang tidak patuh pada komando!!! DanPUSPOM kemudian mengaku, bahwa ada "oknum TNI yang terlibat", tanpa menyebutkan 'nama'-dan 'satuan'-nya, yang menyatakan bahwa "oknum TNI tersebut bukan bagian dari YonGab", pada saat itu!!! Lagi-lagi, akan ada banyak orang yang tidak tahu menahu duduk persoalannya, akan berpikir bahwa "oknum TNI yang terlibat" itu adalah yang "tidak patuh pada komando", dan "salah satu dari YonGab", pada saat itu!!! Ditambah dengan "dugaan" (hanya 'dugaan') ketidaknetralan YonGab, maka lengkaplah sudah "kecurigaan umum" terhadap YonGab, dimana DanPUSPOM adalah "pengeruh air dan penghasut"-nya!!! Sampai di sebegitu sajakah kemampuan seorang DanPUSPOM???

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Radio Nederland Wereldomroep Date 2001-02-20
Maluku Kembali Ramai, Kini Mendapat Sorotan Internasinal

Penggerebekan Hotel Wijaya II, tanggal, 22 Januari 2001, itu karena tempat itu diduga dijadikan sarang para provokator. Sebab, dari kawasan hotel ini, sering terjadi penembakan misterius. Ketika terjadi penggerebekan, pasukan dari Yongab langsung menembaki orang-orang yang ada maupun yang lewat kawasan itu. YonGab lalu menangkap dan memukuli beberapa perwira TNI maupun polisi di sana. Seorang petugas LSM internasional yang berada di sana ketika itu melihat bagaimana tentara menembaki orang &NULL orang dari kedua belah pihak.

JOSHUA:
Mengapa "narasi" pernyataan seorang DanPUSPOM bisa sangat mirip dengan pernyataan atau kesaksian "laskar jahad ahlus dus'-ta wal ha'sut"?? Mengapa "pasukan elit" harus menembak war- (warge -red) sipil, jika warga sipil "tidak merupakan ancaman" bagi mereka?? Masakan seorang DanPUSPOM yang "Mayjen" tidak tahu bah- (bahwa -red) di dalam kersuhan Ambon/Maluku akhir-akhir ini, yang dikatakan warga si;il itu adalah mereka yang "bukan anggota TNI/Polri", tetapi "tidak selalu berarti 'tidak bersenjata'"!!! Contohnya adalah "anggota DPRD Fraksi PPP yang tertangkap membawa BOM, yang katanya "untuk menjaga diri"!!! Warga Kristen disekitar Ruko Batu Merah, seperti di Mardika, Soya Kecil,menggunakan istilah "Ambon akan tenggelam" untuk melukiskan kedahsyatan ledakan senjata dan bom pada saat itu!!! Apakah "pasukan elit" seperti YonGab harus mengeluarkan tembakan dan pemboman seperti itu, hanya untuk berhadapan dengan "beberapa warga sipil tak bersenjata"?? Apakah seorang DanPUSPOM tidak bisa berpikir bahwa "tidak mungkin para anak buah" akan berdiam diri melihat "Komando" mereka hendak disergap oleh YonGab??? Sudahkah "tim tandingan TPF-TNI", memeriksa tubuh dari anggota Brimob yang jadi korban, sehingga bisa diperkirakan dari 'depan atau belakang' dan dari 'jarak berapa meter' almarhum ditembak?? Mengapa "tindakan desersi" dan "penembakan Komando Siluman Wijaya II terhadap YonGab", tidak dipersoalkan DanPUSPOM, tetapi "pemukulan" terhadap mereka yang dipermasalahkan?? DanPUSPOM mengangkat saksi yang seolah-olah melihat "tentara (YonGab) menembak kedua belah pihak, karena warga Kristen lagi bertempur melawan yang Muslim!!!?? Kalau YonGab menembak "yang ada maupun yang lewat" disekitar situ, dimana "posisi saksi" DanPUSPOM itu ketika peristiwa tersebut berlangsung??? Semoga DanPUSPOM bisa tidur nyenyak, sambil memikirkan pertanyaan-pertanyaan saya!!!

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Tempo Date 2001-02-19
Kasus Batu Merah Ambon: Ada Oknum TNI yang Terlibat

TEMPO Interaktif, Jakarta:Danpuspom TNI Mayjen Djasri Marin mengakui ada oknum TNI yang terlibat dalam peristiwa Batu Merah di Ambon. Akibatnya, sejumlah korban sipil pun berjatuhan. "Itu akibat kecerobohan personel Yon Gabungan," kata Djasri usai rapat dengar pendapat umum Panglima TNI dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (19/2). Diketahui, peristiwa pada 19-22 Januari di Batu Merah, Ambon, berawal dari adanya tembakan ke arah Yon Gabungan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Aparat kemudian menindaklanjutinya dengan melakukan sweeping terhadap masyarakat di sekitar Batu Merah. Akibatnya, timbullah korban di pihak sipil.

JOSHUA:
Kali ini, "kebodohan" Dan PUSPOM yang sama diulangi, dengan menambah bumbu "hasutan", "akibat kecerobohan YonGab"!!! Yang amat memalukan adalah bahwa "komentar ini diberikan diluar pertemuan"!!! Akibatnya, hasil pertemuan, seperti yang disampaikan olah Panglima TNI, berbeda dengan 'bualan' si Dan PUSPOM!! Ungkapan "kecerobohan" sengaja digunakan tanpa penjelasan, supaya orang memperoleh "kesan yang salah" tentang YonGab!!! Orang ini mengatakan bahwa "YonGab ditembak oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab" , tetapi orang-orang tersebut tidak diklasifikasikan, berapa yang "anggota TNI/ Polri", dan berapa yang "sipil"!!! DanPUSPOM seolah-olah tidak bisa mengerti "tingginya risiko melakukan sweeping senjata api", dibandingkan dengan "sweeping KTP/SIM"!!! Apakah penggrebegan "Hasan, dkk + senjata + amunisi" belakangan ini, tidak bisa menyentuh instink seorang "Polisi Militer" bahwa senjata api dan amunisi itu tersebar ditangan warga sipil"??? Saya mulai kuatir, bahwa kita sedang berhadapan dengan seorang "DanPUSPOM PLASTIK"!!!

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Tempo Date 2001-02-19
Kasus Batu Merah Ambon: Ada Oknum TNI yang Terlibat

Djasri menyebutkan, salah satu anggota Yon Gabungan yang terlibat adalah angota Irdam Pattimura Mayor Nurdin. Ia diketahui melepaskan serentetan tembakan. Namun, lanjut dia, sampai saat ini, pihaknya belum mengambil tindakan apa-apa terhadap Nurdin dan anggota Yon Gabungan lainnya. Sebab, sejauh ini, masih dilakukan penyelidikan lanjutan. Khusus untuk Nurdin, kata Djasri, pihaknya sudah memberikan peringatan lisan dan surat peringatan. Namun, ia belum bisa memutuskan apakah Nurdin akan dijadikan tersangka atau tidak.

JOSHUA:
Perhatikan "kelicikan Dan PUSPOM Plastik" kita ini (atau kelicikan republika?)!!! Dia tidak menerangkan bahwa Mayor Nurdin Nontji saat itu "bersama-sama dengan Komando Siluman Wijaya II", dan karena itu "melepaskan serentetan tembakan ke arah YonGab!!! Berulang-ulang DanPUSPOM Plastik ini mengakui keterlibatan si "mayor nurdin" di dalam Komando Siluman Wijaya II, dan malah diketahui melepaskan serentetan tembakan ke arah YonGab, tetapi "masih perlu penyelidikan lagi"!!! Lalu, YonGab yang bereaksi terhadap "tindakan desersi" tersebut segera saja dicap sebagai "tindakan ceroboh", walau disana-sini ada istilah "mungkin"!!! Bagaimana tidak disebut DanPUSPOM Plastik???

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan

JAKARTA-Pusat Polisi Militer (Puspom) menduga Batalyon Gabungan (Yon Gab) TNI telah bertindak di luar kepatutan dalam insiden Batu Merah Ambon, 19 dan 22 Januari 2001. Namun Pangdam Pattimura Brigjen I Made Yasa membantahnya. Danpuspom TNI Mayjen Djasrie Marin mengatakan, Puspom TNI telah mengirim tim untuk menyelidiki insiden yang menewaskan belasan warga sipil itu. Menurut Djasrie dalam rapat kerja Panglima TNI dengan komisi I DPR, tim telah meminta keterangan sejumlah saksi. Usai rapat Djasrie menjelaskan tindakan diluar kepatutan yang dimaksudkan adalah bahwa Yon Gab telah bertindak sehingga menimbulkan korban.

JOSHUA:
Kembali lagi DanPUSPOM Plastik kita menggunakan istilah "klise - menduga"!!! Sementara itu, kita belum sedikitpun disuguhi dengan "hasil penelitian dari Tim Pencari Fakta (TPF)-TNI"!!! Akibatnya, DanPUSPOM Plastik ini seenaknya menggunakan para saksi yang "kesaksian dusta mereka pernah saya telanjangi"!!!! Coba bayangkan, betapa rendahnya kualitas keprajuridan si Dan PUSPOM Plastik ini, sehingga dia memberikan istilah "diluar kepatutan" pada "proses penyergapan Komando Siluman Wijaya II, dan anak buahnya yang bersenjata api lengkap", hanya karena adanya korban, seakan-akan yang dilakukan adalah sweeping KTP /SIM!!! Coba tanyakan si jago "patutan" ini, apa dia punya prosedur dan taktik yang bisa diandalkan untuk mencagah jatuhnya korban, jika dia berhadapan dengan situasi yang dihadapi oleh YonGab!!! Dia hanya pandai bicara!!! Coba saja perhatikan semua 'teori dan logika' si DanPUSPOM Plastik ini!!! Asal bicara!

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan

Penyelidikan, jelas Djasrie, pertama dilakukan kepada anggota TNI yang ditemukan di hotel tersebut. Mereka diduga melakukan tindakan indisipliner, yaitu tanpa izin tinggal di tempat tersebut dan membawa senjata tanpa surat izin. Sejumlah barang bukti berupa selongsong peluru, dan kerusakan-kerusakan di tempat kejadian juga berhasil dikumpulkan. "Kedua, penyelidikan kepada anggota Yon Gab yang dalam hal ini mungkin melakukan tindakan di luar kepatutan sehingga timbul korban masyarakat," tutur Djasrie. Diuraikan, insiden diawali tembakan yang mengarah ke pasukan Yon Gab. Batalyon gabungan tiga pasukan elite-Kopassus AD, Marinir AL, dan Pasukan Khas AU-kemudian mengadakan sweeping di Hotel Wijaya II, tempat tembakan diduga berasal, dan mengakibatkan jatuh korban warga sipil. Djasrie juga mengaku telah meminta keterangan 14 orang korban yang saat ini ada di Jakarta. Para korban itu kini dirawat di RS Yarsi Cempaka Putih. Puspom TNI, katanya, juga sudah meminta anak peluru yang tertinggal di salah satu tubuh korban.

JOSHUA:
Setelah memberikan pernyataan bahwa "YonGab bertindak ceroboh dan di luar kepatutan", kembali lagi DanPUSPOM Plastik kita menggunakan istilah "mungkin"!!! Dari penjelsan si DanPUSPOM Plastik ini, dapat disimpulkan bahwa "korban sipil yang jatuh itu berada di Hotel Wijaya II"!!! Lalu bagaimana dengan cerita "nenek kencing darah karena tertembak YonGab" dan "sangkur berdarah dijilat (kemudian diisap) YonGab", seperti yang dikarang oleh para saksi dusta andalannya itu??? Lalu, apa gunanya peluru itu diselidiki jika dari tadi YonGab saja yang menembak??? Atau mungkin ingin membuktikan "arah dan jarak" tembakan??? Hei DanPUSPOM Plastik, coba perhatikan bahwa ada saksi yang mengaku, "semua tembakan dilakukan dari jarak dekat"!!! Menurut naluri atau teori andalan anda, apakah jenis senapan yang digunakan YonGab bisa mengeram di dalam tubuh seseorang, dan orang itu masih bisa hidup, jika ditembak dari ja-rak dekat??

Mayjen DJASRIL MARIN:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan

"Untuk dapat menentukan siapa yang bersalah, kita tidak gegabah, "ujar Djasrie. Yang jelas, "Timbulnya korban itu yang diluar kepatutan. Timbulnya korban akibat tindakan keamanan seharusnya tidak boleh terjadi," tegas Danpuspom.

JOSHUA:
Dan PUSPOM Plastik "omong kosong"!!! Apakah pernyataan "bertindak ceroboh" dan "bertindak diluar kepatutan" itu bukan sebuah "pernyataan gegabah", kalau bukan "pernyataan dungu"?? Kembali saya ingin ada yang menanyakan si DanPUSPOM Plastik ini, "bagaimana seharusnya bentuk pengamanan yang tidak membawa korban", di dalam situasi yang dihadapi YonGab??? Jangan asal buka mulut di luaran dan dibelakang!!!!

Brigjan I MADE YASA:
Pangdam Pattimura I Made Yasa membantah anak buahnya telah melakukan tindakan di luar batas. Yon Gab, menurut dia, sudah bertindak sesuai prosedur. "Itu baru indikasi yang ditemukan, apakah itu benar atau tidak nanti dibuktikan. Saya melihat anak buah saya baik-baik," tegasnya.Ditanya tindakan diluar kepatutan yang dikatakan Danpuspom, Made Yasa mengatakan: "Tanyakan kepada yang menyampaikan tadi." Djasrie mengakui, mungkin langkah yang diambil Yon Gab sudah sesuai prosedur. Namun, katanya, meski sesuai prosedur ternyata jatuh korban.

JOSHUA:
Memanng benar usapan Pangdam XVII Pattimura ini!!! Bisa buka mulut dan berikan pernyataan, jelaskan dan buktikan pernyataan kamu, DanPUSPOM Plastik!!! Tanyakan si sahib "laskar jahad ahlus dus'ta wal ha'sut" ini, apa ada "tindakan yang sesuai prosedur", tetapi "ceroboh" dan "tidak patut"??? Sebutkan dan dan jelaskan beserta contohnya (kita tes kemampuan koordinasi mulut-otaknya)!!!

REPUBLIKA:
Source Republika Date 2001-02-20
Yon Gab TNI Diduga Bertindak di Luar Kepatutan

Rekonstruksi
Dari Ambon dilaporkan, tim penyelidikan dan Penyidikan Puspom TNI melakukan rekonstruksi kasus penembakan di Ruko Mardika, Kodya Ambon, Senin (19/2). Rekontruksi dilakukan untuk membuktikan tindakan pasukan Marinir yang diduga menembak 4 warga sipil. Rekonstruksi mendapat pengawalan ketat Yonif 407 Diponegoro dan menghadirkan dua orang saksi kunci, yaitu Taufik Marasabessy (sopir mobil pangkalan DE 181) dan Djamal Sangadji (penjaga pasar apung ruko Mardika). Rekonstruksi dihadiri Ketua Tim Puspom TNI Kol CPM Armen B dan empat anggota Mayor CPM M Tapian, Mayor CPM Yuliadi, Mayor CPM Ary, dan Lettu CPM Pursugianto. Dalam rekonstruksi, Tim Puspom TNI memakai dua sukarelawan warga sipil yang bertindak sebagai Yudi Arief dan Ruslan Sarpan --dua korban dalam insiden itu. Saksi Taufik cs memperlihatkan bukti-bukti, telah terjadi penembakan Yudi dan Ruslan. Setelah itu, datang dua panser yang membawa pergi kedua mayat korban, satu di antaranya diseret dengan tali. sbt/kir

JOSHUA:
Lihat tim Dan PUSPOM Plastik main sinetron detektif-detektifan! Maaf kalau saya keliru, tetapi 'rekonstruksi' itu biasanya dilakukan berdasarkan "pengakuan terdakwa" kan??? Disamping itu, mengapa tidak ada rekonstruksi tentang "anggota Brimob" yang kata saksi dusta andalan kalian itu, ditembak oleh YonGab hanya beberapa centimeter dari tubuhnya terlihat di pintu"?? Coba ambil kesaksian dusta yang saya komentari lalu bikin rekonstruksi!! Kalian akan menginap di rumah sakit gila untuk beberapa lama, sebelum bisa kembali bertugas! Coba buka tayangan "laskar jahad ahlus dus'ta wal ha'sut" tentang "daftar para saksi dan korban", supaya kalian bolah siuman, bahwa "dua saksi kunci" itu "tidak ada di dalam daftar tersebut"!! Selidiki, dimana "kedua saksi tambahan" itu berada, karena "Pasar Apung dan Hotel Wijaya II dihalangi oleh lapisan deretan Ruko Mardika yang memanjang searah pantai"!!! Tanyakan juga "pangkalan mana" yang dimaksud, karena semua terminal di Ruko

Batu Merah berada di antara deretan Ruko yang tegak lurus pantai!! Mana yang bisa dipegang sebagai kesaksian yang benar, jika cerita tentang kedua mayat fiktif itu selalu berubah??? Dulu, "keduanya diseret", lalu "keduanya diikat di belakang Tank, dan sekarang "satu diikat di Tank dan satu diseret dengan tali??? Siapa yang menyaksikan peristiwa fiktif yang terjadi di ujung Ruko Mardika, yang jauh dari Ruko Batu Merah?? Dimanakah "posisi bekas darah yang katanya dihapus dengan air dua gen", dan "dimanakah kedua jaket hitam dan merah yang masing-masingnya berlobang 3 buah, tetapi tanpa noda darah?? Masakan dengan mengikat satu di Tank dan menyeret yang lain dengan tali, sudah membuktikan bahwa penembakan benar-benar terjadi?? Pak Mayjen DJASRIL MARIN, anda memang benar-benar seorang DanPUSPOM Plastik!!! Selamat memancing kerusuhan baru, dan semoga sukses!!!

Saudara-saudara sebangsa,
Jika kita punya sesuatu masalah yang harus diselesaikan, apakah dengan terus mengomel dan bersikap uring-uringan, masalah itu dapat diselesaikan? Tentu tidak!!! Kita memerlukan ketenangan untuk bisa melihat permasalahan dengan lebih jelas! Ambon/Maluku punya masalah, dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, Ambon/Maluku 'harus tenang'!! Dengan adanya YonGab, 'ketenangan' yang mutlak dibutuhkan itu, "sudah mulai tercapai"!!! Hal ini berarti, semua masalah yang terkait atapupun yang 'dikakatakan terkait' dengan konflik Ambon/Maluku, akan mulai terlihat lebih jelas!!! Jika benar, FKM atau RMS adalah dalang dari konflik berkepanjangan ini, maka 'ketenangan' inipun akan memungkinkan kita untuk melihatnya dengan jelas!! Jika warga Kristen Ambon/Maluku memang terlibat dengan 'pendalangan' kerusuhan tersebut, maka agar keterlibatan itu bisa tetap dibungkus rapih, warga Kristen Ambon/Maluku harus "mempertahankan kondisi rusuh"!!! Kenyataannya, warga Kristen Ambon memilih 'ketenangan'!!! Sebaliknya, bentrokan YonGab dengan perusuh di Ruko Batu Merah dan Wijaya II, menyatakan kepada kita, "siapa-siapa yang ingin melanggengkan kerusuhan", agar persoalan sebenarnya bisa tetap 'terbungkus rapih'!!! Paling tidak, itulah yang saya rasakan!!!

Salam Sejahtera!!!

JL.

Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com