The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Fri, 23 Feb 2001 13:17:17

TO: ABIL HAKIM; TENTANG LEBARAN BERDARAH
download artikel     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Saya memperoleh kesempatan lagi, untuk menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan peristiwa "Lebaran Berdarah" di Ambon/Maluku. Saya akan menjawab email sdr. Ambil Hakim, melalui situs ini, supaya lebih banyak yang bisa mengambil manfaatnya. Saya mohonkan kepada saudara-saudara yang sungguh-sungguh 'mencintak kebenaran', untuk membantu saya menyebar luaskan jawaban saya ini, kepada saudara-saudara kita yang selama ini disuguhi dengan berita-berita yang sama sekali jauh dari kebenaran. Jika anda belum yakin juga, silahkan anda diskusikan jawaban saya ini, dengan mencari dan mempertimbangkan berbagai bukti terkait!!! Tuhan akan mengenyangkan orang-orang yang lapar akan kebenaran!!!

ABIL HAKIM:
From: Abil Hakim <abil@capella.co.id
To: joshualatu@hotmail.com
Subject: To: Papa Joshua
Date: Fri, 23 Feb 2001 22:46:13 +0700

Salam persatuan,
Saya ingin tahu pendapat dari papa Joshua mengenai siapa yang memulai kasus dalam Idul Fitri Berdarah 1999, siapa yang memulai penyerangan kepada ummat islam ketika mereka sedang solat id.?
terima kasih

JOSHUA:
Saudara Abil Hakim sebenarnya 'tidak sedang bertanya', tetapi memberikan 'pernyataan samar', dengan menggunakan kalimat bertanya!!! Ungkapan "siapa yang memulai penyerangan kepada ummat islam ketika mereka sedang solat id?", adalah "jari telunjuk", yang mengarahkan pandangan curiga orang banyak kearah 'warga Kristen Ambon/Maluku'. Siapa lagi yang menyerang "warga Muslim Ambon/Maluku", kalau bukan warga Kristen Ambon/Maluku? Mari kita buktikan bahwa pertanyaan ini adalah 'pernyataan yang tidak memiliki kebenaran sedikitpun'!!

ISTILAH LEBARAN BERDARAH

Istilah "Lebaran berdarah" ini tidak dikenal oleh warga Kristen Ambon/Maluku, paling tidak, sebelum tanggal 19 Januari 1999! Istilah ini lahir bersama "Tim Advokasi Lebaran Berdarah dan Posko Lebaran Berdarah", pada tanggal 6 Januari 1999, diresmikan oleh MUI-Maluku, di kompleks Mesjid Al Fatah, Ambon!!! Istilah ini barangkali tidak terlalu bersalahan dengan situasi sore hari, 19 Januari 1999 itu, tetapi "yang berdarah bukanlah yang merayakan Lebaran!!! Yang berdarah adalah warga Kristen di Mardika dan Silale! Mungkin istilah yang paling tepat digunakan adalah, "Lebaran Berlumuran darah Kristen"!!!

SITUASI AMBON SEPUTAR 19 JANUARI 1999

Menjelang 19 Januari 1999, keadaan Ambon memang tidak seperti biasanya. Bentrokan SARA di Dobo, Maluku Tenggara sebelumnya, menjadikan kami, warga Kristen Ambon lebih bersikap hati-hati, terutama pada 'malam Takbiran'!! Beberapa daerah dan desa Kristen yang mungkin dilalui oleh "konvoi Takbiran", malah bersikap ekstra hati-hati, dengan mengharuskan para "pemuda"nya untuk "tidak berdiri di pinggir jalan, tetapi tinggal di rumah, atau ikut kebaktian di Gereja. Pertimbangnanya adalah bahwa seorang provokator yang berada di dalam mobil konvoi tersebut bisa saja berteriak "Aduh!", sambil meraba kepalanya seakan-akan dia dilempar oleh pemuda Kristen yang terlihat di tepi jalan. Kami sendiri memilih tinggal di rumah, sambil nonton TV atau menikmati acara lain dengan keluarga. Begitupun, kami masih beberapa kali keluar sejenak, sekedar untuk 'melambaikan tangan'!!!

Kehati-hatian ini "tidak ada hubungannya sama sekali dengan Lebaran atau Islam", tetapi lebih disarkan pada pertimbangan "jumlah massa yang akan sukar untuk dikendalikan"!!! Siapa yang bisa mengatur sebagian pemuda yang sudah bertelanjang badan sambil mengibar-ngibarkan kemejanya?? Suatu hal yang cukup penting, menyangkut kebijakan 'ekstra hati-hati' ini akan sangat terungkap di dalam pembahasan berikutnya!

Hari Selasa, 19 Januari 1999, pagi, segala sesuatu berjalan seperti biasanya, hanya masih terkesan sedikit lebih sepi. Begitupun, "Sembahyang Ied" dapat berjalan seperti seharusya, tidak ada masalah sedikitpun dalam hubungannya dengan warga Kristen!!! "Tidak ada penembakan, dan malahan pelemparanpun tidak terpikirkan"!! Siapapun yang tidak percaya, silahkan bertanya langsung kepada Gubernur Maluku, DR.Saleh Latuconsina! Jika ada yang datang kepada anda dengan cerita fiktif "penembakkan jemaah Ied", anda mintakan "rincian kronologi dan daftar Korban" peristiwa tersebut!! Saya percaya, orang tersebut tidak akan kembali lagi!! Seandainya dia datang juga, bagikan data itu dengan saya, supaya kita bisa lakukan analisa bersama!!

Misalkan (ingat, ini hanya pemisalan), warga Kristen memang berniat menyerang warga Muslim, dan anda adalah salah satu 'komandan Kristen', yang menyusun strategi penyerangan!!! Mana yang anda pilih, "menembaki Jemaaah Ied yang terkawal di lapangan terbuka, pada siang hari", ataukah "meledakkan konvoi Takbiran, ketika mereka berada di dalam 'daerah Kristen, pada malam hari yang relatif gelap"??? Pertimbangkan juga besarnya kemungkinan untuk 'melaksanakannya, tanpa terdeteksi atau dicurigai aparat Keamanan'!!! Jika saya yang memimpin rencana penyerangan tersebut, kami tidak akan menyerang pada Hari Lebaran, tetapi pada Hari Natal, berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, walau kami memiliki seribu satu kebenaran yang menjadi alasan penyerangan, kami lebih cenderung untuk dikutuk, karena menyerang orang pada hari Raya Keagamaan mereka!!! Kedua, pada saat Natal, kami dapat melakukan mobilisasi massa tanpa dicurigai, misalnya dengan Perayaan Besar-besaran, dimana warga Kristen asal Ambon/Maluku dari seluruh pelosok Indonesia, dapat menghindar dari daerah yang didominasi Muslim, dengan alasan mudik Natal. Hal yang sama juga dapat dilakukan oleh warga Kristen Ambon/ Maluku dari luar negeri, seperti Belanda!! Jika memang benar bahwa dalangnya adalah RMS, perayaan Natal tesebut kami namakan "Natal ABRI-Rakyat", dimana Gubernur, Pangdam, Kapolda dan berbagai Pemimpin Daerah akan hadir, untuk kemudian disandera!!! Daerah bisa dilumpuhkan!! Jika rencana kami gagal, Natal dapat digunakan sebagai tameng, dan alat untuk mengkambinghitamkan umat Islam, bahwa kami diserang di saat kami lagi merayakan Natal - Kasih kami!! Sekarang anda bisa mengerti, mengapa penyerangan ke warga Kristen Ambon/Maluku, dilakukan pada Hari Lebaran kan???

Karena sampai dengan "siang" itu, segala sesuatu berjalan normal, warga Kristen mulai melaksanakan kebiasaan mereka, yaitu "bersilaturahmi ke rumah saudara, kenalan, dan teman Muslim, dimana keluarga saya mulai terpencar sesuai dengan tujuan masing-masing. Anak dari seorang saudara saya yant tidak suka banyak jalan, memilih ke Bioskop-21(Ambon Plaza) dengan teman-temannya, yang kemudian dibubarkan oleh aparat keamanan serta disuruh pulang. Tetangga saya yang baru pulang silaturahmi, menabrak pintu depan rumahnya dengan motornya, sambil berteriak, "Mardika Tabakar (= terbakar)…Mardika tabakar!" Kami yang sudah di rumah sempat berpikir bahwa peristiwa yang diteriakkan itu adalah "lagu lama", sebab Mardika (kristen) dan Batu Merah (Islam) itu seperti 'anjing dan dan kucing'!! Mungkin kali ini agak sedikit besarlah pertikaian rutin tersebut! Baru saja kami 'menikmati' "asap yang membubung di Mardika", kami dikejutkan oleh 'tiang asap lain dari arah Al Fatah'!!!

Ternyata asap itu bukan beraal dari daerah Muslim, tetapi dari daerah Kristen-Silale, dimulai dari rumah Kel. Alm. Albert Vigelyn Nikijuluw!!! Kejadian ini dimulai sekitar pukul setengah empat sore (15.30), sehingga Ambon benar-benar berubah menjadi sunyi mencekam!!!

Pada saat itu, Rombongan KKR - Remaja Gereja Perjanjian Baru, sedang berada di Desa Hila bagian Muslim, Kompleks Stasion Laut, Fakultas Perikanan Unpatti (Hila ini adalah desa campuran Salam-Sarani). Mereka kemudian terpencar-pencar mencari jalan pulang sendiri-sendiri lewat hutan, setelah beberapa di antara mereka sempat dibunuh, didalam kompleks tersebut. Rombongan KKR Remaja GPM- Bethlehem yang kembali dari desa Kristen Latuhalat, akhirnya gagal melewati daerah Muslim-Pohon Mangga (Air Salobar) dan harus mencari jalan lain lewat hutan/gunung. Banyak "rombongan silaturahmi" yang terjebak, dan ada yang lolos, tetapi ada juga yg. tidak. Ada keluarga Kristen yang memilih menggunakan hari libur itu untuk ke kebun, akhirnya tidak kembali lagi!!! Sekarang coba pikirkan, jika warga Kristen memang "sudah merencanakan penyerangan Lebaran Berdarah", mengapa harus ada rombongan KKR di desa Muslim, dan rombongan silaturahmi yang terjebak, dan lain-lain seperti itu???

Setelah melewati malam yang tegang, sekitar pukul 04.30 pagi, asap membubung lagi!! Kali ini dari daerah "Pasar Gambus" yang diserang oleh pemuda Kristen!!! Catatlah bahwa "hari sudah hampir pagi, Rabu, 20 Januari 1999", ketika warga Muslim Pasar Gambus "yang tidak terkawal" diserang dan dibakar!!! Itulah mengapa, daerah Pasar Gambus yang dihuni warga Muslim asal BBM ini saya namakan, "Tumbal Al Fatah" untuk membakar umat Islam senegara!!!

Sejujurnya, 19 Januari 1999, adalah "Lebaran berlumur darah orang Kristen"!!! Cerita dusta "penembakan Jemaah Ied" itu hanyalah 'upaya mengkambing-hitamkan warga Kristen', sekaligus 'menuntupi rencana busuk sendiri!!!

Satu hal yang terbersit dindalam pikiran saya, sehubungan dengan "Stasion Laut Fakultas Perikanan Universitas Pattimura" ini adalah bahwa, "jika benar seperti yang dituduhkan si kopral kastor (maaf, saya hanya punya gelar ini, yang saya rasa amat cocok untuk orang seperti ini) bahwa Unpatti proyek do minasi warga Kristen atas Muslim, mengapa Stasion Laut tersebut dibangun di desa Muslim, Hila??? Kampus Unpatti yg. berada di dalam desa-desa Kristen saja, bisa musnah bersama dengan desa-desa tersebut, apalagi Stasion Laut itu??!!!

Saya masih punya berbagai cerita tentang kerusuhan Ambon ini, tetapi biarlah saya berhenti sampai di sini. Usul saya, kalau anda disuguhi berita apapun tentang Konflik Ambon/Maluku, walaupun dari seorang Pendeta juga, 'pertimbangkan dulu segi logikanya dan lihat apa memang bisa masuk akal atau tidak'!! Gunakan sumber lain sebagai pembanding, tapi hilangkan dulu rasa sentimen anda, supaya anda bisa juga menilai berita yang anda anggap dari pihak lawan, dengan seobjektif mungkin!!! Terkadang, jika berita dari pihak lawan itu tidak berisi kejujuran, berita-berita itu akan 'saling bertentangan' sendiri, dan kebohongan mereka akan tampak jelas di mata anda!!!

Percayalah, orang yang "mencari kebenaran, akan memperoleh kebenaran"!!!

Salam Sejahtera!!!

JL.

Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com