|
|
INFORMASI ISLAMISASI DI DESA BEMU Sehari-harinya Samjak Keliau {70 thn} duduk terpekur di lokasi pengungsiannya di desa Usliapan, Waipia - kecamatan TNS. Lelaki tua ini masih berada dalam keadaan trauma berat akibat penyerangan dan penghancuran desa Bemu, tempat tinggalnya sebelum mengungsi. Ia tak bisa banyak berbicara, bahkan ketika diwawancarai tim Masariku struktur kalimatnya sangat tak teratur. Samjak merasa sangat terpukul bukan saja karena kampung halamannya dihancurkan. Tetapi juga karena istri dan ketiga anaknya masih terjebak disana tanpa diketahui nasibnya. Menurut tuturan Samjak, ketika desa Bemu yang penduduknya bercampur antara Islam dan Kristen, diserang mereka mengungsi ke Desa Adabai yang penduduknya juga bercampur antara Islam dan Kristen. Dari Adabai mereka kemudian melintasi hutan untuk mengungsi ke wilayah Seram Utara. kepala Desa Adabai yang beragama Islam kemudian menyusul rombongan pengungsi ini ke hutan, dan mengantarkan mereka ke di pesantren utara - Tanah Merah. Sebagian dari warga masyarakat Bemu kemudian diajak kembali ke desa Bemu, karena hubungan kekeluargaan antara penduduk Bemu yang Muslim dan Kristen sudah terbina sejak lama. elama satu minggu. ironisnya ketika kapal yang mengevakuasi mereka ke Waipia datang, Samjak berada pada lokasi yang terpisah dengan keluarganya. Dikarenakan kapal harus segera berangkat, maka Samjak segera menumpangi kapal menuju ke Waipia meninggalkan keluarganya. Pilihan ini diambil dengan harapan ia bisa mencari pertolongan untuk menyelamatkan mereka yang tertinggal. Received via email from: Masariku@yahoogroups.com |