Awal Keruntuhan Tembok Berlin
"Pada hari-hari ini aku akan menyamakan kedudukan denganmu!" adalah pernyataan yang tidak asing lagi bagi kita semua. Orang entah mengancam untuk melakukan sesuatu atau benar-benar membuat pembalasan kepada orang lain. Yang menjadi masalah dengan menyamakan kedudukan adalah kita tidak akan berada di depan, yang ingin dilakukan oleh hampir kita semua.
Saya menyukai kisah tentang apa yang terjadi selama masa-masa masih berdirinya Tembok Berlin. Pada suatu hari beberapa warga Berlin Timur memutuskan ingin mengirimkan kepada musuh mereka di Berlin Barat sedikit "hadiah." Mereka mengisi sebuah truk tanah dengan sampah, pecahan batu, batu, puing bangunan, dan apa saya lainnya yang tidak ada harganya. Mereka menjalankan truk menyeberangi perbatasan, mendapatkan izin masuk, dan membuang muatan di sisi Berlin Barat.
Tidak perlu dikatakan, warga Berlin Barat marah sekali dan ingin "menyamakan kedudukan" dengan mereka. Mereka akan "membayar mereka kembali." Untunglah, seorang yang sangat bijaksana ikut campur dan memberikan nasihat yang sama sekali berbeda. Sebagai akibatnya, mereka menanggapi dan memuati sebuah truk dengan makanan (yang langka di Berlin Timur), pakaian (yang juga langka), persediaan obat-obatan (yang lebih langka lagi), dan banyak kebutuhan pokok lainnya. Mereka membawa truk menyeberangi perbatasan, dengan hati-hati membongkar muatan, dan meninggalkan tanda yang berbunyi, "Masing-masing memberi menurut kemampuannya memberi."
Warga Berlin Barat telah mengambil falsafah Booker T. Washington secara harfiah. "Saya tidak akan membiarkan orang mana pun juga mempersempit dan merendahkan jiwa saya dengan membuat saya membencinya." Alkitab mengatakan bahwa kalau Anda membalas kejahatan dengan kebaikan, Anda "menumpuk batubara bahan bakar" di atas kepala orang lain. Dalam zaman Perjanjian Lama, menumpuk batubara bahan bakar pada kepala musuh adalah tindakan yang diberi imbalan oleh Tuhan. Anda akan tersenyum sementara Anda bertanya-tanya dalam hati bagaimana perasaan warga Berlin Timur, bersama rasa terima kasih karena diberi persediaan yang sangat dibutuhkan. Saya berani bertaruh bahwa mereka pasti malu dengan sikap mereka sendiri.
Pesan: Beri mereka pembalasan dengan kebaikan. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan yang sama. Bersikaplah lebih baik daripada itu.
Di antara banyak hal yang bisa Anda berikan dan tetap Anda miliki adalah perkataan anda, senyuman, dan hati yang penuh rasa terima kasih.
Anak laki-laki saya yang berumur enam tahun baru mendapatkan seekor anjing, maka kami mengirimnya ke sekolah kepatuhan, dan kalau berhasil, kami juga akan mengirimkan anjingnya. (Family Life)
Untuk Membuat Kita Tersenyum
Zig Ziglar, hal 143
Menyamakan Kedudukan
[ COMMENTS | DESIGNER | FRIENDS | INTERCESSION | LOVE | MUSIC | VEGETATION ]