Bab 14
Kreativitas

Kreativitas sering diartikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni, entah seni lukis, pahat, tari, musik, suara, rancang bangun (desain), dan sebagainya. Kemudian kelompok manusia terbelah menjadi dua: kelompok yang tidak memiliki bakat seni (tidak bisa menyanyi, melukis, memahat, menari) dan kelompok seniman, para praktisi atau pelaku seni.

Kreativitas dan seni juga dianggap sebagai sesuatu yang istimewa, sehingga praktisi seni dan seniman dianggap sebagai golongan kelas khusus. Mereka seolah sah bila tampil dengan atribut penampilan yang berbeda dari kondisi normal masyarakat. Seperti misalnya bila orang biasa yang bukan pekerja seni tampil dengan rambut gondrong, maka masyarakat akan menuduhnya sebagai preman. Tapi bila seorang pekerja seni tampil dengan rambut yang sama, dia sah karena pekerjaannnya sebagai seniman.

Pemandangan seperti itu bisa kita lihat di beberapa tempat yang merupakan komunitas karya seni. Seorang mahasiswa seni lukis atau patung yang baru mulai kuliah dan jarang masuk, sudah bergondrong-ria dan bergaya super eksentrik. Seni lalu identik dengan eksentrik, aneh, lain dari yang normal, dan bahkan luar biasa.

Tapi apa sebenarnya kreativitas itu? Apakah sekedar eksentrik? Apakah kreativitas itu menyangkut perilaku miring para seniman fashion dan seniman tari kita, yang entah mendapat ide dari mana untuk kreatif. Apakah kreativitas hanya melibatkan hal-hal yang berbau seni? Saya pikir tidak demikian.

Kreativitas juga menyangkut pikiran, menyangkut kerja otak, otak kanan maupun otak kiri. Dan kreativitas bukanlah sekedar seni. Seni memang salah satu di antara sekian karakter yang ada di otak kanan, dan kreativitas adalah karakter lain yang kebetulan saja satu lokasi dengan si seni yaitu di otak bagian kanan.

Jadi sebenarnya baik seni maupun kreativitas adalah satu golongan dalam partai otak kanan. Ini adalah bagian otak yang memiliki sifat berpikir divergen. Suatu jenis pikiran yang bersifat terbuka terhadap segala kemungkinan. Otak bagian kanan ini tidak membatasi pada apa yang dilihat oleh indera penglihatan saja. Dia berpikir dan memutuskan dengan memakai berbagai informasi dan dalam ruang lingkup yang menyeluruh. Sedangkan bagian otak kiri adalah otak yang bersifat konvergen. Suatu sifat berpikir yang tertentu dan membatasi fokusnya pada satu pandangan yang nyata dan ruang lingkup terbatas. Kreativitas jelas produk dari pikiran divergen. Dengan begitu jelas kreativitas bukan hanya dalam arti kata seni saja. Kreativitas memiliki arti lebih luas dari sekadar seni. Kreativitas tidak identik dengan hal-hal yang aneh atau eksentrik.

Jadi bila manusia berkembang dengan normal, dalam arti berkembang secara optimal baik bagian otak kiri maupun otak kanannya, ia akan memiliki kreativitas. Dan itu artinya kreativitas bukan hanya berarti lukis-melukis atau rancang-merancang. Kreativitas meliputi segala hal dalam hidup, karena dia salah satu karakter otak yang berpikir divergen.

Sayangnya kurikulum pendidikan kita amat dominan pada pengolahan bagian otak kiri sehingga yang berkembang adalah cara berpikir konvergen. Dengan cara ini kita tidak mampu berbuat banyak saat fokus kita yang hanya satu itu ternyata tidak membuahkan hasil seperti diinginkan.

Kita tidak siap dengan pikiran yang terbuka terhadap segala kemungkinan, termasuk mereka yang merasa dirinya kreatif, para "seniman" setengah matang yang hanya pamer ke-eksentrik-an saja. Saat para manusia yang menyatakan diri sebagai insan kreatif ini terbentur kebuntuan, dia tidak mampu melihat alternatif lainnya. Akhirnya mereka frustasi dan melarikan diri pada hal-hal fisik. Mereka tampil gondrong, kumal dan bergaya seniman, meskipun tidak ada hasil seni sepotong pun yang mampu menghidupi mereka secara layak.

Seniman yang matang dan berkembang kapasitas otaknya secara seimbang, meski tetap eksentrik, mampu menampilkan suatu kapasitas kehidupan yang baik. Kreativitas tetap harus dikembangkan terlepas anda ingin hidup di jalur seni atau bisnis. Hal itu sama sekali tidak berkaitan secara langsung dengan masalah kreativitas. Seni membutuhkan kreativitas agar menghasilkan produk yang indah dan bernilai. Sebaliknya bisnis juga membutuhkan kreativitas agar bisa berjalan dan mampu melahirkan inovasi. Para pekerja juga membutuhkan kreativitas agar hasil kerja mereka tidak sekadar seperti "perintah" dan "patron".

Semua orang membutuhkan kreativitas. Hidup pada akhirnya juga sebuah kumpulan aktivitas kreatif yang berulang-ulang. Tanpa kreativitas hidup akan jadi sulit dan tidak cukup tenaga untuk bertahan. Pada bab lalu kita bicara tentang affection dan sekarang tentang kreativitas. Ini adalah 2 hal yang seharusnya ada dalam kapasitas yang sama kuat di benak kita. Dengan begitu hidup akan lebih baik dan lebih bermakna.

Melatih Kreativitas dengan Right Brain Training

Karakter otak bukan seperti sebuah program komputer yang bisa langsung di-install. Pikiran baik divergence maupun convergence adalah sebuah benda metaforis yang memiliki akses ke seluruh bagian tubuh. Mengaktifkan kreativitas yang adalah karakter di dalam otak kanan, berarti mengaktifkan juga keseluruhan bagian otak kanan tersebut.

Ini memerlukan tindakan-tindakan stimuli atau rangsangan ke beberapa sistem syaraf dan kelenjar yang tepat. Pada metode right brain, stimuli diciptakan melalui kegiatan fisik dan psikis yang dipadu dalam sebuah rangkaian relaksasi. Dan hal ini persis seperti sebuah orkes simponi: kompleks, saling terkait, dan melibatkan banyak orang serta banyak alat yang berbeda-beda tapi menghasilkan keharmonisan.

Begitulah kerja pengaktifan bagian otak yang dikerjakan dalam Right Brain Training. Pertama kali ia akan berurusan dengan kelenjar pineal yang berada di tengah-tengah otak. Ini adalah sang pemimpin orkestra otak. Melalui komandonya, syaraf dan kelenjar di dalam otak dan di seluruh bagian tubuh memainkan musik sesuai tugas dan bagiannya. Dan right brain training langsung memberikan pelatihan kepada sang pemimpin. Kelenjar ini juga berfungsi sebagai jam tubuh. Dia sangat mempengaruhi fungsi tubuh yang berhubungan dengan penuaan dan umur. Memberikan kondisi yang baik kepada kelenjar pineal berarti memberikan kesempatan lebih lama kepada tubuh untuk menikmati kemudaan.

Kelenjar ini juga berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Dengan pengkondisian sedemikian rupa melalui latihan-latihan tertentu, kelenjar ini diaktifkan dan sekaligus mengaktifkan sistem kekebalan tubuh yang kurang berfungsi sempurna. Dengan demikian seluruh kondisi tubuh terjaga dan keadaannya semakin baik lagi.

Seperti sudah dikatakan, kerja otak meliputi sebuah jaringan besar mirip orkes simponi yang beranggota puluhan pemusik dengan keahlian masing-masing. Penyelarasan seluruh pemusik ini dalam bekerja dan memainkan alat musiknya sangat penting. Bila salah satu pemusik menggesek biola tidak pada waktunya, seluruh orkes simponi itu akan terganggu dan kacau. Untuk mendapatkan hasil musik yang sempurna diperlukan kerjasama seluruh anggota orkes tersebut. Seluruhnya harus selaras dan bermain sesuai skenario.

Bila itu terjadi, orkes simponi akan berjalan lancar, musik yang terdengar akan sangat indah dan ini memicu otak memasuki zona frekuensi yang ideal. Sebuah zona frekuensi yang dinamakan frekuensi alpha. Pada zona inilah otak akan berkerja secara otomatis dengan seluruh kemampuannya.

Mari kita mencoba membangun hubungan dengan kelenjar pineal dan mencoba memasuki zona frekuensi alpha.

Step 1

Cobalah pada malam hari, menjelang tidur. Anda harus yakin tidak ada lagi sesuatu yang perlu dikerjakan saat itu. Sebenarnya waktu terbaik adalah pagi hari sebelum anda memulai aktivitas.

Duduklah dalam posisi bersimpuh dengan punggung tegak. Pejamkan mata dan nyamankan tubuh dalam posisi tersebut. Saya ingatkan untuk tidak berkonsentrasi. Biarkan pikiran anda mengembara ke mana pun dan berpikir apa pun.

Perhatikan napas agar setenang mungkin. Saat menarik napas, napas benar-benar kita sedot masuk ke dalam rongga dada terus sampai ke perut, dan perut menggembung. Kemudian saat menghembuskan juga perlahan dan santai, betul-betul dihembuskan keluar sampai perut mengempis kembali. Perhatikan ini beberapa saat sampai berjalan secara otomatis dan tetap santai serta sempurna. Rasakan ujung hidung anda saat menarik napas, kesejukan yang dibawa oleh udara segar yang dihirup. Dan rasakan saat menghembus keluar, rasa hangat dan bayangkan napas yang keluar itu membawa serta seluruh racun serta zat berbahaya yang harus dibuang dari dalam tubuh.

Paling tidak anda harus melakukan latihan ini selama 10 menit untuk pertama kali. Setelah itu anda bisa memperpanjang waktunya sebatas maksimal yang anda mampu.

Saat memulai latihan dan memejamkan mata. Anda harus dalam keadaan jaga dan sadar seratus persen. Begitu pula selama latihan, keadaan jaga, sadar, tetapi seluruh tubuh dalam posisi santai dan istirahat total. Usahakan agar tidak ada posisi tubuh yang mengganggu, misalnya tegang, sehingga pengistirahatan tidak tercapai secara sempurna.

Frekuensi alpha hanya akan tercapai bila kondisi tubuh betu-betul santai dan kendur. Upaya anda berhubungan dengan kelenjar pineal akan tercapai bila seluruh tubuh kendur dan indera penglihatan serta kornea tidak lagi menerima sinar sekecil apa pun.

Jadi pejamkan mata sepanjang latihan dan padamkan penerangan yang akan mengganggu latihan.

Step 2

Pada langkah kedua ini anda dianggap telah minimal 3-4 kali mencapai tahapan frekuensi alpha dalam sekian kali latihan. Anda juga dianggap telah memahami "rasa" bilamana mencapai tahapan tersebut. Ini hampir tidak ada bedanya dengan suatu keadaan "terlena" sejenak dari keadaan jaga, bila suatu saat anda capai (red: capek, lelah) dan sedang istirahat sejenak. Keadaan "terlena" dalam alpha adalah keadaan terlena yang sadar sepenuhnya. Anda merasakan sedikit berayun dan itu anda pertahankan sampai memasuki satu situasi hening dan dalam keadaan sadar dan jaga.

Sekarang keadaan tersebut juga harus anda dapatkan dalam keadaan tetap sadar. Posisi tubuh tetap dalam keadaan bersimpuh dan kini tempatkan kedua belah telapak tangan di bagian muka. Ujung kelingking bertemu di tengah, di antara alis mata, dan ibu jari tepat di atas telinga. Sementara itu jari yang lain terbuka dan mengarah ke atas kepala. Pertahankan posisi ini dari awal latihan dan memasuki zona frekuensi alpha. Jangan berkonsentrasi dan mata tetap terpejam selama latihan.

Step 3

Pertahankan posisi bersimpuh dengan telapak tangan terletak pada daerah kening, ujung kelingking bertemu di tengah alis mata dan ibu jari terletak di atas daun telinga.

Sekarang, dengan posisi tersebut, hitunglah mundur dari 50 sampai 1. Hitung dengan perlahan-lahan, 50-49-48-47-46-45-44-43-42-41-40-... Bila di tengah jalan gagal karena lupa sampai di mana hitungannya, ulangi lagi sampai berhasil menyelesaikan hitungan ini.

Bila berhasil, berhentilah sejenak dalam keheningan. Lalu mulai lagi menghitung mundur dan sekarang dimulai dari 25 sampai 1. 25-24-23-22-21-... Bila ini berhasil lancar sampai akhir, turunkan lagi mulai menghitung dari 15-14-13-12-...

Yang terakhir adalah memulai hitungan dari angka 10-9-8-7-6-...

Step 4

Berhenti sejenak dari latihan bila telah mencapai hitungan mundur terakhir. Kita akan menggunakan ini sebagai kunci waktu afirmasi untuk menjalankan kreativitas. Anda bisa mencobanya dalam keadaan "jaga" biasa, tidak dalam keadaan seperti saat latihan. Cobalah dengan beberapa persoalan sederhana untuk memecahkannya secara kreatif dan hasil akhir yang lebih baik dari biasanya.

Misalkan suatu saat terjadi peristiwa anda tidak memiliki dana sedangkan saat itu ada keperluan mendesak yang membutuhkan dana sesegera mungkin. Mulailah dengan memejamkan mata dan melakukan praktek latihan dalam tempo yang cepat. Lakukan relaksasi secara cepat, lalu menghitung mundur versi terakhir (10 sampai 1) dan menegaskan/meniatkan bahwa saat hitungan mencapai angka 1 dan selesai, otak kreatif anda akan bekerja untuk memecahkan persoalan secara sebaik-baiknya dalam beberapa alternatif.

Cobalah latihan-latihan langsung begini beberapa kali sampai anda yakin mampu memprogram otak kreatif sesuai dengan kehendak anda.

Cobalah juga dengan kreativitas berbagai jenis seperti dalam gambar menggambar, tulis menulis, mengurai masalah yang rumit, dan sebagainya.

o O o

Kreativitas memang sesuatu yang tidak kelihatan bentuknya, namun nyata setelah olah kreativitas tadi terwujud dalam suatu hasil akhir yang mungkin tidak pernah dibayangkan. Dengan latihan-latihan yang diberikan dalam bab ini, diharapkan kreativitas seseorang bisa ditumbuhkan melalui latihan-latihan rutin. Tentu saja setelah kreativitas tumbuh dan berkembang, anda tetap perlu mengisi kapasitas otak kreatif tadi dengan berbagai pengetahuan dan literatur agar kreativitas yang telah diaktifkan memiliki kualitas dan manfaat.

Misalkan saja seseorang yang berlatih mengaktifkan energi kreativitasnya dan kemudian melatihnya dalam bidang seni lukis. Energi kreativitas yang telah aktif disalurkan ke dalam media kanvas lukis, cat, dan warna-warni. Untuk itu diperlukan pengetahuan dasar tentang dasar seni lukis, pola dan ruang, dimensi, serta bentuk.

Dan pemahaman yang baik secara teoritis, maka energi kreatif yang ada akan mendapatkan implementasi yang bermanfaat bagi si pemilik maupun lingkungannya.

Bila tidak, yang terjadi adalah orang ini akan tampil tanpa manfaat apa-apa baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Seperti seorang seniman yang bergaya full-seniman, dengan segala aksesoris eksentriknya tapi tidak pernah menghasilkan karya apa pun yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain.

Jadi intinya adalah bahwa orang hidup dengan kreativitas yang aktif dan bermanfaat baik bagi dirinya, keluarganya, orang lain, maupun lingkungannya. Inilah orang yang hidup dengan keseimbangan otak kiri dan kanan yang baik.

<< Pengembangan Otak kanan dalam Dunia Bisnis || Brain Storm >>

 
Pertanyaan atau pernyataan dapat disampaikan melalui e-mail.
Kritik tanpa solusi sangat tidak diharapkan karena hanya akan menambah masalah saja.
Dimohon maklum dan maafnya apabila terdapat sesuatu yang tidak berkenan.
Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.