Menjelang hari Natal dan Idul Fitri di Maluku, berkembang berbagai isu yang umumnya
berpesan akan terjadinya aksi kekerasan. Isu-isu ini telah menyebar luas dan telah
membuat masyarakat Kristen di Ambon hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.
Beberapa isu yang terpantau beredar dalam masyarakat antara lain:
1. Isu Desember Kelabu: Mari Padamkan Lilin di Bulan Desember
Natal berdarah merupakan isu yang dikemas dalam tema Mari padamkan lilin di bulan
desember. Isu sekaligus cita-cita kelompok jihad dan muslim Maluku ini telah menyebar
di tengah masyarakat Maluku baik Islam maupun Kristen. Isu ini semakin diperkuat
dengan adanya statement dari beberapa kalangan Islam Maluku bahwa bulan puasa bagi
umat islam maluku hanya dilaksanakan selama 3 hari (mulai 27-30 Nov), selanjutnya
hari-hari memasuki bulan natal bagi umat Kristen akan dibanjiri pertumpahan darah dari
ujung Halmahera sampai Tenggara Jauh.
Dalam kaitan itu, kelompok Islam dipulau Ambon berencana akan melaksanakan Tablig
Akbar di desa Passo dan sekitarnya (daerah Kristen). Rencana ini akan diawali dengan
penyerbuan besar-besaran terhadap desa Passo yang dilakukan dari 3 arah
masing-masing : Tulehu (arah timur), Nania (arah selatan) dan dari Galunggung, kampus
IAIN, Kebun cengkeh (arah barat). Penyerangan ini direncanakan akan dilakukan
beberapa hari sebelum pelaksanaan hari raya Idul Fitri 1421 H. yang akan diawali dengan
sholat tarawih berjamaah bersama warga muslim disepanjang jasirah leihitu (daerah yang
telah dikuasai oleh Islam).
2. Isu wisuda Unpatti berdarah
Wisuda Unpatti yang direncanakan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2000
bertempat di gedung PGSD (depan RS. Dr. Latumeten) diisukan akan diwarnai dengan
pembantaian terhadap para wisudawan Unpatti. Isu ini hangat dibicarakan mengingat
lokasi pelaksanaan wisuda ini berada pada daerah perbatasan (rawan konflik).
Ancaman pengusiran Warga Kristen dari Pulau Ai (Kepulauan Banda)
Sekitar 60-an kepala keluarga yang berpuluh tahun hidup di pulau Ai (Kepulauan Banda)
diancam akan dibunuh oleh warga Muslim didaerah kecamatan pulau Banda apabila
dalam batas waktu bulan desember 2000 tidak dievakuasi keluar dari pulau tersebut.
Gubernur Maluku Dr. M. Saleh Latuconsina mengatakan bahwa beliau juga baru
mendengar informasi ini dari Camat pulau Banda.
Camat pulau banda menyurati Gubernur Maluku untuk melakukan evakuasi terhadap
umat Kristen yang masih ada di pulau Ai, namun oleh Gubernur Maluku memberikan
alternatif yaitu : dievakuasi atau penambahan pasukan TNI ke daerah tersebut. Rencana
evakuasi warga Kristen dari pulai Ai ini selaras dengan rencana besar Islam Maluku,
yakni untuk melakukan relokasi atau pengusiran terhadap umat Kristen di beberapa
daerah strategis di Maluku, selain pulau Seram, Buru dan beberapa daerah strategis di
daerah Maluku lainnya. |