The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics
Links

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us 

Refferal

Feedback

Pattimura

  References

 

  Want to Help?

Siwalima Report 82 - Provided By Masariku Network & Harian Siwalima

EDISI: SABTU, 2 DESEMBER 2000

Nasib Warga Kristen di Pulau Kasui Lari Masuk Hutan, Dikejar dan ditangkap, Paksa Anut Islam

Bayang-bayang ekspansi Islamisasi dibalik konflik fisik dan politik berkelanjutan dan berkepanjangan di Maluku, sudah semakin terang. Dari Pulau Kasui, Kecamatan Seram Timur tersiar kabar, bahwa sekitar 650 warga Kristen di pulau itu dipaksa menganut Islam. Mereka dari desa Tanah Baru 250 orang, 130 orang diantaranya adalah perempuan, Desa Utah sebanyak 375 orang dan 55 diantaranya perempuan.

Sebelumnya, Minggu 26 November, Kasui diserang tiba-tiba oleh sekelompok perusuh/penyerangan yang terindentifikasi sebagai massa Muslim. Saat rentet tembakan senjata organik dan hujan mortir berguyuran, mereka sempat lari masuk hutan. Tapi perusuh terus memburu dan berhasil menangkap hidup-hidup, lalu digiring ke kampung Kasui. Hingga kini mereka ditahan, diintimidasi, wajah dan leher ditodongi laras senjata lalu dikasih pertanyaan ini: "terima Islam berarti hidup, menolak berarti mati" demikian kesaksian sejumlah saksi yang disebar luas ke Kota Ambon saat ini.

Saat dikonfirmasikan, Koordinator Tim Pengacara Gereja (TPG) Semmy Waelereuny, SH tidak membantah apa yang dihadapi warga Kristen Kasui. "Memang benar, seluruh warga Kristen di Kasui saat ini berada ditangan perusuh Islam, ditahan, dan dipaksa masuk Islam. Bahkan sebanyak 20 orang dari antara mereka telah disunat dan sisanya sedang menunggu giliran," ucap Semmy, Jumat kemarin.

"Pemaksaan itu sangat tidak manusiawi, tidak bermoral, dan termasuk pelanggaran HAM, Gubernur Latuconsina diminta segera menuntaskan kasus tersebut," tegasnya. Tapi sayangnya, ujar Semmy, hingga saat ini Gubernur selaku Penguasa Darurat Sipil daerah (PDS) yang pernah sesumbar untuk mengirimkan pasukan segera, ternyata tidak hanya omong kosong. Padahal kondisi warga Kristen di sana sungguh memprihatinkan.

Dilihat dari letaknya, Desa Kasui adalah yang terkecil di Pulau Kasui sehingga perusuh/penyerang mudah menguasai wilayah itu dengan persenjataan yang cukup lengkap. "Saat ini kondisi moral dari saudara-saudara kita disana sudah sangat hancur, mereka diserang secara tiba-tiba, lari masuk hutan, dikejar dan ditangkap, lalu dipaksa masuk Islam. Kalau menolak berarti mati," ujar Semmy. Para penyerang berasal dari kelompok yang manamakan diri laskar jihad, ada juga kelompok masyarakat biasa.

Ketika ditanya berapa banyak laskar jihad yang terus berekspansi ke Ambon, Semmy mengatakan, sesuai data yang dihimpun TPG, hingga November ini susdah mencapai 14. 617 orang, dan tersebar di seluruh wilayah Kotamadya Ambon, Maluku Tengah, dan Pulau Buru.

Untuk korban materi, Semmy katakan bahwa secara keseluruhan fasilitas yang ada dalam desa itu habis terbakar, baik itu gereja, sekolah, rumah penduduk bahkan harta yang ada didalam rumah sampai kepada ternak peliharaan seperti Sapi pun turut diambil dan dibawah ketempat lain. Sedangkan untuk korban jiwa Semmy katakan bahwa ada dua sebab yakni yang pertama sebagai akibat dari penyerangan dan kedua akibat dari mereka tidak mau mengikuti kehendak dari kelompok perusuh untuk memuluk agama Islam. Dikatakan jumlah korban yang diinformasikan sampai saat ini sudah 59 orang, tetapi belum terhitung jumlah mereka yang sementara ini berada didalam hutan yang dipaksa untuk masuk Islam. (mg1/mg2)


Giliran Jaffar Ingin Hancurkan TNI - Polri

Ambon, Siwalima (2/12/00) - "Bom Syariat Islam" yang dilempar Jaffar Umar Thalib, makin meluaskan sikap kontra hebat dari kalangan Kristen. Pernyataannya itu, kata Tjo, jelas kelihatan bahwa ia memiliki tekad untuk menghancurkan TNI/Polri sebagai institusi terdepan menyelamatkan ideologi Pancasila dari segala bentuk bahaya laten.

"Tak perlu perpanjang kata, pernyataan Jafar itu jelas ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi Islam, yang sudah sejak awal kemerdekaan ditolak mentah-mentah oleh kalangan elite Kristen dari Kawasan Timur Indonesia. Dan selama 55 tahun Indonesia merdeka, TNI/Polri telah menjadi institusi penyelamat Pancasila dari berbagai rongrongan di dalam negeri. Bahkan Pancasila dijadikan nafas TNI/Polri. Kalau sekarang mau diganti sama saja menghancurkan TNI/Polri. Saya kira sasaran Jaffar itu lebih kepada TNI/Polri," kata George Leasa, SH, MH.

Menurutnya, jika itu yang dikehendaki oleh kelompok-kelompok politik dalam Islam, "Saya termasuk orang yang sangat menentang keras, model ideologi apapun yang jelas-jelas menggantikan Pancasila harus ditolak," tandasnya.

Dikatakan, Pancasila adalah satu-satunya jalan tengah yang dapat mempersatukan berbagai etnis dan agama di Indonesia. Kemudian tujuh jenderal TNI AD dibunuh secara sadis oleh PKI tahun 1965, karena mempertahankan ideologi Pancasila. Lalu sekarang muncul keinginan menghilangkannya dengan ideologi Islam, berarti mereka harus siap menghadapi perlawanan hebat dari TNI/Polri bersama mayoritas rakyat Indonesia yang tetap setia kepada republik ini, tegasnya.

Kepada mereka, "Saya tegaskan, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang sudah ada sejak negara ini dibangun. Jangan kita mengingkari terhadap sejarah, kita boleh buat pengakuan, penghormatan teerhadap agama, tetapi ingat, tidak boleh mengangkat satu agama untuk dijadikan ideologi negara. Kalau dipaksakan berarti awal kehancuran bangsa ini semakin mendekat".

Menyinggung tudingan Jaffar bahwa TNI/Polri terlibat dan ikut melanggengkan konflik, Tjo menilai, pernyataan itu merupakan sebuah usaha cuci tangan dan mau memposisikan aparat keamanan sebagai kelompok pemicu pertikaian di Ambon dan Maluku.

"Itu pernyataan untuk cuci tangan, ingin menghancurkan leburkan TNI/Polri dengan memanfaatkan konflik Maluku. Kalau sampai berhasil dihancurkan, otomatis akan memuluskan perjuangan mereka untuk menjadikan Islam sebagai ideologi negara. Ini malapetaka besar yang harus diwaspadai TNI/Polri jika tidak ingin melihat kehancuran bangsa ini," tandasnya.

Tapi apakah betul begitu? "Jaffar harus membuktikan pernyataannya itu. Dia harus membuktikan kepada Penguasa Darurat Sipil daerah bahwa konflik ini memang permainan TNI/Polri bukan jihad," tegas Tjo.(mg5/mg1/mg2)

Provided By Masariku Network & Harian Siwalima


Received via e-mail from : Masariku Network by way of PJS

Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com