|
|
Siwalima Report 85 - Provided By Masariku Network EDISI: RABU, 6 DESEMBER 2000 Ambon, Siwalima (06/12/00) - Tokoh Kristen, Agus Wattimena akhirnya angkat bicara
menyatakan penyesalannya soal trik-trik yang sengaja dibangun oleh kalangan Islam radikal
melalui etnis luar Maluku pimpinan Jaffar Umar Thalib, guna memancing emosi orang Kristen,
agar tetap terlibat dalam konflik guna memuluskan kepentingan politik Islam. Padahal,
kedatangan laskar jihad jelas-elas semakin menghancurkan Maluku. Karenanya jika negara
tetap membiarkan etnis Maluku (SalamSarane) terus menderita, maka bukan tidak mungkin
akan muncul pernyataan pisah dari Indonesia. Alasannya, kata Agus Wattimena, sudah
terlampau lama Maluku, dibiarkan menderita padahal kalau Maluku adalah Indonesia,
pemerintah sudah seharusnya menyelesaikan masalah Maluku dan tidak perlu ada konspirasi
menghancurkan orang Maluku. Berikut komentar Agus Wattimena kemarin di Ambon, yang
disajikan secara bertutur. Bukti konkrit, ketika Universitas Pattimura dibakar, itu berarti penghancuran masa depan orang Maluku, dan ini kita terima. Nah Islam Maluku juga harus lihat ini, orang Kristen sudah melihat ini tetapi orang Islam Maluku sudah terkontaminasi tentang isu yang sementara berkembang, rumor yang beredar bahwa negara ini akan dijadikan negara Islam dan itu akan terjadi dan Maluku merupakan barometer, kalau orang Kristen di Maluku hancur berarti di daerah lain sepertinya hanya membalik telapak tangan. Tetapi jangan harap itu akan terjadi kita akan perang sampai titik darah penghabisan. Selama saya belum merasa aman jangan berbicara tentang rekonsiliasi, kalau sudah aman dan saya sudah bisa berjalan di negeri saya, bisa ke Waihaong, Batu Merah, baru kita berbicata tentang damai, tetapi saya belum merasa aman untuk apa berbicara tentang rekonsiliasi, untuk kepentingan siapa. Ketika kita digiring berbicara tentang sebuah perdamaian, besok komunitas Kristen dibakar, ini negara macam apa. Jadi yang ingin saya katakan, kejahatan ini dilakukan oleh negara Kesatuan Republik Indonesia, dan laskar jihad sebagai alat Kalau begini terus orang Maluku, pantas bertanya kok kita di Maluku terlalu menderita, dan kalau kita tinggal dengan bangsa ini berarti anak cucu kita akan diinjak-injak, untuk apa tinggal dengan negara yang jahat begini, kalau Maluku adalah Indonesia berarti kerusuhan ini sudah berakhir, tetapi ada unsur kesengajaan untuk membunuh kita etnis Maluku baik Islam maupun Kristen. Khusus orang Kristen saya harapkan tetap menahan diri tetapi waspada sebab terbaca trik yang sengaja dimainkan memancing emosi umat Kristen untuk bergerak sehingga di bulan puasa ini kita dituduh sebagai orang yang memulai, padahal dalam ajaran agama Muslim bahwa di bulan suci Ramadhan harus menjauhkan diri dari hal-hal yang jahat, jangan ganggu siapa-siapa. Kalau saya ditanya mengenai tudingan yang mengatakan bahwa TNI adalah antek-antek RMS sebenarnya akhir-akhir ini perusuh ingin membuat kekacauan pada kinerja dan kenetralan TNI sudah mulai bagus tetapi suatu saat jika terjadi negosiasi TNI juga bisa bunuh katorang, jadi belum terlalu percaya. TNI harus betul-betul netral. Saya akan percaya TNI jika TNI yang bukan organik Kodam XVI Pattimura pulang sebab kalau bicara kepentingan melerai pertikaian dan keterjebakan Islam dan Kristen mengapa tidak ada pasukan dari Kupang, Manado, Irian kok dari Jawa melulu. Jadi sebenarnya ada urusan apa. (saswaty matakena)
|