|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com> PENDUSTA-PENDUSTA REPUBLIK Salam Sejahtera! Saudara-saudara sebangsa, Saya ingin mengajak saudara memperhatikan beberapa berita di bawah ini, yang mengungkapkan "berbagai" peristiwa di sekitar Pulau Ambon! Saya akan memperlihatkan bahwa saya "tidak sembarangan" menyebut sebagian "sumber" sebagai "pendusta" dan "penghasut"!!! Silahkan menyimak!!! Sdr. RUD SUG dan OGEB, silahkan mengomentari isinya, dan mohon agar to the point, tanpa basa-basi murahan yang tidak perlu, agar orang bisa menilai dan menarik kesimpulan!!! MASARIKU UPDATE 13 MEI 2001 Baru hari ini wasantara di kota kami aktif kembali, jadi beta baru bisa kirim kabar lagi dari kota Ambon. Minggu, 13 Mei 2001 Pukul 13.30 WIT, Kembali terjadi penembakan di perairan teluk Ambon oleh warga Muslim terhadap warga Kristen yang menumpang speed boat tujuan Gudang Arang-Galala, yang mengakibatkan 3 orang meningal dunia dan 2 lainnya mengalami luka-luka yang cukup serius. Ketiga orang yang meninggal adalah: 1. Elsoes Kaya (25), mengalami luka tembak pada pinggul kiri. Dan korban luka-luka adalah: SOURCE ASTAGA Date 2001-05-13 Speed boat "Teluk Ambon" dari dermaga Benteng, Kecamatan Nusaniwe tujuan Desa Galala, Kecamatan Baguala, Kodya Ambon, Minggu sekitar pukul 14.30 WIT, ditembak di Teluk Dalam Ambon mengakibatkan tiga penumpang tewas. Data yang dihimpun Antara menunjukkan, tiga korban meninggal masing-masing Polly Manuputty (61) --beralamat di Desa Passo-- mengalami luka tembak di belakang kepala, Ny. Magdalena Pitris/Manuputty (65) --beralamat di Desa Suli-- mengalami luka robek pada pelipis kiri akibat terkena serpihan peluru dan tertembak pada bahu kiri, serta Elsoes Kaya (25) yang tertembak di pinggul kiri hingga tembus. Selain tiga korban meninggal, aksi penembakan itu pun mengakibatkan dua orang penumpang lainnya mengalami luka-luka yakni Ongen Manuputty (26) --beralamat Desa Passo-- tertembak di punggung kanan serta Wolly Mahue (33) --beralamat di Lateri-- mengalami luka tembak pada paha kiri serta tangan kiri. SOURCE JAKARTA POST Date 2001-05-13 AMBON, Maluku (JP): A violent attack took place in the waters off Ambon on Sunday when gunmen sprayed bullets at the speedboat Teluk Ambon at about 2:30 p.m., killing three people and injuring two others. The three fatalities were identified as the speedboat driver Selvianus Kaya, 25, and passengers Poli Manuputty, 61, and Magdalena Manuputty, 65, a local journalist quoted staff at the Haulussy General Hospital as saying. JOSHUA: SOURCE REPUBLIKA Date 2001-05-14 Ambon-RoL-- Pertikaian di teluk Ambon kembali menelan korban. Akibat aksi baku tembak antar 2 speedboat yang ditumpangi dua kelompok bertikai, 3 orang dikabarkan tewas dan 2 orang luka parah. Kejadian pada Ahad(13/05/01) sekitar pukul 14.30 WIT semakin menambah panas situasi kota Ambon, yang dalam beberapa hari terakhir terlihat tegang. Ketiga korban yang meninggal akibat tembak menembak itu adalah Elsius Kaya, Riry Manuputty dan Polly Manuputty. Sedangkan penumpang yang mengalami luka-luka adalah Holly Mahua dan Ongen Manuputty. Baik korban meninggal maupun luka saat ini juga dilarikan ke RSUD Haulussy Ambon. Sejumlah saksi mata mengungkapkan, aksi baku tembak yang terjadi di perairan Batu Merah, itu terjadi setelah sebuah speed dari arah Benteng yang hendak menuju ke Galala berpapasan dengan sebuah speedboat yang melaju dari Rumah Tiga menuju Batu Merah, di sekitar perairan Batu Merah. Tidak tahu siapa yang memulai, tiba-tiba kedua speed tersebut terlibat aksi baku tembak," kata Umar Hasan yang saat kejadian menyaksikan langsung kejadian itu dari depan bank Bapindo di pantai Mardika. FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH Setelah mendapat serangan di perairan teluk Ambon, Kamis (10/5) lalu, pada hari Ahad (13/5) sekitar pukul 14.30 WIT, muslim Ambon melancarkan serangan balasan terhadap pihak kristen. Serangan balasan kali ini dilakukan setelah Marinir TNI AL tidak berusaha menangkap pelaku penembakan terhadap speedboat warga muslim sebelumnya. Padahal, dalam Tablgh Akbar yang digelar di halaman Masjid Al Fatah beberapa hari yang lalu, umat Islam meminta agar TNI segera menangkap pelaku penembakan yang melukai Waisa (32), warga Waitomu, Kecamatan Leihitu. Aksi serangan balasan itu, dilancarkan terhadap sebuah speedboat milik kristen yang melayani rute Benteng – Galala. "Ketika speed berpenumpang 20 orang pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) melewati perairan Batu Merah, dari arah Rumah Tiga bergerak sebuah speed muslim. Begitu berpapasan, speed yang ditumpangi warga muslim langsung melepaskan tembakan," kata Hasan, salah satu saksi mata. Rentetan tembakan muslimin tadi, akhirnya mampu menghajar penumpang speed yang berjubel itu. Akibatnya 3 orang dinyatakan tewas dan 2 lainnya luka parah. Kristen yang menemui ajal adalah Elsius Kaya, Riry Manuputty dan Polly Manuputty. JOSHUA: Sementara "republika berdusta", dengan memberitakan kejadian tersebut sebagai suatu "baku tembak", "habib mereka, si laskar jarah", malah membantah "dusta republika ", dengan menyebut peristiwa tersebut sebagai "serangan balasan Muslim"!! Akibatnya, "saksi yang sama", ":Hasan", bisa memberikan "kesaksian yang berbeda" untuk satu peristiwa!!! Kepada "republika", si "saksi mata" ini mengatakan "tidak tahu siapa yang mulai", tapi kepada "laskar jahad", dia katakan "Muslim langsung melepaskan tembakan"!!! Jika "iblis" melawan "setan", yang nampak adalah "kebodohan"!!! SOURCE REPUBLIKA Ambon-RoL-- Aksi penyerangan di perairan Ambon kembali terjadi. Bahkan serangan kali ini tergolong besar karena dilakukan diberbagai tempat dengan serempak. Akibat pertikaian pada hari Senin (14/05/01) itu dikabarkan 3 orang tewas. Korban tewas adalah Jamaudin Wenno (30) dan Fauzan Ely (3). Keduanya warga desa Lattu, kecamatan Kairatu, Maluku Tengah daratan Pulau Seram. Keduanya tewas saat speedboat yang ditumpanginya diberondong penyerang kristen di sekitar perairan Ori, Pulau Haruku. Sedangkan korban lainnya adalah, Hasan Lain (50). Hasan tewas setelah ditembak saat mengail ikan di perairan Laha, kecamatan Baguala, Ambon. Keterangan yang berhasil Republika himpun dari Posko Lattu di Batu Merah Ambon, pada Senin sore menyatakan, kejadian memilukan yang menimpa warga Lattu tersebut terjadi saat speedboat yang ditumpangi sekitar 20 orang warga Lattu diberondong tembakan oleh kelompok pengacau kristen di peraran Ori. "Saat itu speed melaju dari Lattu hendak menuju Tulehu. Sesampainya diperaiaran Ori, terlihat sebuah speed yang dibodinya bertuliskan Puri Indah melaju dari arah desa Kamarian, Pulau Seram. Begitu mendekati speed yang ditumpangi warga Lattu tersebut, speed Puri Indah langsung menghujani tembakan," kata Irwan Patty, ketua Kerukuan Amalattu di Ambon. Akibat serangan tersebut, lanjut Irwan, Jamaudin dan Fauzan langsung tewas seketika. Saat itu juga korban Fauzan langsung dilarikan ke desa Lattu. Sementara jenazah Jamaudin hingga berita ini belum ditemukan karena terjatuh di laut. FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH Pada hari ini, Senin (14/5) kristen Ambon kembali melancarkan serangan serempak terhadap warga muslim. Serangan kali ini dilakukan pihak kristen di 3 lokasi perairan di sekitar kepulauan Ambon. Yakni, diperairan Hutumuri, Ori dan Laha Akibat serangan tersebut 4 orang meninggal dunia karena terjangan peluru yang dilepaskan kristen Ambon. Keempat korban yang meninggal tersebut antara lain Fauzan Ely (3) dan Jamaudin Wenno (30) keduanya warga Lattu. Keduanya meninggal saat speed yang ditumpanginya diserang para pemberontak kristen di perairan Ori, Haruku. Keterangan yang diperoleh dari Posko Lattu menyatakan, insiden penembakan terhadap speed yang penuh dengan warga Lattu, Seram itu terjadi diperairan Ori. Menurut mereka, saat itu speed bertolak dari Lattu hendak menuju Tulehu. Namun sesampainya di dekat perairan Ori, muncul speed kristen yang bertuliskan Puri indah di lambungnya, dari arah Kamarian. Begitu mendekati speed yang ditumpangi warga muslim tadi, speed Puri Indah itu langsung menghujani penumpangnya dengan tembakan. Akibatnya, 2 korban meninggal dan bebrapa penumpang lainnya mengalami luka parah. Korban Fauzan dilarikan ke desa Lattu, sementar hingga kini jenazah Jamaudin Wenno masih dalam pencarian karena terlempar di laut. JOSHUA: Setahu saya, hanya ada tiga daerah Muslim di sekitar Kairatu, yaitu "Waimital" yang sering disebit "Gemba", "Waihatu" (di sebelah kiri Kairatu jika dilihat dari pantai), dan satu di antara Kairatu dengan Seriawan (di sebelah kanan), dan namanya "Waiselang"!!! Saya bisa saja "tidak tahu" bahwa memang sudah ada desa baru bernama "Latu"!!! Jika anda melihat peta Pulau Haruku, maka di sebelah "utara", terdapat Desa "Pelauw" (Islam) dan "Kariuw" (Kristen), tetapi Kariuw sudah tak ada lagi (dibumi hanguskan)! Di sebelah "kanan/Timur" agak ke utara, terdapat Desa Kristen "Hulaliu"! Di antara Pelauw dan Hulaliu, terdapat "Desa O r i "! Di sebelah "kiri/barat" agak ke utara, terdapat desa Islam, "Kailolo", Kabau" dan "Ruhumony", yang berhadapan dengan desa "Liang" (Islam), "Waai" (Kristen yang sudah dibumihangus kan), dan desa "Tulehu" (Islam) di Pulau Ambon!!! Jika anda berlayar dari Kairatu "lurus ke selatan", anda akan tiba di "Liang"! Dengan menyusuri pantai memutari tanjung ke selatan lagi, anda akan melewati "Waai", yang sepenuhnya dikuasai oleh "laskar jarah", dan tiba di "Tulehu"! Anda bisa "dipotong" oleh speedboat dari desa Kristen, "Seriawan" dan "Kamarian" di Pulau Seram, tetapi hal ini "mudah dipantau" dari "Pelauw" dan "Kailolo" (Haruku) serta "Liang" (Ambon)! Jadi, jika anda berlayar lurus ke Selatan ( apalagi kalau agak serong menjauhi Seriawan dan Kamarian), maka praktisnya, anda "aman terlindung" di kiri-kanan, sampai ke Tulehu!!! Pertanyaannya, "mengapa anda harus menyimpang ke kanan", menuju Ori, sedangkan tujuannya adalah "Tulehu" di sebelah kiri??? Jika, katakanlah bahwa anda "hanyut terbawa arus", mengapa anda tidak "mampir" ke Pelauw?? Seandainya saja, anda diserang di "perairan Ori", oleh speedboat dari Seriawan atau Kamarian, maka serangan tersebut akan sangat mudah dipantau dari Pelauw yang "lebih dekat" ke anda, dan oleh desa Islam "Kulur" di Pulau Saparua, yang juga "lebih dekat" ke anda, daripada Seriawan atau Kamarian ke anda!!! Selain itu, "penyerang Kamarian dan Seriawan" mengambil risiko cukup besar , dengan serangan "bodoh" seperti itu!!! Akibat "tuntunan kapten dungu", akhirnya, yang "meninggal" bukannya di bawa ke Pelauw yang "lebih dekat", atau ke Tulehu sebagai "bukti", tetapi dibawa kembali ke "Latu", dgn. risiko "diserang lagi" oleh Kamarian dan Seriawan??? Pada akhirnya, "serangan fiktif" ini selesai dengan "korban hilang", satu hanyut di laut dan yang lain "kembali ke Latu" (dan tentunya hilang juga)!!! Dusta yang menyedihkan atau bukan?? FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH JOSHUA: SOURCE REPUBLIKA FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH JOSHUA: Jika melihat peta Pulau Ambon, tentu anda akan berpendapat sama dengan saya, "melihat jarak, kecepatan dan bunyi mesin speedboat, faktor apakah yang masih tinggal untuk dijelaskan dengan istilah "t i b a – t i b a"??? Dalam hal ini, si "laskar jahad" masih lebih baik, karena menyebutkan bahwa "Adebu" itu "sudah dikenal" (unsur surprise)!!! Masalahnya, mengapa si Hasan harus ditembak dari belakang, padahal kedatangan "siapapun" di dalam situasi seperti ini, pasti akan diawasi dgn. curiga!!! Jika si "saksi" berada di dalam "perahu bagan", maka kemungkina besar dia akan "selamat", walau saya ragu bahwa dia "dapat melihat jelas peristiwa tersebut dan mengenali wajah "Adube"!! Jika dia masih di dalam "perahu" yang membawa mereka ke laut, saya tidak percaya kalau "Adube" mau "meninggalkan seorang saksi"!!! Jika mungkin bahwa "Adebu" atau "Adube" ini adalah seorg. "nelayan", maka "membidik dan menembak "kepala" dari seseorang yang bergerak, di atas bagan yang beralun, dari speed boat yang bergerak cepat dan juga beralun, dengan satu tembakan dan "mengena" adalah "mujizat"!!! Ataukah hanya semacam "dusta murahan"??? SOURCE REPUBLIKA FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH JOSHUA: Jika anda melihat di peta, Hutumuri itu sudah berada di luar Teluk Baguala, dan saya jadi heran bahwa di dalam suasana seperti sekarang ini, mengapa si "Basri" harus coba-coba ke sekitar pantai desa Kristen, kalau bukan untuk menantang, atau sebagai "umpan"!!? Jika rombongan penyerang benar berasal dari Pulau Haruku, maka kemungkinan besar mereka bergerak dari desa Kristen Haruku-Sameth atau Oma! Tapi, perbuatan ini pasti ‘tercium’ dari desa-desa Muslim di dekat situ, seperti Tulehu, Tengah-Tengah dan Tial!!! Anehnya lagi, desa Kristen Hutumuri yang dulunya dituduh sebagai "penerima 12 peti kemas berisi senjata dan amunisi, batuan Israel, Belgia dan Belanda, yang dibawa oleh sebuah kapal kontainer, ternyata "tidak bereaksi melihat "umpan di depan mata"!!?? Saya percaya, semua ini adalah "dongeng murah" untuk mendapatkan lisensi "h a l a l" bagi "perbuatan jahad" atau "rencana jahad" mereka!!! Pendusta-pendusta rerpublik, dengan dusta dan hasutan yg. "menyedihkan" dan "memalukan"!!! Salam Sejahtera!!! JL. Received via email from: Alifuru67@egroups.com |